Piala dunia U-17 memang masih menyisahkan beberapa bulan lagi. Namun, persiapan yang sekitar 5 bulan bagi timnas Indonesia U-17 tentunya merupakan suatu hal yang cukup singkat. Belum lagi timnas Indonesia memang sejak gagal lolos ke putaran final Piala Asia U-17 memang tidak melakukan pemusatan latihan (TC) kembali. Para pemain yang merupakan alumni juara piala AFF U-16 tersebut juga resmi dibubarkan.
Dengan ditunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah (host) Piala Dunia U-17 menggantikan Peru, otomatis membuat timnas Indonesia juga turut berlaga pada kompetisi ini. Hal tersebut membuat PSSI selaku induk organisasi sepakbola Indonesia melakukan gerak cepat guna membentuk tim kembali. Mulai dari penunjukkan pelatih kepala, yakni Bima Sakti dan juga membentuk tim pencarian bakat yang rencananya akan menggunakan jasa pelatih timnas senior Shin Tae-Yong dan pelatih timnas U-23, yakni Indra Safrie.
Hal ini juga menimbulkan pertanyaan di kalangan pengamat sepakbola apakah timnas U-17 akan menggunakan jasa beberapa pemain diaspora atau keturunan yang merumput di liga luar. Tentunya banyak kalangan, khususnya fans timnas Indonesia berharap timnas U-17 nantinya juga menggunakan beberapa talenta pemain keturunan guna memperkuat kedalaman skuad yang nantinya akan berlaga di Piala Dunia U-17 pada bulan November hingga Desember nanti.
Perlukah Menggunakan Jasa Pemain Diaspora Di Piala Dunia U-17 ?
Tentunya polemik tentang penggunaan pemain diaspora atau keturunan dalam skuad timnas Indonesia merupakan suatu hal yang cukup sensitif. Beberapa pihak terbelah menjadi 2 kubu perihal permasalahan ini, yakni kubu yang mendukung penggunaan pemain keturunan dan kubu yang menolak penggunaan jasa pemain diaspora atau keturunan tersebut. Tentunya masing-masing pihak memiliki alasan tersendiri dibalik dukungan mereka perihal permasalahan pemain diaspora ini.
Beberapa waktu yang lalu pelatih kepala timnas U-17, Bima Sakti menyuarakan kemungkinan besar akan menggunakan jasa pemain diaspora dalam skuadnya. Hal ini dikarenakan event sebesar Piala Dunia tentunya menjadi momen yang cocok guna menunjukkan kemampuan skuad garuda muda. Namun, persyaratan utama dari para pemain keturunan tersebut adalah memiliki paspor Indonesia. Tentunya persyaratan ini cukup masuk akal mengingat para pemain dan pihak-pihak terkait tidak perlu mengurus administrasi yang panjang untuk menggunakan jasa para pemain keturunan tersebut.
BACA JUGA: Seberapa Hebat sih Declan Rice hingga Arsenal Ngebet?
Tentunya hal lain yang paling mutlak adalah skill dan kemampuan para pemain diaspora tersebut harus di atas rata-rata pemain lokal di timnas U-17 nantinya. Beberapa nama seperti pemain Sao Paulo U-18, Welber Jardim yang merupakan salah satu pemain keturunan Brazil-Indonesia kemungkinan besar masuk ke dalam kriteria ini. Selain itu, ada nama-nama lain seperti Julian Oerip yang memiliki keturunan Belanda-Indonesia yang kini membela klub U-17 AZ Alkmaar.
Penggunaan Jasa Pemain Diaspora Guna Mengembangkan Talenta Lokal
Penggunaan jasa para pemain diaspora atau keturunan ini tentunya diharapkan memiliki timbal balik yang cukup positif bagi pengembangan talenta-talenta yang merumput di kompetisi atau akademi di Indonesia. Dengan datangnya para pemain diaspora ini, diharapkan para pemain lokal dapat mengambil pengalaman dalam olah bola yang diterapkan di beberapa liga dan akademi mancanegara.
Selain itu, diharapkan dengan adanya talenta-talenta diaspora tersebut juga dapat memberikan relasi dengan para pemandu bakat luar negeri agar dapat menunjang pengembangan talenta-talenta yang berkain di liga lokal agar dapat menimba ilmu di luar negeri. Tentunya hal ini dapat dimaknai sebagai investasi jangka panjang bagi kemajuan sepakbola Indonesia.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS