ONEWE selama ini dikenal sebagai band yang kerap merilis lagu-lagu bernuansa ballad dengan melodi yang emosional dan lirik yang menyentuh hati.
Ciri khas ini membuat mereka menonjol sebagai grup band yang mampu membawakan kisah cinta, kehilangan, dan harapan dengan cara yang mendalam dan penuh perasaan.
Namun, dalam lagu “End of Spring", mereka menunjukkan sisi lain dari musikalitas mereka dengan menghadirkan beat yang lebih cepat, ritme yang enerjik, dan suasana yang jauh lebih ceria.
Perubahan ini terasa menyegarkan, sekaligus menandai langkah berani ONEWE untuk bereksperimen dan berkembang sebagai musisi yang tidak terpaku pada satu genre saja.
Perpaduan ini memberi warna tersendiri bagi band tersebut, tanpa meninggalkan ciri khas musik band yang selama ini mereka usung.
Energi drum dari Harin menjadi fondasi kuat yang menjaga konsistensi ritme lagu dari awal hingga akhir, membuat transisi antar bagian lagu terasa halus.
Lirik lagu ini menggunakan musim semi sebagai metafora untuk cinta. Spring atau musim semi digambarkan sebagai masa-masa indah saat cinta masih terasa hangat.
Namun kini, musim itu telah berlalu. Dengan bait seperti, “Aku tertawa karenamu, menangis karenamu. Semua terasa indah karenamu di hari-hari musim semi itu,” lagu ini menyampaikan rasa rindu dan kehilangan yang mendalam. Meski dari segi musiknya penuh semangat, lagu ini tetap menyimpan emosi yang dalam di balik aransemennya.
Salah satu bagian yang paling menonjol adalah pre-chorus yang dibangun secara dinamis dengan beat yang cepat, berbeda dari rilisan sebelumnya yang mengusung genre lebih tenang, seperti Regulus dan Reminisce About All.
Vokal Yonghoon menjadi pengantar yang kuat menuju chorus yang membahana. Dongmyeong juga memberikan warna lembut dalam versenya, dan harmoni antara suaranya dengan rap dari Giuk membuat lagu ini terasa seimbang secara emosional dan musikal.
Meski bagian vokal terasa cukup baik, ada ruang yang bisa dieksplorasi lebih jauh agar lagu ini bisa mencapai potensi maksimal dalam sisi vokalnya.
Jika kamu penggemar setia sound rock ONEWE, versi rock dari “End of Spring” yang diaransemen oleh Kanghyun hadir sebagai alternatif menarik yang lebih sesuai dengan selera kamu.
Untuk video musik “End of Spring” juga tak kalah menarik. Video dibuka dengan adegan di gurun pasir, Yonghoon terlihat membawa bunga biru sebagai simbol musim semi yang tersisa.
Namun, di akhir video, ia menginjak bunga tersebut, seolah menggambarkan upaya untuk melupakan cinta yang telah berakhir. MV ini memiliki tiga lokasi utama, yakni gurun, gudang dengan lampu neon, dan area luar tempat pesta berlangsung.
Yang menariknya lagi, sebagian besar video justru memperlihatkan suasana pesta dan keramaian. Banyak orang menari, tertawa, dan menikmati momen bersama ONEWE, menciptakan kesan kebersamaan dan keceriaan yang memukau.
Hal ini mungkin menggambarkan harapan untuk bisa move on dan bahagia meski musim cinta itu telah usai. Di akhir video, para member berkumpul di sekitar api unggun, tetapi berdiri terpisah, seolah masih menyimpan kesedihan yang belum tuntas.
Beberapa cameo dari ONEUS, Purple Kiss, dan AleXa turut muncul di MV ini, menunjukkan kedekatan antar artis di bawah naungan RBW Entertainment.
Secara keseluruhan, “End of Spring” menunjukkan bahwa ONEWE tidak takut untuk bereksperimen. Mereka mampu menggabungkan unsur EDM dan rock dengan porsi yang pas tanpa saling menutupi.
Lagu ini terasa seperti perpaduan konser band dan pesta klub dalam satu paket. Drum menjadi elemen paling menonjol dan membawa semangat lagu dengan sangat baik. Meski bukan lagu dengan vokal paling kuat dari ONEWE, lagu ini tetap menyenangkan dan memiliki daya tarik tersendiri.
Dengan konsep musik dan video yang penuh warna, “End of Spring” adalah lagu yang cocok untuk menemani masa peralihan. Lagu ini menunjukkan bahwa meskipun musim semi telah berakhir, namun kenangan akan tetap hidup, dan kehidupan harus terus berjalan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Mengeksplorasi Musik Estetik Lewat Lagu ONEUS Bertajuk Same Scent
-
Review Lagu Kai Mmmh: Cinta Posesif dalam Balutan R&B yang Elegan
-
Ulasan Film Maggie: Komedi Absurd yang Sarat akan Makna
-
Cafe Sawah Pujon Kidul: Oase Pedesaan dengan Pemandangan Memukau di Malang
-
Sarinah Jakarta: Ruang Publik dengan Gaya Kekinian di Jantung Ibu Kota
Artikel Terkait
-
SHINee Rayakan 17 Tahun Debut Lewat Single 'Poet | Artist' Ciptaan Jonghyun
-
Ariana Grande Refleksikan Perempuan Penuh Komitmen Lewat Lagu Right There
-
Mengeksplorasi Musik Estetik Lewat Lagu ONEUS Bertajuk Same Scent
-
Review Lagu Kai Mmmh: Cinta Posesif dalam Balutan R&B yang Elegan
-
Yoasobi Kembali Menangkan 'Gold Award' di JASRAC 2025 Berkat Lagu 'Idol'
Ulasan
-
Ulasan Buku 'Who Are You?', Cara Memahami Pikiran Bawah Sadar Seseorang
-
Review Film Sayap-Sayap Patah 2 - Olivia: Kisah Baru, Luka Lama
-
Review Buku The Principles of Power: Tentang Menjadi Berpengaruh Tanpa Harus Berkuasa
-
Ulasan Novel How to End A Love Story:Ketika Cinta Harus Bertemu Luka Lama
-
Ulasan Buku Finding My Bread, Kisah si Alergi Gluten Membuat Toko Roti
Terkini
-
Sinopsis Mission: Impossible - The Final Reckoning, Akhir Saga Terkenal
-
Belajar Membaca Peristiwa Perusakan Makam dengan Jernih
-
Prabowo Tunjuk Jenderal BIN Jadi Dirjen Bea Cukai: Loyalitas di Atas Kompetensi?
-
5 Anime Apokaliptik Terbaik dengan Ending Kiamat yang Bikin Susah Lupa
-
Carey Mulligan Dirumorkan Masuk Jajaran Pemain Film Reboot Narnia