Ulasan Film Lovely Man: Kisah Seorang Transgender dan Anaknya

Candra Kartiko | reza rizki
Ulasan Film Lovely Man: Kisah Seorang Transgender dan Anaknya
Film Lovely Man. (Netflix/Lovely Man)

Sebagai seorang anak tentunya ingin tumbuh besar dengan kedua orang tua yang lengkap dan normal. Sayangnya, hal itu tidak dialami oleh tokoh Cahaya (Raihaanun) dalam film Lovely Man. Ia harus merasakan ditinggal sosok ayah dari umur empat tahun. Beranjak dewasa, akhirnya ia memutuskan untuk menemui ayahnya di Jakarta. Berbekal secarik kertas bertuliskan sebuah alamat, ia nekat berangkat ke Jakarta walaupun Ibunya tidak mengizinkan.

Sesampai di Jakarta, Cahaya malah menemui kenyataan yang mengejutkan tentang ayahnya yang seorang transgender bernama Ipuy (Donny Damara). Masih dilanda keterkejutan, Cahaya harus menerima bahwa ayahnya sebenarnya tidak ingin menemuinya. Ipuy yang seorang transgender memiliki pekerjaan yang dianggap tabu di masyarakat yaitu Pekerja Seks Komersial (PSK) di daerah Taman Lawang. Belum lagi Ipuy yang terlibat masalah karena mencuri uang komplotan kriminal sehingga ia harus dikejar-kejar. 

Di satu sisi, Cahaya juga menghadapi masalah yang tak kalah pelik. Cahaya tengah hamil muda dan ingin mencari jawaban dari pertanyaannya selama ini. Mengapa ayahnya meninggalkannya? Apakah ia harus menggugurkan kandungannya? Selama waktu yang singkat Ipuy memberikan waktunya untuk menemani Cahaya menjawab pertanyaannya selama ini. 

Lovely Man merupakan film garapan Teddy Soeriaatmadja. Bertindak sebagai penulis dan sutradara, Teddy Soeriaatmadja berani mengangkat kehidupan malam dan transgender ke layar kaca. Kedua hal tersebut masih dianggap tidak lazim pada tahun 2011 saat film ini keluar pertama kali. Namun, dari kedua hal yang tak lazim itu Teddy Soeriaatmadja mampu mengemasnya dalam cerita yang apik dalam permasalahan ayah dan anak atau “Father Issue”. 

Cerita yang apik tentu didukung dengan aktor dan aktris yang dapat mendalami peran. Raihaanun sebagai Cahaya mampu memerankan seorang gadis pesantren yang lugu dan polos tanpa dibuat-buat. Ia juga mampu menghadirkan kesan seorang anak yang sangat merindukan kasih sayang ayahnya. Bila dilihat sekilas peran Cahaya tampak rapuh, namun sebenarnya Cahaya ini merupakan sosok yang tegar.

Donny Damara tak kalah apik dalam memerankan tokoh Ipuy. Berbalut dengan gaun mini berwarna merah, tas jinjing, wig, sepatu hak dan riasan menor, Donny Damara tetap bisa menunjukan perhatian seorang ayah kepada anaknya. Ada ikatan antara orangtua dan anak yang bisa dirasakan oleh penonton terlepas dari keadaan tak lazim mereka berdua.

Film ini juga menampilkan suasana malam kota Jakarta dengan lampu remang-remang berwarna kuning. Sesekali terlihat tempat umum dengan lampu berwarna putih atau pasar malam dengan lampu warna-warni. Bisa dibilang cara pengambilan gambar terasa kasar dengan gambar yang berguncang-guncang mengikuti gerakan tokoh tetapi hal ini yang menjadikan film ini terasa nyata. Plot juga sangat mudah dipahami karena film ini menggunakan plot maju dan kronologi yang tertata rapi.

Film Lovely Man tidak hanya menarik dari segi cerita dan pengambilan gambar tetapi juga pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Tak heran berbagai penghargaan diraih film ini seperti Best Actor pada Asian Film Awards, Best Film pada Tiburon International Film Festival, Best Feature Film pada Maya Awards, dan masih banyak lagi penghargaan yang diraih.

Film dengan durasi 76 menit ini memang tidak bertengger lama di bioskop Indonesia karena menerima banyak kecaman dari berbagai pihak tetapi film ini tetap menjadi film yang layak tonton dengan pesan-pesan menyentuh di dalamnya. Film ini dapat dinikmati pada platform Netflix atau platform streaming lainnya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak