Kehidupan terasa sudah tak ada faedah bilamana dirundung dengan penuhnya beban pikiran. Seakan banyak pikir akan beban kehidupan. Dalam denyut waktu yang terus melangkah terpetik keadaan melamun tak pernah terputus. Melamun memikirkan tanpa ada usaha yang nyata. Bak jiwa-jiwa yang kosong dalam gapaian segala alam pikiran.
Sebuah kesia-siaan kehidupan yang tiada faedah membawa untung bagi orang yang banyak pikiran. Setiap masalah menyergap diri mereka pasti selalu berseru mengeluh. Mengeluh tak pernah terucap syukur yang selalu diberi dari karunia Illahi. Tanda kefakiran iman yang melapisi jiwa-jiwa yang mengeluh.
Mengeluh selalu merasa fakir akan apa yang telah digapai. Padahal segalanya di genggamnya erat-erat. Entah nafsu apa yang menguasai pikiran seorang yang mengeluh saja.
Kehidupan terasa bagai rongsokan dengan tak berarti apapun bagi mereka. Tak berarti apapun bagi mereka yang selalu banyak berpikir dan selalu mengeluh. Bagaikan tumpukan sampah yang mengelilingi hidup mereka dalam alam nurani.
Buat apa lagi hidup berlama-lama bagi orang mengeluh. Bak mayat hidup yang sudah bau bangkai terasa busuk sekali dipandang dalam tatapan mata dan penciuman hidung. Pasang mata melihat orang yang mengeluh dan banyak memikirkan beban penuh sinis tak akan usai.
Matilah raga mereka dalam keabadian hidup duniawi. Usailah sudah denyut mereka berdetak. Berhentilah langkah mereka dalam berjalan ke depan. Penuh rasa muak melihat mereka sebagai racun duniawi.