Isu kesehatan mental kembali menjadi perhatian publik setelah Rachel Vennya terbuka mengenai kondisinya sebagai pengidap bipolar.
Influencer yang kerap jadi sorotan itu menjawab pertanyaan warganet melalui fitur Q&A di media sosial, dan di sanalah ia membagikan cerita jujurnya tentang hidup dengan gangguan bipolar.
Meski sebelumnya sudah pernah mengungkapkan diagnosisnya, kali ini Rachel menjelaskan lebih dalam bagaimana kondisi tersebut memengaruhi kesehariannya.
Mudah Terpicu Emosi karena Ingatan yang Sangat Kuat
Dalam pengakuannya, Rachel menggambarkan bipolar sebagai dua sisi yang sangat berbeda, ada sisi baik dan buruk yang ia rasakan secara bersamaan.
“It’s a blessing yet a curse sih, aku tuh orangnya sangat-sangat ingat apa yang semua orang udah lakuin ke aku, yang baik maupun jahat, jadi aku gampang ketrigger dan kesulut emosi yang meledak-ledak, itu kekuranganku yang aku juga gak suka,” katanya pada Sabtu (27/12/2025).
Ia juga menegaskan bahwa ledakan emosi tersebut sering terjadi tanpa ia harapkan.
Dampak Positif: Lebih Produktif dalam Bekerja
Rachel juga menemukan sisi positif dari kondisinya. Menurutnya, ada fase tertentu dalam bipolar yang membuat ia bisa bekerja tanpa henti hingga lupa rasanya lelah.
“Tapi blessing-nya mungkin karena aku kalau kerja gak bisa berhenti, karena ada phase ini, aku ngerasa mungkin ini yang bikin aku punya rezeki lebih, karena aku gak tau kalo aku capek,” ungkapnya.
Hal tersebut menjadi alasan mengapa kariernya tetap melesat dan ia bisa meraih banyak peluang.
Masih Rutin Berobat dan Konsumsi Obat
Meski banyak aktivitas, Rachel memastikan ia tetap mengikuti pengobatan yang dianjurkan dokter.
“Aku masih on medication kok dan rutin kontrol dan minum obat, cuma emang ga sempet aja meditasi or psikolog soo yaa gitu hehe,” tulisnya.
Ia mengakui belum sempat menjalani konseling secara intens, namun tetap berusaha menjaga kondisi mentalnya.
Lingkungan yang Supportif Sangat Membantu
Rachel merasa beruntung memiliki lingkaran pertemanan yang mendukung. Menurutnya, orang-orang terdekatnya mengerti saat emosi Rachel sedang tidak stabil.
“Aku bersyukur punya lingkungan yg support aku,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan alasan mengapa ia menjaga circle kecil.
“Aku bersyukur punya lingkungan yang support aku dan mereka tuh sadar aku lagi gila or ngga. Mungkin itu juga kenapa aku selalu keep my circle small ya, karena aku tuh kalo lagi emosi bisa parah banget sebenernya aku malu,” ujarnya.
Namun dokter tetap memberikan saran penting agar Rachel tidak menjauh dari lingkungan sosial untuk menghindari pikiran negatif yang menumpuk.
Menutup curhatnya, Rachel memberikan dukungan untuk semua orang yang juga berjuang menghadapi gangguan mental.
“Bismillah sesama penyintas sama sama berjuang ya kita,” tulisnya.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS