Setiap perempuan memiliki siklus hormonal yang memengaruhi tubuh dan emosinya. Dalam satu bulan, perempuan melewati empat fase berbeda yang berperan penting dalam keseimbangan fisik dan mental.
Salah satu fase yang paling mencolok adalah fase luteal, ketika perempuan sering mengalami perubahan suasana hati atau mood swing.
Dengan memahami tiap fase ini, perempuan bisa lebih mengenal dirinya sendiri, menyadari kapan tubuh butuh istirahat, kapan energi sedang tinggi, dan kapan ia perlu lebih lembut pada dirinya.
Sebab di balik semua perubahan itu, ada proses alami yang justru menunjukkan betapa kuat dan berharganya tubuh perempuan.
Wild Women: Sisi yang Tersembunyi dalam Diri Perempuan
Konten kreator, Andra Alodita, membahas tentang hubungan perempuan dengan tubuh dan emosinya. Ia merujuk pada buku Women Who Run With the Wolves karya Clarissa Pinkola, yang mengungkap sisi alami dalam diri perempuan bernama wild women.
Menurut Andra, wild women adalah bagian diri yang berani, bebas, dan tidak takut menantang stigma atau batasan sosial. Sisi ini sering kali tersembunyi karena tekanan budaya dan ekspektasi masyarakat, padahal justru di situlah kekuatan perempuan berada.
Ia juga mengungkapkan bahwa wild women punya koneksi erat dengan rahim dan tubuh. Kita juga harus menyadari bahwa siklus hormonal bukan kelemahan, melainkan bagian penting dari keseimbangan diri.
Dalam podcast di kanal YouTube SUARA BERKELAS pada Kamis (11/9/2025), Andra menjelaskan bahwa setiap perempuan melewati empat fase hormonal setiap bulan yaitu folikuler, ovulasi, luteal, dan menstruasi.
Empat Fase Hormonal Perempuan
1. Fase Folikuler
Mengutip laman Halodoc, fase folikuler dimulai sejak hari pertama menstruasi hingga mendekati ovulasi. Pada tahap ini, ovarium memproduksi folikel yang berisi sel telur. Proses ini membuat dinding rahim menebal sebagai persiapan bila terjadi pembuahan.
Fase ini umumnya berlangsung sekitar hari ke-10 dalam siklus menstruasi dan menjadi penentu panjang pendeknya siklus setiap perempuan.
2. Fase Ovulasi
Masih dari Halodoc, fase ovulasi adalah saat sel telur matang dilepaskan dan siap dibuahi. Sel telur bergerak menuju tuba falopi dan menempel pada dinding rahim.
Jika tidak dibuahi dalam waktu 24 jam, sel telur akan mati. Namun jika bertemu sperma, kehamilan bisa terjadi.
Fase ini juga dikenal sebagai masa subur perempuan dan biasanya terjadi dua minggu sebelum menstruasi berikutnya dimulai.
3. Fase Luteal
Setelah ovulasi, folikel yang telah pecah berubah menjadi korpus luteum yang memicu peningkatan hormon progesteron untuk mempertebal lapisan rahim.
Fase ini dikenal sebagai masa pramenstruasi, di mana banyak perempuan mulai merasa lebih sensitif, mudah marah, atau moody.
Andra menggambarkan fase luteal sebagai momen ketika wild women dalam diri perempuan muncul ke permukaan. Bukan sekadar emosi, tetapi bentuk lain dari keinginan untuk didengar.
Kadang hal kecil terasa besar, karena sebenarnya perempuan sedang ingin menyampaikan sesuatu yang selama ini ia pendam, hanya saja sulit diungkapkan dengan kata-kata.
4. Fase Menstruasi
Pada fase ini, lapisan dinding rahim yang menebal akan luruh dan keluar bersama darah melalui vagina. Biasanya berlangsung selama empat hingga enam hari, dan sering disertai nyeri perut bawah atau punggung akibat kontraksi rahim.
Andra mengatakan, fase menstruasi adalah momen lahir kembali bagi perempuan. Tubuh sedang membersihkan diri dan memulai siklus baru, meski sering dianggap sebagai darah kotor oleh sebagian masyarakat. Padahal, justru di sinilah tubuh sedang menjalankan proses penyembuhan alaminya.
Dengan memahami tiap fase, perempuan bisa lebih memahami diri sendiri dalam menanggapi perubahan emosi dan energi yang datang silih berganti.