Kamu Sering Berbohong? Hati-Hati Menderita Mythomania, Ini Tanda-tandanya

Hayuning Ratri Hapsari | Dimas WPS
Kamu Sering Berbohong? Hati-Hati Menderita Mythomania, Ini Tanda-tandanya
Ilustasi berbohong (Freepik/Wayhomestudio)

Kamu mungkin sering mendengar seseorang mengatakan sesuatu yang tidak benar atau berbohong. Terkadang, orang bisa mengatakan kebohongan kecil untuk menyelamatkan diri mereka atau menghindari masalah.

Namun, ada juga orang yang memiliki kecenderungan untuk secara terus-menerus mengatakan kebohongan atau membesar-besarkan suatu kenyataan. Kondisi ini disebut dengan mythomania.

Mythomania berasal dari bahasa Prancis, yaitu mythomane, yang merujuk pada kecenderungan abnormal atau patologis untuk berbohong atau membesar-besarkan kenyataan.

Orang yang menderita mythomania dapat berbohong untuk menghindari tanggung jawab, memperbaiki citra diri, atau menjauhkan diri dari realita yang sebenarnya.

Namun, dalam beberapa kasus, seseorang yang menderita mythomania dapat mengatakan kebohongan tanpa ada manfaat yang jelas bagi diri mereka sendiri.

Mereka mungkin juga menderita kondisi kesehatan mental lain seperti kecemasan atau depresi. Kamu mungkin berpikir bahwa mythomania hanya sekadar kebohongan yang tidak berbahaya.

Namun, kondisi ini dapat merugikan baik bagi yang menderita maupun bagi orang di sekitarnya. Dalam kondisi yang parah, beberapa orang mungkin akan kesulitan dalam membedakan antara apa yang benar dan apa yang tidak sehingga mereka mungkin  akan berbohong tanpa menyadarinya. 

Dikutip dari Counselling Directory, berikut tanda-tanda seseorang menderita mythomania:

  1. Mereka sering bercerita tentang kisah-kisah dramatis yang tidak benar tentang masa lalu atau saat ini, dan sering muncul sebagai pahlawan atau korban dalam cerita tersebut.
  2. Mereka membuat alasan untuk menjelaskan mengapa mereka telah berbohong. Kebohongan mereka seringkali rumit dan sulit diikuti bahkan mungkin tidak memberikan manfaat yang jelas bagi mereka. Tidak jarang orang berbohong untuk menutupi kesalahan kecil.
  3. Mereka sulit menjaga konsistensi dalam cerita mereka; cerita mereka dapat berubah beberapa kali selama satu percakapan. Hal ini bisa disebabkan karena terlalu banyak berbohong sehingga sulit untuk melacak.
  4. Mereka tidak mengerti konsekuensi dari berbohong.
  5. Mereka cenderung memperindah cerita mereka ketika berbicara tentang diri mereka sendiri, terutama jika mereka merasa bahwa apa yang mereka katakan tidak dianggap serius oleh orang lain.
  6. Mereka lupa apa yang mereka katakan karena jumlah kebohongan yang begitu banyak.
  7. Mereka tidak tahan untuk ditegur, dikritik, atau bahkan dikoreksi dalam hal apapun.
  8. Mereka cenderung menyalahkan orang lain atas kesalahan dan nasib buruk mereka.
  9. Mereka sangat cemburu pada orang lain dan cenderung mencoba membebani keluarga dan teman-temannya dengan kemarahannya.
  10. Mereka seringkali sangat cemas dan gugup, hipersensitif terhadap tindakan orang lain.

Jika kamu mengalami kesulitan dalam menghadapi situasi ini, ada baiknya untuk meminta bantuan dari ahli psikologi atau konselor. Jangan ragu untuk menghubungi mereka jika kamu membutuhkan bantuan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak