Di malam gelap kantuk menyerang begitu hebat
Namun tak ingin tugas menumpuk menjadi berat
Menahan mata terbuka dengan secangkir kopi
Menyelesaikan tugas hingga tengah malam sepi
Bangun tergopoh-gopoh di pagi hari
Berjalan dengan setengah berlari
Melesat cepat ke kamar mandi
Panik oleh suara alarm sedari tadi
Berganti seragam pegawai tanpa berkaca
Hanya memastikan atribut jelas terbaca
Tak ingin mendapat sarkas dari yang merasa penguasa
Yang sejatinya hanya meminjam jabatan untuk berkuasa
Menjejal kaki ke dalam sepatu usang
Walau tak nyaman asal bisa terpasang
Menyambar jaket, tas, dan kunci motor
Melaju sedikit oleng keluar dari gang jalanan kotor
Menarik tuas motor merayapi aspal jalan besar
Bersama orang-orang yang tampak tak sabar
Waktu terasa berputar dengan sangat cepat
Tak sebanding dengan perjalanan yang lambat
Jarak terbentang terasa bertambah sekian kilometer
Sementara tak banyak kesempatan maju atau bergeser
Keringat mengalir merayapi punggung yang menjadi basah
Berdebar hati bercampur aduk cemas dan gelisah
Terbayang wajah angkuh atasan yang murah caci
Juga tatapan rekan-rekan yang penuh benci
Bukan karena ia tak cakap kerja atau tak pintar
Karena ia melawan budaya buruk tanpa gentar
Ia memahami dengan mudah semua tugas-tugas
Memanfaatkan baik-baik pikirannya yang cerdas
Ia yang ingin bekerja dengan nurani
Tetapi rekan-rekan menuduhnya terlalu berani
Ia terkejut dan tak pernah menyangka
Ketika atasan memintanya merubah fakta juga angka
Kukuh ia menolak dan terjadilan keributan
Berlanjut dengan kebencian tanpa persahabatan
Walau harus bersabar pada pengucilan
Walau perlakuan atasan jauh dari keadilan
Walau pengorbanan tak sepadan dengan pemasukan
Walau terasing karena mempertahankan pendirian
Ia bertekad akan berjalan sesuai aturan
Berusaha kuat meniti jalan kebenaran
Sebab dalam perjalanan kehidupan ini
Ia ingin menjaga kedamaian dalam hati
Borneo, Oktober 2021