Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018 menyatakan bahwa ada lebih dari 19 juta penduduk usia 15 tahun ke atas yang mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk usia 15 tahun ke atas yang mengalami depresi. Hal ini ditunjang dengan temuan dari Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO), 1 dari 4 remaja di usia 19-24 tahun menderita gangguan kesehatan jiwa.
Masalah gangguan kecemasan dan depresi yang dirasakan oleh orang dewasa di Indonesia pun mencapai hitungan persentase yang tidak kecil, yakni 11,6 persen.
Hal ini dikarenakan sebagian besar dari penduduk yang ada menganggap kesehatan mental sebagai hal yang sepele. Belum lagi, sumber daya profesional kesehatan mental yang belum cukup memadai serta minimnya dukungan dari pemerintah pusat ataupun daerah dalam menanggapi keseriusan masalah kesehatan mental.
Beruntungnya, perkembangan IPTEK yang semakin maju mendukung munculnya sejumlah aplikasi kesehatan mental yang diharapkan dapat membantu orang-orang yang mempunyai masalah terhadap kesehatan mental dan tidak mendapatkan kesempatan bertatap muka langsung dengan ahli kesehatan mental.
Melansir dari Hellosehat, berikut 3 aplikasi kesehatan mental yang dapat membantu mengelola gejala kecemasan dan depresi.
1. SAM (Self-help Anxiety Management)
SAM dikembangkan oleh tim psikolog yang bekerja sama dengan pakar komputer dari University of West England. Tujuannya ialah untuk menciptakan suatu aplikasi yang dapat membantu orang-orang dalam mengelola kecemasan yang mereka hadapi. Di aplikasi ini, pengguna dapat merekam tingkat kecemasan sekaligus mengidentifikasi pemicu kecemasan dan stres tersebut.
Aplikasi ini cukup lengkap, dengan 25 pilihan swadaya yang dapat membantu pengguna mengelola gejala-gejala yang timbul akibat kecemasan tadi. Selain itu, aplikasi ini juga memungkinkan pengguna untuk saling berbagi pengalaman secara anonim.
2. Riliv
Aplikasi buatan anak bangsa ini memberikan fasilitas kepada pengguna untuk berkonsultasi secara gratis kepada mahasiswa psikologi, atau bahkan psikolog profesional. Yang dimana, psikologinya sendiri terdiri dari 50 mahasiswa psikolog dan enam psikolog profesional yang berasal dari beberapa universitas ternama, yakni Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, dan Universitas Negeri Surabaya.
Mahasiswa psikolog yang menjadi relawan di aplikasi ini hanya berfungsi sebagai teman curhat. Sedangkan, untuk mendapatkan jawaban dan saran yang lebih baik, pengguna dapat berlangganan fasilitas premium secara berbayar untuk dapat berkonsultasi dengan psikolog profesional yang terkait pada bidangnya.
3. Mindshift
Aplikasi ini memanfaatkan bimbingan dan evaluasi terapi perilaku kognitif atau CBT untuk membantu para penggunanya belajar serta mempraktikkan kemampuan mengatasi kecemasan yang dihadapi. Di aplikasi ini juga tersedia berbagai metode untuk pengguna dalam menindaklanjuti kecemasan mereka. Termasuk salah satunya mengembangkan pengetahuan tentang kecemasan serta gejala, juga teknik-teknik relaksasi.
Itulah 3 aplikasi yang dapat membantu mengelola gejala kecemasan dan depresi. Dengan hadirnya aplikasi-aplikasi kesehatan mental seperti ini, semoga kita dapat lebih mengontrol dan menjaga kesehatan mental kita. Kesehatan mental itu penting dan jangan sekali-kali kamu meremehkannya!