Scroll untuk membaca artikel
Sekar Anindyah Lamase | Ardina Praf
Novel Toko Jajanan Ajaib Zenitendo 6 (goodreads.com)

Novel Toko Jajanan Ajaib Zenitendo 6 kembali menunjukkan dunia penuh keajaiban yang menjadi ciri khas karya Reiko Hiroshima.

Toko Zenitendo dibuka kembali setelah insiden di buku sebelumnya, namun kali ini suasananya terasa agak berbeda.

Nyonya Beniko, sang pemilik toko yang biasanya selalu tenang, cermat, dan bijaksana, mulai menunjukkan tanda-tanda yang tidak biasa.

Ia sering salah ketika memberikan rekomendasi jajanan. Sesuatu yang sangat jarang terjadi sebelumnya. Bahkan, kesehatannya juga terlihat menurun.

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah Nyonya Beniko memang kelelahan, atau ada seseorang yang berusaha mencelakainya?

Cerita dalam buku keenam ini tetap mengikuti pola yang sudah dikenal pembaca setia Zenitendo.

Toko ini ditemukan oleh enam pelanggan secara tidak sengaja, yang kemudian membeli jajanan sesuai kebutuhan mereka.

Namun, yang membuat cerita kali ini terasa lebih seru adalah ketika ada tokoh tambahan baru, yaitu pelanggan Zenitendo yang ternyata bukan hanya dari manusia saja.

Dalam salah satu cerita, hewan peliharaan pun bisa membeli jajanan ajaibnya sendiri! Inilah yang menjadi daya tarik cerita kali ini hingga membuat ceritanya menjadi lebih beragam.

Kisah-kisah pelanggan dalam buku ini masih mengangkat tema-tema yang lekat dengan kehidupan sehari-hari, seperti keinginan untuk diakui, kesepian, rasa iri, dan harapan untuk berubah menjadi lebih baik.

Setiap cerita menunjukkan bagaimana keinginan yang terlalu besar atau tindakan impulsif bisa membawa konsekuensi yang tidak diinginkan.

Meskipun formatnya pendek-pendek, setiap kisahnya menyajikan pesan moral yang sangat menarik.

Pembaca akan merasa masuk ke dalam petualangan yang seru dan berwarna. Dengan sedikit sentuhan magis, hal itu mampu membuat kita berpikir mengenai pilihan yang kita ambil.

Meski masih terasa magis, pola kemunculan toko Zenitendo dalam setiap seri mulai terasa monoton.

Sejak buku pertama hingga yang keenam, toko ini selalu muncul tiba-tiba di hadapan orang-orang yang sedang mengalami masalah, sebuah formula yang kini cukup mudah ditebak.

Bagi pembaca baru, cara ini mungkin masih mampu memunculkan rasa takjub, namun bagi pembaca setia yang mengikuti sejak awal, pola tersebut bisa menimbulkan kesan repetitif dan sedikit membosankan.

Untungnya, kekuatan utama buku ini tetap berada pada kisah individual para pelanggan dan interaksi mereka dengan jajanan ajaib yang dibeli.

Salah satu kekuatan yang masih dipertahankan dalam seri keenam ini adalah bagaimana setiap cerita mampu menyentuh sisi emosional pembaca.

Selain cerita yang menghibur, ada juga beberapa cerita yang menampilkan sedikit sindiran halus hingga membuat kita merenung.

Dunia Zenitendo yang tampak ajaib sebenarnya adalah cermin dari dunia nyata, di mana keinginan, pilihan, dan tanggung jawab berjalan beriringan.

Misteri mengenai kondisi Beniko juga menjadi benang merah yang menarik untuk diikuti sepanjang buku.

Apa yang sebenarnya terjadi dengannya? Apakah benar ada yang mencoba menjatuhkannya? Atau ini hanya bagian dari perjalanannya sebagai penjual jajanan ajaib?

Yang tidak hanya menjual jajanan saja, tapi ada misi tertentu untuk membantu banyak orang menuju jalan hidup mereka kedepannya?

Semua pertanyaan ini akan membuat pembaca penasaran bagaimana kisah dari seri ini berakhir.

Secara keseluruhan, Toko Jajanan Ajaib Zenitendo 6 masih menjadi bacaan yang menyenangkan dan penuh imajinasi.

Buku ini pas untuk dinikmati oleh pembaca dari segala usia, khususnya bagi mereka yang menyukai kisah-kisah ringan bernuansa fantasi yang mengandung nilai-nilai kehidupan.

Walaupun beberapa pola cerita terasa mulai familiar, kehadiran elemen baru seperti pelanggan dari kalangan hewan serta teka-teki seputar kondisi Beniko memberikan warna berbeda yang menyegarkan.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Ardina Praf