Sorotan kini tengah didapatkan oleh salah satu penyerang timnas Indonesia senior dan U-23, yakni Rafael Struick. Melansir dari laman resmi PSSI (pssi.org), pemain keturunan Belanda-Indonesia yang dinaturalisasi pada tahun 2023 silam ini mulai tersingkirkan di klub barunya, yakni Brisbane Roar FC. Dirinya tercatat mulai tak masuk ke dalam skuad utama dari tim yang berlaga di kasta tertinggi sepakola profesional Australia atau A-League tersebut.
Melansir dari laman transfermarkt.co.id, dalam 6 laga terakhir Brisbane Roar FC di musim 2024/2025 ini, penyerang berusia 22 tahun tersebut hanya bermain sebanyak 1 kali dari 2 kali berada di dalam skuad. Ironisnya, dirinya hanya bermain dari bangku cadangan selama 3 menit dalam 6 laga terakhir Brisbane Roar FC di musim ini. Kondisi ini sendiri juga kian diperparah dengan performanya yang terus menerus menurun dalam beberapa laga terakhir.
Sempat Jadi Andalan, Kini Nasib Rafael Struick Tak Jelas
Melansir dari beberapa sumber di laman berita suara.com, Rafael Struick yang tiba pada awal musim 2024/2025 di klub Australia, Brisbane Roar FC tentunya datang dengan ekspektasi yang cukup baik guna mendapatkan menit bermain. Berbekal dengan pengalaman selama sekitar 2 musim bersama tim senior klub Belanda, ADO Den Haag, Rafael Struick diharapkan dapat menjadi juru gedor bagi klub Brisbane Roar FC.
Hal ini sempat diprediksi akan menjadi kenyataan dalam 7 laga perdana klub tersebut. Rafael Struick kerap kali dipilih menjadi pemain utama dan juga pemain pengganti dengan menit yang cukup saat awal musim. Bahkan, dirinya sukses mencetak 1 gol dalam laga ke-2 Brisbane Roar FC saat menghadapi Sydney FC meskipun klub yang berjuluk “The Roars” tersebut harus takluk dengan skor 2-3 dari tim asal kota Sydney tersebut.
Sempat beberapa kali bermain sebagai starter, akan tetapi kini nasib Rafael Struick bersama Brisbane Roar FC mulai tak jelas. Usai kembali dari membela timnas Indonesia di ajang AFF Cup 2024 lalu, Rafael Struick posisinya mulai tersingkirkan di skuad utama klub Brisbane Roar FC. Dirinya hanya sering ‘menghiasi’ bangku cadangan klub Brisbane Roar FC. Bahkan, dirinya juga hanya beberapa kali mencatatkan menit bermain kurang dari 10 menit setiap laganya jika diturunkan.
Hal ini tentunya menjadi ironi tersendiri bagi seorang Rafael Struick. Dirinya yang awalnya pindah ke klub Brisbane Roar FC dengan harapan sukses dan mendapatkan menit bermain yang lebih bersama tim senior, kini harus berjibaku kembali menembus skuad utama tim. Belum lagi dengan performanya di klub saat ini yang kurang begitu baik bisa pula membuat peluangnya menembus timnas Indonesia di era kepelatihan Patrick Kluivert kian sulit.
Seperti yang diketahui, di era kepelatihan Patrick Kluivert saat ini di timnas Indonesia, sang pelatih lebih melirik pemain yang memiliki jam terbang yang cukup bersama klubnya. Di sisi lain Rafael Struick juga harus bersaing dengan beberapa pemain di lini depan timnas Indonesia seperti Ole Romeny dan Ragnar Oratmangoen.
Ole Romeny sendiri dianggap sebagai sosok salah satu penyerang yang cocok dengan strategi dari Patrick Kluivert di timnas Indonesia. Hal inilah yang membuah Rafael Struick yang bukan seorang striker murni dianggap memiliki performa yang kurang saat bermain di posisi striker utama.
Di sisi lain, bersaing di posisi winger juga cukup sulit bagi Rafael Struikc saat ini. Beberapa nama seperti Eliano Reijnders, Ragnar Oratmangoen, Yakob Sayuri, Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman dianggap menjadi pesaing yang cukup setara bagi Rafael Struick di lini depan timnas Indonesia.
Tentu kita berharap Rafael Struick bisa segera melewati masa-masa sulit ini dan menemukan kembali performa terbaiknya.