Luna Maya Beberkan Tantangan Berat saat Perankan Suzzanna Ketiga Kalinya

Lintang Siltya Utami | Natasya Regina
Luna Maya Beberkan Tantangan Berat saat Perankan Suzzanna Ketiga Kalinya
Luna Maya. (Instagram/lunamaya)

Dunia perfilman Indonesia kembali menyorot Luna Maya setelah ia resmi diumumkan kembali memerankan karakter ikonik Suzzanna dalam film terbaru berjudul Suzzanna: Santet Dosa di Atas Dosa.

Proyek ini menjadi penampilan ketiganya sebagai sang legenda horor, sekaligus menandai lanjutan kerja sama besar setelah dua film sebelumnya sukses menarik perhatian penonton.

Film garapan terbaru ini dijadwalkan tayang pada 2026 dan menghadirkan Reza Rahadian sebagai lawan main, menjadikannya salah satu film paling dinantikan tahun depan.

Kembalinya Luna Maya sebagai Suzzanna pun menimbulkan banyak ekspektasi, baik dari jagat dunia maya hingga para pecinta film horor.

Tak heran bila ia menyiapkan mental dan pendekatan baru untuk kembali menghidupkan sosok yang telah melekat kuat di ingatan publik tersebut.

Tantangan Menjalankan Ikon Besar

Dalam sesi diskusi di JAFF Market, Jogja Expo Center (JEC), Senin (1/12/2025), Luna Maya secara terbuka mengungkap tantangan paling berat saat kembali memerankan Suzzanna. Ia menegaskan bahwa beban terbesar bukan terletak pada akting atau teknis makeup, melainkan ekspektasi penonton yang begitu tinggi.

“Yang paling berat adalah memenuhi ekspektasi orang. Karena ketika kita meremake sesuatu, apalagi sosok yang benar-benar pernah ada, pasti banyak orang membandingkan," ungkap Luna Maya, dikutip dari Suara.com.

Ia kemudian menambahkan bahwa dirinya tidak berusaha menjadi imitasi sempurna dari almarhum Suzzanna.

"Sebagai aktor, tugas kita bukan menjadi seratus persen atau menyalin orang itu. Sampai kapan pun saya tidak akan pernah bisa menjadi 100 persen Suzzanna. Saya adalah individu lain," tambah istri dari Maxime Bouttier tersebut.

Menghidupkan Marwah, Bukan Menyalin

Luna Maya juga menyampaikan bahwa proyek terbaru ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan sosok Suzzanna yang asli.

Fokus utama tim produksi adalah menghidupkan kembali nilai, marwah, dan aura yang pernah ditinggalkan sang legenda.

"Yang ingin kami hidupkan adalah marwah beliau, dan apa yang ingin dihidupkan kembali dari sosok Suzzanna. Jadi bukan menjadi Suzzanna untuk menggantikan, bukan seperti itu," jelasnya.

Melalui proses crafting baru, Luna dan tim berharap bisa memperkenalkan figur Suzzanna kepada penonton generasi sekarang sekaligus menjaga warisan sinema horor Indonesia agar tetap dikenal.

"Kami mencoba membuat crafting baru, yang ujung-ujungnya ingin menghibur banyak orang. Kami ingin generasi sekarang tahu lagi siapa Suzzanna, dan generasi berikutnya tetap tahu. Jadi legacy-nya terus berjalan,” imbuh Luna.

Suzzanna dengan Pendekatan Cerita yang Berbeda

Yang menarik, film ketiga ini tidak lagi menonjolkan citra klasik Suzzanna sebagai sosok sundel bolong. Tokohnya ditampilkan sebagai manusia biasa dengan latar perjalanan hidup yang kelam dan sarat trauma, memberikan kedalaman emosional baru bagi penonton.

“Pertama kali, Suzzanna yang diambil adalah IP-nya, dan di sini dia bukan menjadi ‘sundel bolong’. Di sini Suzzanna menjadi seorang manusia yang mengalami perjalanan sangat menyakitkan sehingga harus mengambil keputusan yang mengubah hidupnya,” tutur Luna.

Dengan pendekatan baru ini, film tersebut diharapkan dapat menghadirkan nuansa horor yang berbeda namun tetap menghormati warisan asli Suzzanna.

Luna Maya pun menutup dengan harapan bahwa karakter ikonik ini dapat terus relevan dan dikenal lintas generasi.

Film Suzzanna: Santet Dosa di Atas Dosa digadang-gadang menjadi salah satu karya horor paling ambisius dan emosional yang pernah ia bintangi.

https://www.suara.com/entertainment/2025/12/02/120127/lewat-film-ketiga-luna-maya-hidupkan-marwah-suzzanna-tanpa-gantikan-sosok-sang-legendaris?page=all

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak