Selain menjadi sarana untuk melakukan ekspresi diri, seni peran jalanan juga seringkali dipergunakan oleh masyarakat untuk menyuarakan kritik terhadap pemerintahan. Tak terkecuali pada masa dinasti Joseon, banyak sekali kita temukan di berbagai literatur yang menyebutkan bahwa para badut jalanan yang memainkan seni peran, memberikan kritik terhadap pemerintahan para raja dan juga Menteri-menterinya kala itu. Alhasil, jika pertunjukan tersebut berhasil, maka secara langsung ataupun tak langsung, kewibawaan raja dan para pembesar kerajaan pun menjadi tercoreng.
Ketika pemerintahan Joseon dipegang oleh Raja Sejo (diperankan oleh Park Hee Soon), kelompok-kelompok pertunjukan seni peran tradisional seringkali mengangkat kisah sang raja dan enam Menteri yang dieksekusi olehnya. Keenam Menteri tersebut dieksekusi oleh Raja Sejo karena tak mau mengakuinya sebagai raja Joseon yang baru. Penyebabnya adalah, untuk menjadi raja Joseon, Raja Sejo harus membunuh keponakannya, yang secara sah merupakan raja saat itu. Alhasil, karena pertunjukan-pertunjukan ini, hampir di seantero negeri mencela, mencemooh dan antipati dengan Raja Sejo.
Demi bisa melakukan perlawanan terhadap hal tersebut sekaligus meningkatkan citra Raja Sejo di mata rakyatnya, Han Myung Hee (diperankan oleh Son Hyun Joo), salah seorang pembesar paling berkuasa saat itu, memilih lima seniman jalanan terbaik untuk melakukan pertunjukan pencitraan. Setelah melakukan berbagai pencarian, pilihannya akhirnya jatuh kepada Deok Ho (diperankan oleh Cho Jin Woon), Hong Chil (diperankan oleh Ko Chang Seok), Geun Deok (diperankanoleh Kim Seul Gi), Jin Sang (diperankan oleh Yoon Park), dan Pal Poon (diperankan oleh Kim Min Suk).
Tugas utama kelima seniman jalanan ini adalah menampilkan cerita-cerita yang menguntungkan Raja Sejo. Sebuah permintaan yang sulit, karena selain harus benar-benar mampu mencitrakan sang raja dengan sebaik mungkin, kelimanya harus berhadapan dengan para berbagai rintangan, mulai dari rasa pesimis para pejabat, mindset rakyat yang sudah antipati dengan sang raja, hingga hukuman yang menanti jika mereka gagal melaksanakan misi tersebut. Namun, dengan segala kejeniusan yang mereka miliki dan juga presisi perencanaan yang berkelas serta trik-trik yang rumit, mereka berlima pada akhirnya mulai melaksanakan titah tersebut.
Apakah pertunjukan yang mereka lakukan bisa sukses ya? Trik apa saja yang mereka pergunakan dalam mensukseskan pertunjukan pencitraan Raja Sejo ini ya? Penasaran? Segera ke layanan streaming kesayangan teman-teman untuk menyaksikan film Jesters: The Game Changers ini ya.
Meskipun film ini terkesan “kejam”, namun sejatinya ringan dan disisipi unsur-unsur komedi yang lumayan menggelitik kok. Jadi, bisa lah membuat rileks. Seperti contoh ketika mereka berlima harus membuat trik hebat untuk menarik perhatian sekaligus "unjuk kebolehan" seperti pohon pinus yang mampu mengangkat cabangnya sendiri, hujan bunga dari surga, hingga pelangi yang selalu mengikuti Raja Sejo pergi. Bagaimana ya mereka melakukannya? Langsung ditonton saja yuk!