Tijjani Reijnders kini kembali dibicarakan usai kepastian dirinya gabung AC Milan. Apalagi jika mengingat kembali, dirinya pernah tolak Timnas Indonesia yang sebenarnya keputusan itu kini terasa sudah benar, kenapa begitu?
Gelandang berkebangsaan Belanda itu sepakat gabung AC Milan dengan meneken kontrak berdurasi lima tahun, meski klub tidak mengkonfirmasi jumlah uang yang dikeluarkan untuk mendatangkannya ke San Siro.
Seperti yang sudah diketahui, Tijjani Reijnders memang dikenal para pecinta sepak bola sebagai pemain keturunan yang menolak paspor Warga Negara Indonesia (WNI). Yang mana disampaikan oleh Exco PSSI Hasani Abdulgani di akun Instagram pribadinya @hasaniabdulgani, bahwa sang pemain belum ada niat untuk membela Timnas Indonesia.
Pengumuman dirinya menolak paspor WNI pun langsung membuat netizen Indonesia merasa kecewa. Apalagi rumor soal penolakan ini kabarnya dikarenakan Reijnders tidak mendapat izin dari orang tua yang berpikir bahwa sang putra masih muda dan memiliki jalan panjang sebagai pesepakbola.
Reijnders sendiri memang memiliki darah Indonesia, yang mana ibunya orang Maluku sementara ayahnya yang juga mantan pesepakbola, asli berkewarganegaraan Belanda. Dengan kualitasnya, yang bahkan sekarang membuat AC Milan merekrutnya, memang wajar jika Shin Tae-yong sendiri yang menginginkannya masuk Timnas Indonesia.
Meski penolakan paspor WNI itu membuat netizen geram dan kecewa beberapa waktu lalu, ternyata jika kembali dipikirkan, keputusan Tijjani Reijnders ternyata terasa sudah benar. Apalagi jika melihat kemana dia berlabuh di bursa transfer musim panas 2023 ini.
BACA JUGA: Kabar Timnas: Indonesia Akan Lakoni Laga FIFA Match Day Kontra Turkmenistan
Apalagi dalam konferensi pers Reijnders yang disiarkan Milan TV, dirinya merasa sangat bangga dan tidak perlu berpikir dua kali ketika ada tawaran dari klub berjuluk Rossoneri itu. Hal itu dikarenakan masa-masa kecilnya dilalui dengan mengikuti video-video AC Milan khususnya ketika Marco van Basten dan Ruud Gullit di San Siro.
Tidak hanya itu, Reijnders juga mengaku bangga bisa bergabung dengan klub sebesar AC Milan. Apalagi mengingat masa kecilnya yang memang mengidolakan Marco van Basten dan Ruud Gullit, yang juga legenda sepak bola Belanda.
Dari pernyataan-pernyataan saat konferensi pers perkenalan dirinya, cukup jelas gelandang berusia 24 tahun itu memang punya target besar yang salah satunya mungkin gabung AC Milan adalah impiannya sejak masa kecil.
Jika memang gabung AC Milan adalah impiannya sejak kecil, tentu menolak paspor WNI dan ogah bela Timnas Indonesia adalah keputusan yang benar. Karena jika sempat menerima paspor WNI, kepindahan Reijnders ke Rossoneri bisa saja terkendala.
Apalagi jika melihat skuat AC Milan di Transfermarkt jelang musim 2023/2024, kuota pemain asing non Uni Eropa di skuat asuhan Stefano Pioli sudah mencapai maksimal yakni empat orang. Di antaranya adalah Devis Vasquez (Kolombia), Fode Ballo-Toure (Senegal), Ruben Loftus-Cheek dan Fikayo Tomori (Inggris).
Jika Reijnders pada 2022 menerima pinangan untuk mendapatkan paspor WNI dan menanggalkan kebangsaan Belanda, tentu AC Milan yang akan berpikir dua kali untuk merekrutnya. Apalagi jika melihat bursa transfer, Rossoneri juga tengah mengincar beberapa pemain non Uni Eropa di musim panas ini.
Jadi, keputusan Reijnders untuk menolak ajakan Shin Tae-yong bela Timnas Indonesia cukup masuk akal dan sekarang terbukti benar. Kini, dia bisa menjalani mimpi masa kecilnya dengan bermain untuk AC Milan, meneruskan jejak para legendaris Belanda di Liga Italia. Selamat berjuang Reijnders!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS