Buku Omar Khayyam ini adalah novel biografi yang mengisahkan petualangan seorang lelaki muda terpelajar bernama Omar Khayyam yang kelak menjadi sufi, filsuf, ahli matematika, ahli astronomi, dan penyair pengarang rubaiyat yang masyhur.
Dengan kecerdasannya dalam matematika dan kecintaannya terhadap bintang-bintang, Omar Khayyam mendapat jabatan bergengsi sebagai ahli perbintangan sang sultan, kemudian ia diberi hadiah kekayaan yang melimpah ruah.
Semasa remaja, Omar Khayyam memang kerapkali mendatangi toko kitab untuk belajar dan membeli kitab, hingga Yasmi sang putri pemilik toko kitab itu diam-diam jatuh hati kepada putra Ibrahim ini.
Sejak saat itu putra Ibrahimlah yang mengisi pikiran Yasmi. Dia tidak lagi memperhatikan orang-orang berkuda yang melewati taman di sebelah ujung jalan, namun dia duduk di suatu tempat yang memungkinkan dia melihat gerbang madrasah di pagar halaman masjid. Dan jika lelaki muda berpembawaan canggung itu tiba, berjalan bersama dengan lelaki-lelaki muda lainnya, maka Yasmi memalingkan muka, sementara pipinya terasa hangat.
Namun dia tetap mengawasi lelaki itu dengan sudut matanya. Untuk pertama kali dia melihat bagaimana tegapnya lelaki muda itu menjejakkan terompahnya di atas batu-batu yang rata. Bibirnya penuh dan kehitam-hitaman. Dan apabila dia tersenyum kepada Yasmi, wajahnya yang hitam itu berseri lembut. (Halaman 13).
Dengan bermacam-macam cara Yasmi mencoba menarik perhatian Omar Khayyam muda. Pernah dia mencoba memakai bedak kakaknya, lalu dia menghitamkan kelopak dan bulu matanya dengan kohl. Kemudian dia merangkai bunga yang dijatuhkannya saat Omar lewat di dekat toko.
Ketika Omar muda itu datang ke toko, Yasmi memperhatikan gerak-geriknya. Bagaimana Omar duduk di tempat yang terpapar cahaya matahari, bagaimana dia membaca buku-buku yang disukainya, bagaimana dia mengerutkan kening dan menggerakkan jari di atas lembaran-lembaran kertas penuh tulisan.
Yasmi juga memperhatikan kitab yang selalu dipilih oleh Omar. Yasmi memeriksa kitab itu, melihat ada banyak gambar dengan lingkaran-lingkaran, garis-garis, dan bidang-bidang aneh yang terbagi-bagi. Dia tidak dapat membaca kitab itu namun bisa mengenali bentuknya.
Pada suatu ketika Yasmi bertanya kepada Omar perihal apa yang ia kerjakan jika sedang sendirian, saat tidak melakukan apa-apa, tidak mengambil air atau menggendong anak, atau mencuci pakaian.
"Kalau aku sendirian, aku ingin punya menara untuk mengamati benda-benda angkasa."
"Terus, apa lagi?"
"Ingin mengamati bagian-bagian langit, dan salinan daftar bintang-bintang yang disusun Ptolemeus." (Halaman 21).
Yasmi mengagumi Omar yang bercita-cita ingin punya menara untuk mengintai benda-benda langit. Bergulirnya waktu, Omar sangat sedih dan memilih untuk bertualang mencari sang kekasih, sehingga melupakan tugasnya sebagai ahli perbintangan sultan, sebab saat itu kekasihnya dipaksa oleh orang tua beserta kerabatnya untuk menikah dengan seorang saudagar kaya.
Buku ini diringkas dan dikemas dengan kata-kata yang ringan dan sederhana. Memiliki pembahasan tentang sejarah yang dapat mengedukasi para pembaca. Buku ini cocok bagi pembaca yang menyukai bacaan dengan genre fiksi sejarah.
Selamat membaca!
Identitas Buku
Judul: Omar Khayyam
Penulis: Harold Lamb
Penerjemah: Sushela M. Nur
Penerbit: Diva Press
Cetakan: I, Juli 2018
Tebal: 480 Halaman
ISBN: 978-602-391-549-1
Baca Juga
-
Vivo V60 Resmi Rilis, Andalkan Kamera Telefoto ZEISS dan Snapdragon 7 Gen 4
-
Review Buku Indonesia Merdeka, Akhir Agustus 2025 Benarkah Sudah Merdeka?
-
Samsung Segera Kenalkan Galaxy S25 FE, Dibekali Prosesor Exynos 2400 dan CPU 10 Core
-
Vivo X Fold 5 Resmi Masuk Indonesia, HP Lipat dengan Durabilitas Tinggi serta Engsel Kuat dari Baja
-
Menganalisis Ideologi Negara dalam Buku Ragam Tulisan Tentang Pancasila
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Hanya Aku dan Papa, Kisah Teladan tentang Co-Parenting
-
Ulasan Buku Manusia Target, Orang Sukses itu Tak Kenal Kata Putus Asa
-
Ulasan Buku The Power of Kentut, Seorang Gadis Masuk Surga Gara-Gara Kentut
-
Cinta Mampu Mengubah Malas Menjadi Rajin dalam Novel Coz Loving U Gus
-
Semangat Belajar Gadis Yatim Piatu dalam Novel Mendung di Atas Casablanca
Ulasan
-
Review Film The Exit 8: Ketakutan Nyata di Lorong Stasiun yang Misterius
-
Membaca Ulang Kepada Uang: Puisi tentang Sederhana yang Tak Pernah Sederhana
-
Review Film Siccin 8: Atmosfer Mencekam yang Gak Bisa Ditolak!
-
Film Man of Tomorrow, Sekuel Superman Tayang Tahun Depan?
-
Kisah Manis Pahit Persahabatan dan Cinta Remaja dalam Novel Broken Hearts
Terkini
-
Playlist Jadi Vitamin Mental: Musik Sebagai Mood Booster Anak Muda
-
Raffi Ahmad Masuk Bursa Menpora: Dukungan, Kritik, dan Spekulasi Politik
-
Memahami Protes Gen Z di Nepal, Larangan Media Sosial dan "Nepo Baby': Apa Sih Itu?
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
Tak Cuma Sri Mulyani, Yudo Sadewa Sentil 'Ternak Mulyono' di Tengah Kontroversi