Penggemar sepakbola pasti tidak asing soal lima liga top Eropa yang juga termasuk kompetisi sepakbola terbaik di dunia. Menurut koefisien UEFA, kelima liga top tersebut adalah English Premier League (Britania Raya), La liga (Spanyol), Serie A (Italia), Bundesliga (Jerman), dan Ligue 1 (Perancis).
Lima liga yang telah disebutkan di atas memperoleh peringkat koefisien yang tinggi karena mempertimbangkan hasil klub di kompetisi Eropa. Setiap liga di posisi lima besar tersebut menyuguhkan permainan berkualitas serta memiliki banyak pemain bintang.
Namun tentu saja setiap liga memiliki karakteristiknya masing-masing. Di bawah ini adalah plus minus 5 liga top Eropa.
1. English Premier League
Digadang-gadang oleh banyak pihak sebagai kompetisi sepakbola terbaik sejagat, Premier League merupakan kasta tertinggi sepakbola Inggris. Permainan sepakbola menyerang dan cepat menjadi daya tarik bagi para fans untuk menyaksikan pertandingan. Selain itu banyak klub Inggris memiliki finansial yang kuat sehingga sanggup membeli pemain bintang. Juara liga yang hampir selalu berganti tiap tahunnya semakin menambah keseruan Premier League.
Namun liga Inggris juga menyimpan beragam kekurangan antara lain semenjak era Premier League pada tahun 1992 kesenjangan finansial antara klub raksasa dan medioker semakin melonjak. Klub-klub liga Inggris juga kerap berurusan dengan financial fair play karena kedapatan membeli pemain dengan harga tak wajar. Mengingat berjubelnya pemain bintang dari berbagai negara, pemain lokal Inggris jarang mendapat kesempatan bermain sehingga prestasi timnas Inggris juga kurang memuaskan.
2. La liga
Ketika orang menyebut La liga maka akan langsung terbersit dipikiran duo raksasa liga yaitu Real Madrid dan Barcelona. La liga dikenal dunia berkat permainan tiki taka serta revalitas sengit bernama el clasico. Liga sepakbola Spanyol tersebut juga merupakan penguasa kompetisi antarklub Eropa. Di Liga Champions klub Spanyol merupakan pemegang juara terbanyak dengan 18 gelar.
Meskipun begitu, La liga memiliki minus yaitu kurang kompetitifnya persaingan memperebutkan titel La liga. Sejak lama liga Spanyol dikuasai oleh Real Madrid serta Barcelona sementara klub-klub lainnya kesulitan menggoyang dominasi dua raksasa tersebut. Kesenjangan juga terjadi pada hak siar karena 70% dana hak siar dimonopoli Madrid dan Barcelona.
3. Serie A
Liga Serie A merupakan salah satu kompetisi sepakbola terbaik sejagat dengan nilai sejarah yang tinggi. Fans sepakbola era 1990 an pasti tidak asing dengan sebutan Magnificent Seven. Sebutan untuk tujuh klub legendaris seperti Juventus, AC Milan, Inter, hingga Sampdoria. Klub-klub Serie A juga cukup rajin memenangi kompetisi antarklub dengan 12 kali Liga Champions berhasil dimenangi tim dari negeri Pizza.
Nilai minus dari kompetisi Serie A banyak dijumpai pada medio 2000-an ke atas. Serie A yang mulai kehilangan pamor semakin jatuh karena skandal calciopoli yang menimpa Juventus. Kekerasan antar supporter juga semakin memperkeruh keadaan. Syukurnya keadaan mulai membaik pada beberapa musim ini dengan mulai kompetitifnya duo Milan untuk menggoyang dominasi Juventus.
4. Bundesliga
Bundesliga merupakan kompetisi yang dijalankan dengan cara yang unik. Tim yang berlaga di kasta tertinggi sepakbola Jerman menganut sistem 50 +1 yang bermakna fans yang menguasai mayoritas saham klub. Hal ini membuat para pendukung menjadi lebih dekat dengan klubnya. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata kehadiran penonton sebesar 43.449 per pertandingan. Data tersebut membuat Bundesliga menjadi kompetisi sepakbola dengan rataan penonton tertinggi di dunia.
Namun Bundesliga juga memiliki masalah salah satunya terkait liga yang kurang kompetitif karena perebutan titel dikuasai oleh Bayern Munchen. Total telah 31 gelar liga telah diraih klub berjulukan The Hollywood itu. Posisi kedua ditempati FC Nurnberg dengan 8 gelar. Dominasi oleh satu tim ini yang tengah dicarikan solusi oleh federasi sepakbola Jerman agar Bundesliga kembali kompetitif.
5. Ligue 1
Kompetisi kasta tertinggi sepakbola Perancis ini tengah naik daun. Gara-garanya adalah fenomena transfer gila-gilaan klub kaya Paris Saint Germain. Klub yang disokong dana berlimpah dari taipan Qatar Tamam bin Hamad ini berani merekrut pemain bintang macam Neymar, Mbappe, dan yang terbaru yaitu Lionel Messi. Liga Perancis juga dikenal sebagai tempat di mana pemain muda mengasah bakatnya sebelum pindah ke liga yang lebih tinggi.
Liga yang fokus pada pembinaan pemain muda ternyata memiliki dampak negatif bagi Ligue 1. Kecuali klub besar macam PSG dan Marseille, relatif belum banyak bintang yang bermain di klub Perancis. Klub Ligue 1 juga memiliki rataan penonton terbawah di antara lima liga top Eropa. Secara prestasi, tim Ligue 1 hanya sekali menjuarai Liga Champions yang dilakukan Marseille pada musim 1992/1993.
Dari penjelasan tentang plus minus 5 liga top Eropa maka bisa dinyatakan bahwa tiap liga memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Setiap liga memiliki keseruannya masing-masing. Kelebihan dan kekurangan yang dimiliki justru membuat iklim sepakbola menjadi hidup karena tercipta persaingan sehat antar liga.