Wajib Tahu, Inilah 4 Dampak Negatif Hamil di Usia Remaja

Candra Kartiko | Winka Orlando Saputra, S.Tr.Gz
Wajib Tahu, Inilah 4 Dampak Negatif Hamil di Usia Remaja
ilustrasi kehamilan (freepik.com/tirachardz)

Kehamilan di usia remaja ternyata masih menjadi persoalan bagi negara kita. Survei Badan Pusat Statistika (BPS) Indonesia tahun 2019 lalu menyebutkan bahwa Persentase Perempuan hamil Berumur 15-19 tahun mencapai angka 47 per 100 kehamilan. Kehamilan di usia yang masih terlalu muda ini akan sangat berisiko, karena remaja yang hamil umumnya mengalami ketidaksiapan secara biologis, sosial ekonomi, hingga psikologi.

Lantas, seperti apa dampak negatif akibat kehamilan di usia remaja? Berikut empat di antaranya.

BACA JUGA: Bukan Sekadar Fiksi, 5 Penyakit Unik Ini Muncul di Drama Korea

1. Ketidakmampuan dalam Merawat Bayi

Remaja yang masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan pada dasarnya belum mampu mengambil peran sebagai ibu yang harus merawat bayi. Apalagi jika mereka tidak mendapat dukungan penuh dari orang tuanya, tentu hal ini akan membuat bayi minim asuhan.

Tak hanya itu, masalah perawatan prenatal juga perlu dipertimbangkan. Ketidaktahuan remaja tentang pertumbuhan dan perkembangan janin akan menjadi masalah serius yang berdampak pada kasus komplikasi kehamilan, seperti dilansir pada laman Webmd.com

2. Kematian Ibu dan Bayi

Semakin muda usia sang ibu saat hamil, maka risiko terjadinya kematian ibu dan bayi akan semakin tinggi. Pasalnya, tubuh perempuan yang masih dalam masa pertumbuhan dinilai belum mampu dalam proses melahirkan.

Misalnya pada kasus panggul sempit yang berpotensi mengalami komplikasi kehamilan. Selain itu, adapula kasus aborsi akibat kehamilan yang tidak diinginkan juga turut andil dalam kematian ibu dan bayi, seperti dilansir pada laman Halodoc.com.

BACA JUGA: 4 Manfaat Potensial Daun Sangket bagi Kesehatan, Bantu Atasi Keseleo

3. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Menurut Kementerian Kesehatan RI, proses pertumbuhan dan perkembangan pada ibu hamil yang masih remaja dapat meningkatkan risiko terjadinya BBLR. Sebab, asupan zat gizi dari makanan sehari-hari akan terbagi antara ibu dan janin.

Jika asupan ini tak mencukupi kebutuhan sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi Harian, maka janin akan ikut mengalami kekurangan asupan gizi. Alhasil, janin tidak dapat mencapai berat badan minimal yaitu 2,5 kg, atau disebut juga dengan BBLR.

4. Kelainan pada Bayi

Selain BBLR, kekurangan asupan gizi pada ibu hamil juga berpotensi mengakibatkan kelainan pada bayi. Bahkan, sebuah studi dari Obstetrics and Gynecology International menyebutkan bahwa hamil di usia muda akan meningkatkan risiko terjadinya cacat pada bayi, seperti kelainan jantung, cacat tabung saraf, dan bibir sumbing.

BACA JUGA: 5 Dampak Negatif Penggunaan Kutek bagi Kesehatan Tubuh

5. Depresi

Berdasarkan penelitian dari Reproductive Health, Remaja perempuan lebih berisiko mengalami depresi pascamelahirkan akibat perasaan tidak siap dalam merawat anak. terlebih ketika mereka tidak mendapat dukungan dari keluarga atau pasangan. Depresi bisa membuat remaja enggan untuk merawat bayinya dengan baik bahkan berniat untuk membuang atau mengakhiri nyawa bayinya.

Selain itu, remaja yang hamil usia muda, terutama pada kasus kehamilan yang tidak diinginkan juga sering menghadapi tekanan dari banyak pihak dalam berbagai bentuk. Seperti desakan untuk menggugurkan kandungan, takut akan anggapan dari masyarakat, atau khawatir akan kemampuan finansial untuk mengurus bayi di masa depan.

Itulah tadi pembahasan tentang empat dampak negatif hamil di usia remaja. Sudah seharusnya remaja wanita untuk fokus dengan pendidikan demi masa depan yang lebih cerah. Semoga bermanfaat!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak