Laga kedua antara Timnas Indonesia melawan Brunei Darussalam di babak kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia putaran pertama menyisakan momen yang menbahagiakan bagi seorang Arkhan Fikri. Setelah menunggu satu pertandingan, pemain muda yang kini membela Arema tersebut akhirnya merasakan menit bermain pertamanya bersama skuat Garuda.
Namun sayangnya, momen debut seorang Arkhan Fikri belum mampu dihiasi oleh sang pemain dengan performa maksimal yang kerap kali ditunjukkannya saat bermain di timnas Indonesia kelompok umur.
Masuk sebagai pemaing pengganti di menit ke 72, Arkhan Fikri menanggung beban permainan yang cukup besar. Menggantikan posisi sang metronome Ricky Kambuaya, publik tentu mengharapkan pemain berusia 18 tahun tersebut untuk setidaknya menunjukkan permainan menawan seperti sang senior.
Namun sayangnya, selama 18 menit permainan yang dijalankannya, Arkhan Fikri belum menemukan mode permainan terbaiknya di laga debut tersebut. Umpan-umpan visioner maupun giringan bola yang kerap kali menjadi ciri khas permainan pemain kelahiran 28 Desember 2004 tersebut belum sepenuhnya terlihat.
Bahkan, jika seorang Arkhan Fikri didaulat untuk menggantikan posisi yang ditempati oleh Ricky Kambuaya, dirinya bahkan seringkali salah dalam menempatkan posisi. Jika Kambuaya memainkan permainan di lini tengah dan lebih sering menjelajah daerah permainan lawan, maka Arkhan Fikri tak memainkan peran itu.
Dirinya justru lebih sering menjadi cover pertahanan dan menjadi gelandang serang murni. Maka tak mengherankan jika dirinya justru sering terlambat ketika timnas Indonesia memainkan mode serang, dan bukan menjadi seorang kreator ketika serangan dimulai.
Memang, di akhir-akhir menit bermainnya, Arkhan Fikri mulai bisa beradaptasi dengan gaya main rekan-rekannya di timnas senior. Namun, sekali lagi, apa yang ditampilkan olehnya sangat jauh dari kualitas yang kita ketahui bersama mengenai dirinya.
Mungkin sangat wajar jika Arkhan Fikri masih memiliki rasa nervous di pertandingan tersebut. Karena kita tahu, laga melawan Brunei Darussalam kemarin adalah laga debutnya di level senior.
Namun, kita berharap semoga saja dirinya terus berkembang dan bisa menjadi suksesor yang sepadan bagi Kambuaya ataupun Marc Klok. Terlebih lagi, dengan usianya yang masih sangat muda, Arkhan masih bisa menata mentalnya untuk berlaga di pertandingan yang levelnya jauh lebih tinggi.
Bukankah Ramadhan Sananta juga merasakan hal serupa di laga debutnya lalu?