Apakah saat ini kamu ingin berkarya di suatu bidang namun masih ragu untuk menekuninya? Ataukah barangkali sudah berada dalam tahap tersebut tapi rasanya sulit untuk menjaga semangat.
Jika iya, buku berjudul 'Yakin Selamanya Mau di Pojokan?' bisa menjadi salah satu bacaan yang jadi booster semangatmu dalam berkarya!
Buku karya Monica Anggen ini membahas tentang 50 cara menjadi pribadi yang eksis dan penuh karya. Di dalamnya, penulis memaparkan tips-tips agar kita bisa lebih berani dalam mengeluarkan semua potensi yang kita miliki.
Untuk mewujudkannya, ada tiga tahapan yang mesti dilakukan. Pertama adalah melihat ke dalam diri sendiri, kedua adalah mengembangkan potensi, dan terakhir adalah mulai beraksi.
Dari ketiga tahapan ini, penulis memaparkan berbagai tips yang bisa diikuti agar kita mampu menjaga semangat untuk terus berkarya.
Secara umum, pesan yang saya tangkap dari keseluruhan isi buku adalah keberanian untuk mengejar passion. Mengenai hal ini, penulis beberapa kali menekankan agar kita punya kemauan yang kuat untuk mengabdikan hidup kita pada sesuatu yang benar-benar kita cintai.
"Kenyataan membuktikan, semua tokoh sukses di dunia ini menemukan satu hal yang paling diminati dan yang dicita-citakannya, lalu mereka berusaha menguasainya hingga ahli. Bidang yang sama mereka kuasai sampai mati." (Halaman 18).
Selain itu, penulis juga banyak melampirkan kutipan dan kisah singkat dari beberapa tokoh yang berhasil di bidangnya masing-masing. Mulai dari Isaac Newton, Bill Gates, hingga JK. Rowling.
Melalui buku ini, saya bisa ikut merasakan besarnya semangat yang dikobarkan penulis agar kita tidak takut untuk menghadapi setiap resiko saat ingin berkarya sesuai passion. Sebab, di luar sana ada banyak orang yang sudah membuktikan hal tersebut.
Secara umum, buku ini menarik dari segi motivasi yang dipaparkan oleh penulis. Beberapa tips yang dibahas juga sangat aplikatif.
Hanya saja, bagi sebagian orang, hal tersebut barangkali terdengar seperti glorifikasi sebuah passion yang tidak realistis. Tidak semua orang terlahir dan tumbuh dari lingkungan yang mendukung passion kita sepenuhnya dalam berkarya.
Terlepas dari hal tersebut, buku itu tetap menarik untuk disimak. Khususnya bagi pembaca yang tertarik untuk mengejar karier sesuai passion dalam bidang apa pun!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Buku Timeboxing: Atur Waktu di Era Digital Biar Hidup Nggak Chaos
-
Ironi Kasus Keracunan Massal: Ketika Petinggi Badan Gizi Nasional Bukan Ahlinya
-
Harga Buku Mahal, Literasi Kian Tertinggal: Alasan Pajak Buku Perlu Subsidi
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
-
Headline, Hoaks, dan Pengalihan Isu: Potret Demokrasi tanpa Literasi
Artikel Terkait
-
Dibeberkan Mayor Teddy, Prabowo Borong Buku Sejarah hingga Ekonomi di Toko Langganan saat Kunjungan ke India
-
Ulasan Buku Seni Mengubah Nasib, Memperbaiki Mindset tentang Keuangan
-
Ulasan Buku Ketika Alina Marah, Melatih Anak untuk Meregulasi Emosi
-
Ulasan Novel Canting: Filosofi Kebudayaan Jawa dalam Membangun Rumah Tangga
-
Kholid Nelayan Banten Ngaku Baca Buku saat Debat, Publik Bandingkan Kebiasaan Gibran
Ulasan
-
Relate Banget! Novel Berpayung Tuhan tentang Luka, Hidup, dan Penyesalan
-
4 Kegiatan Seru yang Bisa Kamu Lakukan di Jabal Magnet!
-
Novel Ice Flower: Belajar Hangat dari Dunia yang Dingin
-
Novel Dia yang Lebih Pantas Menjagamu: Belajar Menjaga Hati dan Batasan
-
Review Series House of Guinness: Skandal dan Sejarah yang Sayang Dilewatkan
Terkini
-
Sea Games 2025: Menanti Kembali Tuah Indra Sjafri di Kompetisi Level ASEAN
-
Gawai, AI, dan Jerat Adiksi Digital yang Mengancam Generasi Indonesia
-
Effortlessly Feminine! 4 Padu Padan OOTD ala Mina TWICE yang Bisa Kamu Tiru
-
Married to the Idea: Relevankah Pernikahan untuk Generasi Sekarang?
-
Tutup Pintu untuk Shin Tae-yong, PSSI Justru Perburuk Citra Sendiri!