"Tidak Ada New York Hari Ini" merupakan sebuah buku puisi-prosa karya M. Aan Mansyur yang terbit pada 2016 dan dikenal luas karena menjadi bagian penting dari film Ada Apa Dengan Cinta? 2. Meski popularitasnya banyak terdorong oleh film tersebut, karya ini berdiri kuat sebagai sebuah buku puisi yang mandiri, matang, dan kaya resonansi emosional.
Aan Mansyur menyajikan kumpulan tulisan yang merangkai kesendirian, pencarian diri, dan kegelisahan manusia modern dalam bahasa yang padat, musikal, dan intim. Buku ini bukan sekadar kumpulan puisi, ia seperti jurnal batin seseorang yang hidup jauh dari rumah, jauh dari cintanya, atau bahkan jauh dari dirinya sendiri.
Salah satu kekuatan utama buku ini adalah nadanya yang personal. Setiap tulisan terasa seperti fragmen pikiran yang diambil dari seseorang yang sedang menjalani perjalanan jauh, baik secara geografis maupun emosional.
Judul "Tidak Ada New York Hari Ini" sendiri menggambarkan perasaan kehilangan ruang dan waktu, seolah kota besar yang semestinya penuh warna pun dapat kehilangan gairahnya ketika jiwa sedang kosong.
Puisi-puisi Aan dipenuhi gambaran kota asing, lampu-lampu malam, keramaian yang justru memantulkan kesepian, serta identitas yang tercerabut dari akar. Pembaca diajak memasuki ruang batin penutur lirik yang berada di New York namun merasa tidak pernah benar-benar ada di sana.
Buku ini mengusung gaya bahasa yang khas, sederhana namun filosofis, ringan namun menggugah, dan kadang melankolis dengan cara yang sangat lembut.
Aan Mansyur tidak berupaya menciptakan puisi yang sulit, sebaliknya, ia menulis dengan kejujuran yang lugas. Kalimat-kalimatnya banyak menyoroti hal-hal kecil yang sering terlewatkan seperti cahaya di jendela, rasa asing pada bahasa orang lain, suara hujan di kota jauh dan mengolahnya menjadi refleksi mengenai hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
Tema cinta dalam buku ini juga menarik karena tidak hadir dengan cara klise. Cinta dalam puisi-puisi Aan adalah cinta yang matang, bukan sekadar kerinduan pada kekasih, tetapi kerinduan pada komunikasi, pada keutuhan identitas, pada rasa dekat yang tidak selalu hadir meski jarak terukur begitu jelas.
Judul-judul seperti “Aku Tidak Bakal Bisa Menghapusmu” atau “Engkau yang Kutemukan pada Diriku” menunjukkan bagaimana cinta dalam buku ini lebih bersifat internal dan reflektif. Cinta yang dihadirkan bukanlah euforia, melainkan kegamangan dan kebutuhan akan saling memahami.
Selain itu, unsur perjalanan dan diaspora sangat terasa. Penutur lirik tampak seperti seseorang yang tinggal sementara di Amerika, membawa banyak ingatan tentang Indonesia, lalu mencoba memahami dirinya dalam ruang asing. Ada benturan antara harapan dan kenyataan, antara masa lalu dan masa kini, antara keinginan untuk memilih dan keterpaksaan untuk menerima.
Dari segi struktur, buku ini menarik karena tidak hanya memuat puisi konvensional. Aan menyertakan fragmen cerita, catatan pendek, dan baris-baris yang lebih mirip aforisme.
Variasi bentuk ini membuat buku terasa dinamis dan tidak monoton. Beberapa bagian bahkan seperti percakapan yang tidak selesai, seolah penutur lirik sedang berbicara kepada seseorang yang sangat jauh namun tetap ia bayangkan dekat. Keberagaman bentuk ini membuktikan kemampuan Aan untuk bermain di batasan antara puisi dan prosa.
Secara keseluruhan, "Tidak Ada New York Hari Ini" adalah buku yang memadukan kesederhanaan dan kedalaman. Buku ini memberi ruang untuk keheningan, ruang untuk memahami diri, dan ruang untuk mengakui bahwa perjalanan manusia sering kali bukan tentang tempat yang dituju, tetapi tentang bagaimana ia memaknai dirinya di sepanjang perjalanan itu.
Karya ini membuktikan bahwa Aan Mansyur adalah salah satu penyair dengan sensitivitas bahasa yang kuat di Indonesia. Ia mampu menangkap gejolak batin manusia modern dan menuangkannya dalam kalimat-kalimat yang tajam namun lembut. "Tidak Ada New York Hari Ini" bukan hanya buku untuk dibaca sekali, melainkan buku yang dapat kembali dibuka kapan saja ketika pembaca membutuhkan teman dalam keheningan atau sekadar ingin merasakan kembali pertemuan antara kata dan perasaan.
Identitas Buku
Judul: Tidak Ada New York Hari Ini
Penulis: M. Aan Mansyur
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tanggal Terbit: 28 April 2016
Tebal: 120 Halaman
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Novel Never Over, Cinta yang Tak Pernah Selesai
-
Ulasan Novel My Darling Dreadful Thing, Cerita Horor di Rumah Tua Beckman
-
Ulasan Novel Outlier: Penerimaan Diri di Tengah Luka Lama
-
Ulasan Novel The Friend Zone: Pilihan Sulit Antara Cinta dan Mimpi
-
Ulasan Novel Where Loyalty Lies: Perjalanan Menemukan Jati Diri
Artikel Terkait
-
Mengurai Masalah Islam Kontemporer Lewat Buku Karya Tohir Bawazir
-
Tingkatkan Literasi Perlindungan Jaminan Sosial Pekerja, BPJS Ketenagakerjaan Gelar Acara Bedah Buku
-
Paradoks Literasi Gen Z: Mengapa Minat Baca Tinggi tapi Pemahaman Rendah?
-
Terinspirasi Puisi Penyair Palestina, JILF 2025 Angkat Tema Homeland in Our Bodies
-
Otak Lelah Gara-gara 'Scroll'? 7 Cara Simpel Biar Suka Baca Buku Lagi
Ulasan
-
Review Film Dopamin: Terlalu Nyata dan Getir
-
Setelah Suzume, Makoto Shinkai Bikin Pengumuman Mengejutkan Soal Proyek Film Selanjutnya
-
Mengurai Masalah Islam Kontemporer Lewat Buku Karya Tohir Bawazir
-
Ulasan Novel Beside You: Takdir sebagai Pemeran Pengganti
-
Mercusuar Cafe & Resto: Pesona Kastil Iblis Cocok untuk Pencinta Gotik!
Terkini
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Curhat Pedih Helwa Bachmid: Bongkar Pernikahan Rahasia dengan Habib Bahar
-
4 Brightening Serum Lokal dengan Glutathione untuk Efek Cerah Maksimal
-
Saling Sindir, Sarwendah Dituding Ingin Rusak Citra Ruben Onsu
-
Bolehkah Anjing Makan Apel dan Pisang? Ini Daftar Buah yang Aman dan yang Harus Dihindari