Harapan Insanul Fahmi untuk tetap mempertahankan rumah tangganya dengan Wardatina Mawa meski ingin melakukan poligami tampaknya harus pupus. Keinginan Insanul untuk memiliki dua istri sekaligus, yakni Mawa dan Inara Rusli, kini menemui jalan buntu yang sangat terjal.
Keputusan pahit ini diambil oleh Wardatina Mawa sebagai istri sah yang merasa sudah tidak sanggup lagi menanggung beban pengkhianatan. Mawa memilih untuk mengakhiri ikatan pernikahan mereka setelah merasa dibohongi berkali-kali oleh sang suami.
Pemicu utama keretakan adalah adanya pernikahan siri antara Insanul Fahmi dengan Inara Rusli yang dilakukan secara diam-diam. Hal tersebut membuat Mawa merasa dikhianati karena dirinya tidak mengetahui adanya ikatan tersebut.
Padahal dari sisi Insanul Fahmi, ia sebenarnya sangat berharap agar perceraian ini tidak pernah terjadi. Ia masih memiliki keinginan besar untuk tetap membina rumah tangga bersama ibu dari anaknya tersebut.
Kuasa hukum Wardatina Mawa, Darma Praja Pratama, mengungkapkan keinginan kliennya dalam konferensi pers di Grogol, Jakarta Barat, Senin (22/12/2025). Ia menyebutkan bahwa Insanul Fahmi sebenarnya ingin mereka tetap bersama-sama.
"(Insanul Fahmi) Pengennya tetap bareng-bareng, nggak mau pisah," ujar Darma, dikutip dari suara.com, Selasa (23/12/2025).
Namun, keinginan sepihak dari sang suami tersebut tidak serta-merta mengubah pendirian Mawa yang sudah terlanjur terluka.
Meskipun Insanul menunjukkan gelagat masih ingin bertahan, Mawa justru sudah menutup rapat pintu rujuk. Ketegasan Mawa ini didasari oleh rasa lelah atas ujian rumah tangga yang ia hadapi selama setahun belakangan.
Darma menegaskan bahwa kliennya sudah sangat mantap untuk melakukan perbuatan perceraian. Namun, saat ini Mawa masih harus menunggu waktu yang tepat sebelum secara resmi mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Agama.
Fokus pada Laporan Perzinaan dan Penolakan Poligami
Saat ini, fokus utama Wardatina Mawa adalah mengawal laporan dugaan perzinaan yang telah dilayangkan kepada suaminya dan Inara Rusli di kepolisian. Proses hukum ini menjadi prioritas utama bagi Mawa sebelum melangkah ke urusan administrasi perceraian.
Darma menjelaskan bahwa proses di kepolisian ini sangat menguras waktu dan tenaga. Hal itulah yang menjadi alasan mengapa pendaftaran cerai di Pengadilan Agama sedikit tertunda dan tidak langsung dilakukan saat ini.
Pihak pengacara juga memastikan bahwa tidak akan ada lagi kesempatan bagi Insanul Fahmi untuk memperbaiki keadaan melalui jalan damai. Apalagi jika solusinya adalah poligami, Mawa secara tegas menolak hal tersebut.
"Sudah sudah, sudah, apalagi untuk dipoligami," tegas Darma saat ditanya mengenai kemantapan hati kliennya.
Lebih jauh, Mawa merasa pengabdiannya selama ini justru dibalas dengan kebohongan yang sistematis oleh sang suami.
Mawa mengungkapkan kekecewaan mendalam karena ia merasa tertipu oleh ucapan manis suaminya selama ini. Ia merasa ironis karena pada bulan Oktober lalu, ia sempat meminta maaf kepada Inara Rusli karena merasa telah berburuk sangka atau suudzon.
Kala itu, Mawa termakan sumpah setia suaminya yang mengatakan tidak akan mungkin berzina. Namun, seiring berjalannya waktu, bukti-bukti seperti rekaman CCTV dan tangkapan layar percakapan mulai terungkap dan menghancurkan kepercayaannya.
Kini dengan segala bukti yang telah diserahkan ke pihak berwajib, Mawa menuntut itikad baik dari Inara Rusli untuk mengakui kesalahannya secara jantan. Baginya, keputusan untuk berpisah sudah final demi mendapatkan keadilan bagi dirinya sendiri.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS