Jangan Anggap Remeh! Padel Bukan Olahraga Santai, Ini Kata dr Tirta Soal Risiko Blackout

M. Reza Sulaiman
Jangan Anggap Remeh! Padel Bukan Olahraga Santai, Ini Kata dr Tirta Soal Risiko Blackout
ilustrasi olahraga padel (freepik)

Olahraga padel belakangan ini sedang booming di kalangan anak muda perkotaan. Lapangan padel bermunculan di berbagai tempat hits, dan Instagram Story penuh dengan OOTD keren di lapangan kaca.

Banyak yang menganggap olahraga ini sebagai versi “lebih ringan” dari tenis yang cocok buat nongkrong sehat bareng teman. Tapi menurut dr Tirta, anggapan itu bisa berbahaya kalau dilakukan tanpa persiapan fisik yang matang.

Dalam podcast bersama Raditya Dika, dokter sekaligus influencer kesehatan ini menegaskan bahwa padel bukan olahraga santai seperti yang banyak orang pikirkan.

'High Intensity' yang Gak Disadari

Menurut pria bernama lengkap Tirta Mandira Hudhi ini, masalahnya bukan pada padel itu sendiri, melainkan pada sifat kompetitifnya. Olahraga apa pun yang ada lawannya secara otomatis akan memicu intensitas yang tinggi.

“Akhirnya, kan aku pernah edukasi, bahwa olahraga apapun yang berkompetisi, ada lawannya, itu akan berisiko. Karena dia high intensity,” ujar dr Tirta.

Gerakannya tidak statis seperti lari dengan kecepatan konstan. Di padel, kamu terkadang harus lari cepat, lalu berhenti mendadak, lalu lari lagi. Pola seperti ini ternyata justru sangat berisiko bagi orang yang sistem kardiovaskularnya tidak fit.

Bukan Salah Padelnya, tapi Salah 'Basic Fitness'-nya

Ucapan itu muncul setelah Raditya Dika melontarkan pertanyaan tentang viralnya berita seseorang yang meninggal dunia saat bermain padel.

Menurut dr Tirta, penyebab utamanya bukanlah gerakan padel yang salah, melainkan karena kondisi tubuh pemain yang tidak siap menghadapi olahraga kompetitif.

“Yang bahaya itu kalau dia nggak punya basic fitness. Gaya hidupnya masih jelek, nggak pernah olahraga, terus tiba-tiba ambisius main padel. Nah itu bisa blackout,” jelasnya.

Padel sendiri memang terlihat fun dan simpel, tapi ritme permainannya bisa sangat cepat. Pemain harus berlari ke berbagai arah, berhenti mendadak, lalu melompat untuk mengembalikan bola.

Kombinasi gerakan eksplosif seperti itu membuat detak jantung melonjak naik-turun secara drastis. Buat orang yang jarang olahraga, kondisi ini bisa menjadi pemicu kelelahan ekstrem hingga serangan jantung mendadak.

Jadi, Gimana Biar Aman? Jangan Ambisius, Bangun Dulu Ototnya

dr Tirta menekankan pentingnya membangun dasar kebugaran terlebih dahulu sebelum terjun ke olahraga kompetitif seperti padel.

“Buat pembuluh darah vena itu stabil, ya harus angkat beban. Otot-otot yang kuat membantu peredaran darah tetap lancar. Kalau tubuhnya nggak siap, tapi dipaksain olahraga kompetitif, bisa bahaya banget,” tambahnya.

Ia juga menyoroti bahwa semua olahraga pada dasarnya bisa ringan asalkan dilakukan tanpa ambisi berlebihan.

“Semua olahraga itu ringan asal nggak ambisius. Catur aja bisa berat kalau pakai emosi,” tambahnya.

Mentalitas kompetitif seringkali membuat orang lupa pada batas kemampuan tubuhnya sendiri. “Kalau udah ambisius, ingin menang terus, apalagi nggak punya histori olahraga yang baik, ya bisa collapse,” katanya.

Pesannya sederhana tapi penting: olahraga seharusnya bikin sehat, bukan jadi penyebab sakit. Jadi, sebelum ikut tren padel atau olahraga viral lainnya, pastikan tubuhmu cukup siap.

Bangun kebugaran, dengarkan sinyal tubuh, dan jangan gengsi buat istirahat. Karena dalam olahraga, yang paling keren bukan siapa yang menang, tapi siapa yang masih kuat main besoknya.

Penulis: Flovian Aiko

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak