Sudah hampir satu dekade sejak Masayu Anastasia dan Lembu Wiworo Jati resmi berpisah, namun hubungan mereka tetap hangat dan penuh kekompakan.
Meski status sebagai pasangan suami istri sudah berakhir, keduanya masih sering tampil bersama dalam berbagai momen penting keluarga, terutama yang melibatkan putri semata wayang mereka, Samara.
Kompak Demi Kesehatan Mental Anak
Masayu menegaskan bahwa kedekatan dan keharmonisan yang terjalin bukan karena alasan pribadi, melainkan semata demi kebahagiaan sang anak. Ia sadar bahwa perceraian bisa berdampak besar pada psikologis anak, apalagi bagi Samara yang tumbuh sebagai anak tunggal.
“Apa yang kami lakuin ya demi anak,” ujar Masayu Anastasia saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, pada Selasa, 28 Oktober 2025, dikutip dari Suara.com.
Ia juga menyadari bahwa anak-anak zaman sekarang lebih peka terhadap suasana di sekitarnya, termasuk hubungan orang tua. Karena itu, Masayu dan Lembu berusaha menjaga komunikasi yang baik agar Samara tetap merasa dicintai oleh keduanya tanpa harus terjebak dalam situasi yang membingungkan.
“Karena mungkin Samara kan anak tunggal, kami lebih menjaga mental health-nya. Kalau zaman dulu mungkin kami enggak paham soal itu, tapi sekarang anak-anak lebih pintar dan lebih peka,” lanjutnya.
Komitmen Co-Parenting yang Positif
Salah satu bentuk nyata komitmen Masayu dan Lembu dalam menjalankan co-parenting adalah kebiasaan mereka untuk tetap merayakan ulang tahun Samara bersama setiap tahun.
Bagi Masayu, momen sederhana ini memiliki makna besar dalam menjaga perasaan sang anak agar tetap merasa memiliki keluarga yang utuh, meski kedua orang tuanya sudah tak lagi hidup bersama.
“Itu salah satu cara co-parenting aku sama Lembu sekarang, supaya dia tetap merasa punya keluarga yang utuh. Walaupun Ibu dan Bapaknya udah enggak barengan,” ungkap Masayu.
Tetap Harmonis Pasca-Perceraian
Sebagai informasi, Masayu Anastasia dan Lembu Wiworo Jati menikah pada tahun 2008 dan resmi bercerai pada 2016. Dari pernikahan itu, keduanya dikaruniai seorang putri bernama Samara.
Kini, keduanya membuktikan bahwa perceraian tidak selalu harus berakhir dengan pertengkaran atau jarak, melainkan bisa menjadi awal baru untuk membangun hubungan yang lebih sehat demi kebahagiaan anak.
Keharmonisan Masayu dan Lembu pun menjadi contoh positif bahwa co-parenting yang baik mampu menciptakan lingkungan penuh kasih sayang, meski dalam keluarga yang sudah tidak utuh lagi.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS