'Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati' bukan sekadar novel tentang makanan favorit, tetapi sebuah perjalanan emsional yang menggambarkan realitas mental health dengan cara yang unik.
Dalam novel ini, Brian Khrisna menghadirkan kisah Ale, seorang pria 37 tahun yang mengidap depresi akut dengan pendekatan slice of life yang mengena, dekat dengan keseharian, dan penuh renungan.
Cerita dimulai dengan keputusan Ale untuk mengakhiri hidupnya di ulang tahunnya yang ke-37. Namun, sebelum itu, ia ingin menikmati seporsi mie ayam terakhir dari Pak Jo.
Perjalanan sederhana ini justru membawanya pada berbagai pertemuan yang mengubah cara pandangnya terhadap kehidupan.
Dalam novel ini, Brian Khrisna membangun karakter-karakternya dengan baik. Ale sebagai tokoh utama digambarkan dengan begitu manusiawi, seorang people pleaser yang tumbuh di lingkungan yang tidak memvalidasi perasaannya.
Ia sangat relatable bagi banyak orang yang merasa lelah secara emosional dan mental. Kehadiran karakter-karakter lain yang ditemui Ale selama perjalanannya juga menambah warna dalam cerita, meskipun beberapa karakter terasa kurang tergali karena keterbatasan ruang dalam novel ini.
Brian menulis dengan bahasa yang mengalir, ringan, dan penuh sentuhan humor meskipun topik yang diangkat cukup berat. Ini membuat buku ini mudah diikuti tanpa terasa terlalu depresif.
Banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah Ale, terutama tentang bagaimana kita memandang hidup, menerima diri sendiri, dan menyadari bahwa makna bisa ditemukan dalam interaksi sederhana dengan orang lain.
Novel ini juga mencerminkan spirit masyarakat Indonesia, dimana kehangatan, interaksi sosial, dan bantuan dari orang asing bisa memberikan dampak besar bagi seseorang yang sedang terpuruk.
Meski begitu, beberapa kejadian dalam perjalanan Ale terasa terlalu kebetulan dan sedikit kurang masuk akal. Hal ini membuat cerita kadang terasa dipaksakan untuk mencapai titik tertentu.
Menuju akhir cerita, beberapa momen terasa sedikit padat dan terburu-buru, seolah ingin menyampaikan banyak hal dalam waktu yang singkat.
'Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati' adalah novel yang penuh dengan refleksi kehidupan. Dengan paduan humor, realitas mental health, dan interaksi sederhana yang menyentuh, buku ini berhasil menyampaikan pesan bahwa kadang kebahagiaan bisa ditemukan di tempat yang tidak terduga.
Meski memiliki beberapa kelemahan dalam alur dan pengembangan karakter, novel ini tetap direkomendasikan untuk dibaca.
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE
Baca Juga
-
Kisah Inspiratif Seekor Kucing di Novel Si Belang dan Ondel-Ondel Bercahaya
-
Novel 'Kafe Purnama Bayu', Kafe Kopi Impian yang Bisa Mengabulkan Keinginan
-
Ulasan Novel Senaskhah Hidup, Ketika Kehilangan dan Takdir Bertemu
-
Hari-Hari Bersama Miyu, Kisah Sedih dan Harapan dari Kehidupan Kucing Oren
-
Review Novel Rahsia Paling Rahsia, Kisah Pencarian Harta dan Tekad Memikat Hati Hawa
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Under Baswara's Feet, Rahasia di Balik Tugas Sinematografi
-
Kunjungi Toko Buku di New Delhi, Prabowo Pernah Ungkap Karya Paulo Coelho Pengaruhi Hidupnya
-
Ulasan Novel Lethal (Mematikan): Novel Suspense yang Penuh dengan Kejutan
-
Review Buku Meski Berantakan Kita Harus Bertahan: Kekacauan yang Menguatkan
-
Gratis! Ini Cara Akses Buku Pelajaran dan Bank Soal di Aplikasi Rumah Pendidikan
Ulasan
-
Review Film The Call of the Wild: Petualangan Seekor Anjing di Hutan Alaska
-
Serunya di Kopi Pedalaman, Cafe dengan View Danau Sipin Kota Jambi
-
Review Film Work It: Kisah Remaja yang Berambisi Meraih Impiannya
-
Duel Batin dalam Film The Order
-
Menikmati Mendoan, Cita Rasa Banyumas yang Tak Lekang oleh Waktu
Terkini
-
Andy Mantan Kontestan Project 7 Bergabung dengan ARrC sebagai Anggota Baru
-
Tayang 3 April, Netflix Rilis Opening Credit Animasi Devil May Cry
-
Squid Game 3 Resmi Tayang Mulai 27 Juni 2025 di Netflix
-
Setelah Indonesia, Film Almarhum Siap Gentayangan di 49 Negara!
-
Sinopsis 'The Most Beautiful Girl in The World', Film Terbaru Reza Rahadian