Ulasan Film Pearl: Ketika Jiwa Psikopat Muncul Akibat Ambisi Tak Terwujud

Ayu Nabila | Rosetiara Sahara
Ulasan Film Pearl: Ketika Jiwa Psikopat Muncul Akibat Ambisi Tak Terwujud
Pearl (IMDb)

"Pearl" adalah prekuel dari film horor "X" (2022) yang disutradarai oleh Ti West dan dibintangi oleh Mia Goth sebagai Pearl. Berlatar belakang tahun 1918, di tengah pandemi flu Spanyol, film ini mengeksplorasi latar belakang dan psikologi karakter Pearl, yang sebelumnya diperkenalkan dalam "X."

Sinopsis 

Film ini mengikuti kisah Pearl (Mia Goth), seorang wanita muda yang hidup di sebuah peternakan terpencil bersama orang tuanya. Peternakan tersebut terletak di daerah yang sangat terpencil di Texas.

Di kehidupan sehari-harinya, Pearl merawat ayahnya yang mengalami kelumpuhan akibat flu spanyol dan mengurus hewan hewan di peternakan, membuat Pearl merasa terasing dan terjebak dalam kehidupan yang monoton.

Suami Pearl, Howard(Alistair Sewell),sedang berperang di Eropa, meninggalkan Pearl yang kesepian dan kurang mendapatkan perhatian. Dalam hatinya, Pearl mendambakan kehidupan yang lebih glamor dan penuh warna, khususnya karier sebagai bintang film.

Pearl hidup di tengah keterasingan dan mimpi-mimpi besar yang sepertinya tidak mungkin terwujud. Ibunya, Ruth (Tandi Wright), adalah sosok yang sangat keras, selalu berusaha menjaga Pearl agar tetap berpegang pada realitas hidup mereka yang sulit dan fokus pada tanggung jawabnya di rumah. Pearl terobsesi dengan dunia hiburan yang ia lihat di bioskop dan bermimpi menjadi penari terkenal.

Pada suatu saat, Pearl bertemu dengan seorang pria muda (David Corenswet) yang bekerja di bioskop setempat, pria itu menginspirasinya lebih jauh, memotivasi dia untuk mengejar impiannya.

Pertemuan ini membuka jalan bagi Pearl untuk melarikan diri dari kehidupannya yang membosankan.Motivasi dari pria itu,membuat Pearl semakin berani untuk mengejar mimpinya, meskipun itu berarti melawan ibunya.

Suatu hari, Mitsy (Emma Jenkins-Purro),adik dari suami Pearl,datang dan memberitahu Pearl mengenai audisi tari yang diadakan di kota terdekat. Pearl melihat ini sebagai kesempatan untuk melarikan diri dari kehidupannya yang membosankan.Ia pun sangat tertarik untuk mengikuti audisi tersebut.

Namun, konflik besar terjadi saat Ruth menemukan pamflet audisi. Ruth dengan keras menentang Pearl untuk mengikuti audisi tari tersebut, dan mereka akhirnya terlibat dalam pertengkaran hebat.

Dalam pertengkaran itu, Pearl secara tidak sengaja mendorong ibunya ke perapian. Namun, alih-alih memberikan bantuan, Pearl malah menyembunyikan ibunya yang mengalami luka bakar parah di basement.

Perlahan-lahan, Pearl mulai kehilangan kendali atas kenyataan. Dia membunuh ayahnya yang lumpuh untuk "membebaskannya" dari penderitaan dan mengejar mimpi yang kini menjadi obsesinya.

Ketika audisi tari yang diimpikannya tidak berjalan sesuai harapan dan dia ditolak oleh juri, Pearl tidak bisa menerima kenyataan pahit itu. Kegagalannya di audisi menandai titik balik dimana Pearl benar-benar terjun ke dalam kegilaan.

Akhir film menampilkan Pearl yang terjebak dalam rasa bersalah dan penyesalan. Meskipun dia telah menghilangkan semua penghalang impiannya, kenyataan menunjukkan bahwa ambisinya telah menghancurkan segalanya. Penonton diperlihatkan betapa tragisnya ketika ambisi tidak didukung oleh realitas dan kestabilan emosional.

Ulasan Film Pearl

Menurut saya, "Pearl" adalah sebuah studi karakter yang mendalam tentang ambisi, tekanan, dan kegilaan. Film ini menunjukkan bagaimana tekanan dan kekecewaan terus-menerus bisa mendorong seseorang ke batas kewarasan. Pearl adalah sosok yang tragis, mimpinya besar, tetapi kenyataannya jauh dari apa yang ia harapkan.

Ibunya, Ruth, meskipun terlihat kejam, sebenarnya mencoba melindungi Pearl dari kekecewaan yang ia tahu akan datang. Pearl terlalu ambisius dan tidak realistis, yang akhirnya menghancurkan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Pesan yang kuat dalam film ini adalah tentang pentingnya menghadapi kenyataan, meskipun pahit, dan bagaimana ambisi yang tidak terkendali bisa berujung pada kehancuran.

Film ini juga menunjukkan bahwa tidak semua impian bisa terwujud, dan ada harga yang harus dibayar untuk setiap ambisi yang berlebihan. Pearl, dalam kegilaannya, tidak bisa menerima kenyataan ini, dan akhirnya menyesal karena tidak mendengarkan ibunya. Ini memberikan pelajaran penting tentang keseimbangan antara mimpi dan realitas, dan bagaimana tekanan dan kekecewaan bisa mempengaruhi kesehatan mental seseorang.

Penampilan luar biasa dari Mia Goth yang berhasil menggambarkan kompleksitas emosional dari karakter Pearl. Film ini mengajak penonton untuk merenungkan tentang ambisi, kenyataan, dan konsekuensi dari tidak menerima kenyataan yang ada di depan mata.

Untuk alur cerita dalam "Pearl" sendiri, berkembang dengan pelan tapi pasti, membangun ketegangan secara bertahap hingga klimaks yang mengerikan. Narasi film ini sangat berfokus pada perkembangan karakter Pearl, menunjukkan bagaimana ambisi berlebihan yan tak terwujud membentuk tindakannya.

"Pearl" bukan hanya film horor yang menakutkan, tetapi juga sebuah studi karakter yang mendalam dan menyentuh tentang ambisi dan kegagalan. Bagi penggemar horor yang mencari sesuatu yang lebih dari sekadar ketakutan sesaat, "Pearl" adalah pilihan yang sangat sempurna.

BACA BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak