Stunting: Tinggi Badan Pendek dari Anak Seusianya, Pertanda Kurang Gizi?

Hernawan | Lintang Larissya
Stunting: Tinggi Badan Pendek dari Anak Seusianya, Pertanda Kurang Gizi?
Ilustrasi Tinggi Anak. (pexels).

Masalah kesehatan anak stunting yang mampu memengaruhi pertumbuhan ketika buah hati dewasa. Ketahui pengertian, dampak, dan penyebabnya!

Kejadian stunting ini cukup sering terlihat di Indonesia, tetapi belum ada perhatian khusus mengenai hal ini. Penting bagi orangtua untuk mewaspadai dan melakukan tindakan agar dapat mencegah stunting pada anak.

Apa Itu Stunting?

Istilah stunting memang sedikit asing di telinga masyarakat Indonesia. Stunting merupakan masalah kesehatan yang terjadi pada anak.

Stunting adalah salah satu penyakit yang memengaruhi pertumbuhan anak. Hal ini terlihat dari tinggi badan sang anak yang tidak sama dengan anak seusianya, ia lebih pendek dibandingkan dengan teman-temannya.

Seorang anak dianggap memiliki stunting apabila tinggi badannya lebih dari dua tingkat di bawah Standar Pertumbuhan Anak WHO. Biasanya hal ini dielak oleh orang tua dengan alasan faktor genetika. Faktanya faktor genetika berpengaruh kecil terhadap kondisi kesehatan seseorang.

Dampak Stunting pada Anak

Melansir Halodoc, berikut ini merupakan dampak yang disebabkan oleh stunting pada anak.

  • Memiliki tubuh pendek dan berat badan rendah.
  • Memiliki tingkat kecerdasan di bawah rata-rata.
  • Memiliki daya tahan tubuh rendah dan berisiko mendapatkan berbagai penyakit.

Kementrian Kesehatan menegaskan bahwa stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan stunting mampu mengganggu pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak-anak yang akan memengaruhi kemampuan dan kecerdasan mereka ketika tumbuh dewasa. Selain itu, anak dengan penyakit stunting akan memiliki riwayat kesehatan buruk karena daya tahan tubuh yang buruk.

Penyebab Stunting

Kondisi stunting sering disebabkan karena gizi buruk yang dialami oleh anak sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun.

Kurangnya asupan gizi pada saat dalam kandungan membuat pertumbuhan janin terhambat hingga dapat berlanjut ketika dilahirkan.

Ketika sudah dilahirkan, kebutuhan gizi anak di bawah usia 2 tahun juga perlu diperhatikan baik tidak memberikan ASI eksklusif hingga MPASI (makanan pendamping ASI) yang kurang berkualitas. Kurangnya nutrisi dan protein dalam asupan makanan juga harus diperhatikan.

Oleh karena itu, wajib bagi orang tua untuk memenuhi kebutuhan gizi janin dan anak agar pertumbuhan anak dapat maksimal.

Selain itu stunting juga dapat disebabkan oleh infeksi berulang hingga mereka membutuhkan energi lebih banyak untuk melawan penyakit. Hal ini juga perlu menjadi catatan orang tua untuk memberikan asupan makanan yang cukup untuk anak.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak