Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Sam Edy
Gambar buku 'Amalan Hati'.[Dok pribasi/ Sam]

Hidup yang tenang dan damai merupakan impian banyak orang. Ketenangan hidup biasanya bermula dari hati dan pikiran yang juga tenang. Tenang dan bijak dalam menyikapi berbagai situasi dan kondisi. Dan berusaha mengambil pelajaran berharga dari setiap kejadian yang menimpa.

Orang yang hatinya baik biasanya jauh dari prasangka atau pikiran buruk. Kepada saudara, teman, atau tetangganya, ia akan selalu menampakkan perilaku terbaiknya. Ramah, murah senyum, suka menolong, adalah ciri khas yang dimilikinya. Ia enggan untuk berprasangka yang tidak-tidak pada sesama.  

Mengapa kita tak boleh berprasangka yang buruk? Mungkin sebagian dari kita mempertanyakan hal ini. Dalam bukuAmalan Hati’ dijelaskan bahwa orang yang selalu berprasangka buruk, hidupnya tidak akan tenang, hati dan pikirannya akan selalu diliputi kegelisahan, matanya tidak akan bisa dipejamkan selalu dihantui rasa kecemasan dan ketakutan.

Allah dan Rasul-Nya telah melarang dengan tegas kepada kita untuk melakukan perbuatan berprasangka buruk pada orang lain. Alasannya, karena akan mengakibatkan kita menjadi orang yang selalu mencari-cari kesalahan, mencari-cari isu dan kita akan mudah menyebarkan aib (rahasia) orang lain, yang kesemuanya itu adalah perbuatan keji (hlm. 68).

Orang yang memiliki hati baik juga enggan untuk melakukan kedustaan atau kebohongan. Ketika bersalah atau melakukan kekhilafan, dia akan legawa untuk mengakui kesalahannya, memohon maaf kepada orang yang dizaliminya, dan berusaha untuk tidak mengulangi kembali.

Dusta adalah termasuk penyakit yang akan mengotori hati dan perbuatan kita. Dalam buku ini diungkap, berdusta akan mengakibatkan hilangnya kepercayaan dari orang lain. Orang tidak akan pernah percaya kepada pendusta atau pembohong walaupun ia akan bersumpah berkali-kali atas nama tuhannya.

Berdusta merupakan penyakit hati yang sangat dibenci Allah, bahkan sampai disebut sebagai terkutuk bagi orang yang melakukan kedustaan. Orang yang berdusta termasuk manusia yang sangat kejam karena ia berani membohongi dirinya sendiri, membohongi orang lain, dan bahkan membohongi Allah (hlm. 86).

Orang yang hatinya baik biasanya gemar menolong sesama. Terlebih ketika melihat saudara, teman, atau tetangganya sedang mengalami kesulitan. Menolong di sini ada kalanya dengan menggunakan harta benda, tenaga, maupun pikiran.

Menolong dengan harta benda termasuk ke dalam kategori sedekah yang baik. Orang yang gemar sedekah, akan ditinggikan derajatnya oleh Allah. Begitu tinggi derajat yang diberikan Allah kepada mereka yang gemar bersedekah. Mereka akan memperoleh pahala berlipat-lipat dan juga mendapat jaminan menjadi penghuni surga (hlm. 102).

Buku karya Achmad Rozi El Eroy yang diterbitkan oleh CV Garuda Mas Sejahtera ini dapat menjadi bacaan kaya akan renungan hidup. Renungan yang dapat mengantarkan kita pada hidup yang tenang, damai, dan bahagia. Kekurangan buku ini adalah: masih dijumpai kesalahan penulisan yang tentu saja masih bisa direvisi bila pihak penerbit ingin menerbitkannya kembali. Semoga ulasan ini bermanfaat.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Sam Edy