American Psychological Association (APA) mendefiniskan emosi sebagai pola reaksi kompleks, dengan melibatkan elemen pengalaman, perilaku, dan fisiologis, yang digunakan seseorang untuk menangani masalah atau peristiwa penting secara pribadi. Dalam bahasa sederhananya, emosi diartikan sebagai reaksi yang dialami manusia sebagai respons terhadap peristiwa atau situasi yang terjadi.
Umumnya kita menggambarkan emosi sebagai bentuk kemarahan, kekesalan, kekecewaan ataupun perasaan sedih. Hal ini tak sepenuhnya salah, karena gambaran tentang emosi tersebut digolongkan sebagai bentuk yang negatif. Selain itu, adapula jenis emosi positif yang berkaitan dengan rasa cinta, kasih sayang, rasa senang, dan kegembiraan.
Setiap orang memiliki cara mengelola emosi yang berbeda-beda. Ada yang mampu mengekspresikan dan mengendalikan emosi dengan baik, serta adapula orang yang justru memendam emosi tersebut karena takut akan membebani atau menyakiti hati orang lain.
Berbagai penelitian menyebutkan bahwa kebiasaan memendam emosi justru berdampak buruk bagi kesehatan, hingga memicu tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri. Nah untuk lebih jelasnya mari kita simak pembahasan berikut.
Melansir dari laman Better Health dan Simms/Mann UCLA Centre, inilah empat dampak negatif akibat kebiasaan memendam emosi.
1. Meningkatkan Risiko Penyakit Kronis
Saat kamu berusaha untuk memendam emosi, maka detak jantung akan menjadi tidak beraturan, hingga memicu peningkatan tekanan darah. Jika hal ini terjadi secara terus-menerus, risiko penyakit jantung koroner akan meningkat dan mengancam nyawa.
Orang-orang yang suka memendam emosi juga sering melampiaskannya dengan hal-hal negatif, seperti mengonsumsi makanan yang tidak sehat, merokok, hingga konsumsi alkohol. Tentu hal ini akan semakin meningkatkan risiko penyakit kronis lainnya seperti kanker.
Sebuah studi dari Journal of Psychosomatic Research juga meneliti tentang hal ini. Mereka menjelaskan bahwa seseorang yang kerap memendam emosi memiliki kemungkinan mati muda tiga kali lebih besar akibat penyakit kronis daripada mereka yang mampu menyalurkan emosi dengan baik.
2. Depresi
Stres memang berkaitan langsung dengan kondisi mental seseorang, termasuk meningkatkan potensi untuk berkembang menjadi depresi. Kondisi ini tentu akan menurunkan semangat dan motivasi hidup.
Seseorang yang mengalami depresi sekilas mungkin terlihat baik-baik saja saat berkumpul bersama orang-orang terdekatnya. Akan tetapi, mereka akan kembali menghadapi pikiran yang menguras emosi hingga merasa kelelahan dan insomnia.
3. Meningkatkan keinginan untuk Bunuh Diri
Bagian terburuk dari kebiasaan memendam emosi yaitu meningkatnya keinginan untuk bunuh diri. Apalagi jika emosi yang terpendam tersebut merupakan hal yang negatif serta muncul akibat trauma.
Berdasarkan penelitian dalam jurnal Prevention Science menyebutkan bahwa ketidakmampuan seseorang mengelola emosi negatif merupakan salah satu penyebab meningkatkannya percobaan bunuh diri.
4. Meningkatakan Risiko Anxiety Disorder
Kebiasaan memendam emosi juga dikaitkan dengan anxiety disorder. Hal ini terjadi karena mereka merasa kesulitan saat menghadapi berbagai perubahan dalam hidup. Misalnya, akibat kematian dari orang terdekat, patah hati, bullying, dan broken home.
Gangguan kecemasan tidak hanya menyebabkan kelelahan secara mental, tetapi ikut mempengaruhi fisik secara langsung, seperti sakit kepala, mual, dan kesulitan bernapas.
Jika Anda mengalami kesulitan untuk mengekspresikan serta mengendalikan emosi, cobalah untuk berkonsultasi pada psikolog atau psikiater guna mendapatkan penanganan yang tepat. Itulah tadi pembahasan tentang empat dampak negatif akibat kebiasaan memendam emosi, semoga bermanfaat!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.