Sebagai manusia yang berbudi, kita dituntut untuk selalu menjaga lisan kita. Segala perkataan yang tidak baik, sejatinya tak harus diucapkan. Bahkan, kita lebih disarankan untuk diam, ketika tidak ada kata-kata bermanfaat yang hendak kita utarakan.
Namun, apa jadinya jika kalimat-kalimat buruk yang kita ucapkan menjadi kenyataan dan mendatangkan teror yang menguras emosi sekaligus mengundang marabahaya yang mengancam nyawa? Pasti hal tersebut akan sangat disesali bukan?
Itulah yang terjadi di sebuah desa bernama Jatijajar, sebuah desa terpencil di Jawa Tengah. Adi (diperankan oleh Ali Fikry), Saman (diperankan oleh Bima Sena) dan Ayu (diperankan oleh Nafiza) tiga orang siswa yang bersekolah di tempat yang sama.
BACA JUGA: Kedekatan Sarwendah dan Betrand Peto Jadi Omongan, Lita Gading: Stop Hujat!
Adi dan Saman seringkali datang terlambat ke sekolah. Sejatinya, mereka terlambat bukan tanpa alasan. keduanya sering datang terlambat karena harus membantu orang tuanya bekerja di ladang.
Akibatnya, kedua siswa ini sering mendapatkan hukuman dari Bu Woro (diperankan oleh Aulia Sarah), guru di sekolah mereka yang terkenal disiplin dan galak. Karena seringnya mereka mendapatkan hukuman, pada suatu hari kekesan Saman dan Adi terhadap Bu Woro memuncak. Sumpah serapah pun mereka keluarkan, termasuk mendoakan agar Bu Woro mati.
Sumpah yang diucapkan berbarengan dengan kumandang adzan maghrib itu pun menjadi kenyataan. Tak berselang lama sesudah sumpah tersebut terucap, Bu Woro meninggal dunia secara mengenaskan. Namun, hal tersebut barulah permulaan belaka.
Sejak saat itu, baik Adi maupun Saman, selalu mengalami teror supranatural yang mengerikan. Kehadiran mahluk halus kerap meneror mereka. Anehnya, mahluk misterius tersebut mengenakan seragam guru, sama seperti apa yang dikenakan oleh Bu Woro sewaktu tewas.
BACA JUGA: CEK FAKTA: Ibu Norma Risma Hamil Tiga Bulan Anak Rozy, Benarkah?
Teror yang terjadi semakin lama semakin mengkhawatirkan. Selain mengancam psikologi warga, teror tersebut juga mulai mengancam fisik dan jiwa mereka. Sebuah kejadian aneh pun terjadi, Saman yang seperti orang kerasukan, membantai ayam-ayam milik Pak Lurah, dan berduel dengan sang kakak hingga saudaranya tersebut tewas. Tepat ketika adzan maghrib menggema, aksi remaja tersebut berlanjut dengan melakukan bunuh diri.
Sebagai sahabat, Ayu yang merasa janggal menduga ada kekuatan jahat yang lebih menakutkan di balik peristiwa ini. Nalurinya berkata, jika tak segera melakukan sesuatu, maka Adi mungkin akan mengalami nasib yang sama seperti Saman.
Kira-kira apa ya yang akan dilakukan oleh Ayu? Kepada siapa dia akan meminta tolong? Lantas, bagaimana akhir dari teror ini? Semua jawaban pertanyaan tersebut akan teman-teman dapatkan di film Waktu Maghrib, yang secara jadwal akan dirilis ke pasaran pada tanggal 9 Februari 2023 mendatang.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS