Timnas Indonesia U-17 harus mengakhiri kampanye mereka di gelaran Piala Dunia U-17 edisi tahun 2023 ini. Bermodalkan dua poin, skuat Garuda Dunia tersebut tak bisa bersaing memperebutkan satu tempat di peringkat tiga terbaik dalam gelaran.
Menyadur laman fifa.com, anak asuh Bima Sakti tersebut harus tersingkir dari gelaran di rumah sendiri selepas Iran, Jepang, Uzbekistan dan Venezuela sukses menempati empat slot tim dengan peringkat tiga terbaik dan berhak melaju ke fase selanjutnya.
Kegagalan ini pun menuai beragam reaksi. Salah satunya diungkapkan oleh pengamat legendaris Indonesia, Justinus Lhaksana. Dalam cuplikan video yang diunggah oleh akun TikTok wasitfootball tersebut, pria yang akrab disapa oleh coach Justin itu mengaku gedeg dengan permainan Timnas Indonesia U-17 yang seringkali menunjukkan egoisme permainan.
"Ini yang bikin gue gedek!" ungkap Kochi.
"Adek-adek, mungkin ini terakhir bermain di Piala Dunia. Kalau lu bisa main di Piala Dunia, lu berikan segalanya," tambahnya.
"Yang gue lihat, beberapa pemain egonya segini!" terang Kochi sambil tangannya terangkat menunjukkan ego para pemain yang sangat tinggi.
"Gocak-gocek, lu perhatiin deh, lu liat ulang. Tiap kali gocek, disenggol jatuh, disenggol jatuh, hilang bola. Tengahnya, nyaris nggak gerak, passingnya amburadul," bebernya dengan nada gemas!
Dalam sorotan pria berkacamata yang satu ini, faktor individualisme masih menjadi sebuah PR besar bagi Timnas Indonesia U-17. Dari tiga laga yang telah dijalani oleh Timnas Indonesia U-17 di pentas Piala Dunia, memang terlihat sekali beberapa pemain ingin menunjukkan skill individunya.
Entah dengan tujuan apa, yang jelas show-off yang ditunjukkan oleh pemain-pemain tersebut sama sekali tak menunjukkan hasil yang memuaskan. Jangankan mencetak gol, untuk sekadar melewati para pemain lawan pun gocekan yang dilakukan oleh pemain Timnas Indonesia tersebut seringkali menemui kegagalan.
Selama tiga kali laga melawan Ekuador, Panama dan Maroko, pemain yang kerap melakukan hal tersebut adalah Riski Afrizal. Pemain satu ini memang paling sering mencoba untuk merangsek ke pertahanan lawan dengan mengedepankan kualitas gocekan yang dimilikinya, meskipun seringkali gagal dan terjatuh.
Namun demikian, Riski Afrisal juga berjasa besar di pertandingan pertama kontra Ekuador lalu. Gocekannya dari sayap kiri, sukses merangsek pertahanan Ekuador dan umpan yang dilepaskannya berbuah gol pertama Indonesia di Piala Dunia.
Tapi, semoga saja komentar Kochi dijadikan pelecut untuk lebih baik lagi ya!