Beberapa orang memang lebih suka menahan amarahnya dibanding harus melampiaskannya dalam bentuk emosi pada orang di sekitarnya. Mungkin, dilihat-lihat tipe orang yang seperti ini cukup baik. Dia lebih memilih untuk memendam rasa amarahnya dan menjaga hubungannya dengan orang lain.
Akan tetapi, terlalu sering memendam amarah ternyata dapat menjadi suatu hal yang berbahaya. Kita terbiasa memendamnya hingga hal tersebut justru menyerang balik kepada diri kita sendiri.
Ketika emosi yang harusnya dilampiaskan dipendam, maka energi negatif berkat emosi itu akan mengendap di dalam tubuh yang kemudian dapat mengganggu fungsi organ tubuh.
Kira-kira apa saja bahaya yang akan kita rasakan ketika terlalu sering memendam emosi? Merangkum dari Hellosehat.com, dan Klikdokter.com, berikut 4 dampak terlalu sering memendam emosi.
1. Timbulnya perasaan dendam
Seorang psikolog bernama Ikhsan Bella Persada,M.Psi., menyatakan bahwasanya terlalu sering memendam emosi dapat memicu perasaan dendam hadir di dalam diri kita. Hal ini dikarenakan, ketika emosi kita tidak diluapkan, maka emosi itu tidak akan hilang yang kemudian menjadikannya sebagai salah satu alasan dendam.
2. Dikelilingi energi negatif
Terlalu memendam emosi ternyata juga dapat membuat kita dikelilingi oleh energi negatif, karena dengan adanya perasaan itu, kita akan sulit merasakan hal positif yang ada di sekitar kita.
Selain itu, kita juga akan kehilangan fokus saat melakukan sesuatu. Hal itu disebabkan kita begitu larut dalam perasaan amarah yang terlalu lama dipendam.
3. Terkena sakit kepala atau migrain
Ketika kita menahan emosi, otot-otot di dahi dan alis kita akan ikut menegang. Ketegangan ini menyebabkan aliran darah yang mengalir ke otak menjadi berkurang. Inilah yang menyebabkan kita sering mengalami sakit kepala saat tengah emosi.
4. Lebih rentan terkena penyakit dan mengalami kematian
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan selama 12 tahun, dapat ditunjukkan bahwa orang-orang yang sering memendam perasaannya termasuk memendam emosi berpotensi lebih besar mengalami mati muda. Hal ini dikarenakan energi dari emosi adalah energi yang tidak sehat. Energi dari emosi tersebut dapat membuat tubuh kita rentan terkena penyakit.
Selain itu, energi tersebut juga dapat menjadi penyebab pengerasan arteri, menyebabkan kelemahan tulang, bahkan menjadi penyebab tumor yang kemudian berkembang menjadi kanker.
Bahkan, menurut studi yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health dan University of Rochester pada tahun 2013 menyatakan bahwasanya melaporkan bahwa orang-orang yang terbiasa memendam emosi memiliki risiko 70 persen lebih tinggi terkena kanker.
Hal ini ditunjang oleh penelitian yang diterbitkan di Journal of Psychosomatic Research. Di dalam penelitian ini ditemukan adanya keterkaitan antara memendam emosi dengan risiko kematian akibat penyakit jantung dan kanker.
Itu adalah beberapa dampak negatif terlalu sering memendam emosi yang perlu diwaspadai. Oleh karena itu, beberapa ahli menyarankan agar kita dapat meluapkan emosi yang kita rasakan, terutama emosi sedih agar dapat tetap menjaga kesehatan mental kita.