Sudah bukan sebuah rahasia lagi jika antara Malaysia dan Indonesia terjadi sebuah persaingan yang nyata di berbagai bidang. Bukan hanya urusan bernegara, persaingan yang tak kalah panas pun terjadi di bidang olah raga, termasuk sepak bola.
Ketika PSSI beberapa waktu lalu memulai program untuk memulangkan para pemain berdarah Indonesia guna memperkuat Pasukan Garuda, kubu Malaysia yang seakan kepanasan, berkali-kali memberikan sindiran terkait program peningkatan kualitas dari federasi sepak bola Indonesia tersebut.
Bukan hanya terjadi di kalangan para suporter akar rumput, pernyataan-pernyataan yang menyinggung tentang program naturalisasi ini juga sempat dilontarkan oleh Datuk Wira Yusoff Mahadi, Anggota Exco Federasi Sepak Bola Malaysia yang mana dirinya menyebutkan bahwa Malaysia tak membutuhkan pemain naturalisasi seperti Indonesia, asalkan mereka memiliki 11 pemain selevel dengan Arif Aiman.
Namun sayangnya, apa yang dikatakan oleh pihak Malaysia yang kerap menyindir program naturalisasi Indonesia ini justru berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada saat ini. Malaysia yang semula mencemooh Indonesia dalam hal naturalisasi pemain, belakangan ini justru makin gencar mendatangkan para pemain yang memiliki keterikatan darah dengan mereka.
Bukan hanya itu, bahkan jika kita melihat pertandingan antara Malaysia melawan Vietnam, kubu Harimau Malaya bahkan lebih parah daripada Indonesia, setidaknya dalam segi penggunaan pemain naturalisasi untuk sekadar bisa mengalahkan The Golden Star Warriors.
Malaysia Hanya Gunakan 2 Pemain Lokal, Jauh Lebih Banyak daripada Indonesia
Pada pertandingan antara Malaysia melawan Vietnam di Stadion Nasional Bukit Jalil (10/6/2025), berdasarkan data yang ada di laman sofascore, Malaysia tercatat menurunkan hanya dua pemain asli dari negara mereka, yakni Arif Aiman yang berposisi sebagai sayap serang kanan, dan Syihan Hazmi di posisi penjaga gawang.
Pada daftar sebelas pertama melawan Vietnam, kedua pemain lokal Malaysia ini beradu dengan sembilan pemain lainnya yang berdarah campuran, termasuk para pemain anyar yang baru mereka naturalisasi beberapa waktu lalu sebelum pertandingan dimainkan.
Jumlah pemain "asli" yang dipakai oleh Malaysia ini tentunya secara kuantitas jauh lebih sedikit daripada yang dipergunakan oleh Indonesia saat mereka mengalahkan tim yang sama.
Sepertimana menyadur laman match report transfermarkt.com, dalam tiga pertandingan antara Timnas Indonesia melawan Vietnam, pelatih Shin Tae-yong kala itu menurunkan masing-masing enam pemain lokal Indonesia dalam starting line-up. Jumlah yang tiga kali lipat lebih banyak daripada Malaysia bukan?
Seperti misal, di fase penyisihan grup Piala Asia 2023 (19/1/2024) lalu, STY menurunkan enam pemain lokal dari Indonesia yakni Ernando Ari Sutaryadi, Asnawi Mangkualam Bahar, Pratama Arhan, Egy Maulana Vikri, Yakob Sayuri dan Marselino Ferdinan yang pada laga yang dimenangi oleh Indonesia dengan skor 1-0 tersebut.
Berlanjut di laga kandang ronde kedua babak kualifikasi Piala Dunia 2026 (21/3/2024), Indonesia memasang enam pemain lagi dalam starting eleven tim. Adi Satryo, Yakob Sayuri, Rizky Ridho, Witan Sulaeman, Marselino Ferdinan dan Hokky Caraka, menjadi enam nama asli yang menghiasi tim awalan Indonesia di laga tersebut.
Berselang lima hari kemudian saat Indonesia bertandang ke markas Vietnam, STY juga memasang enam pemain lokal untuk pertandingan tersebut. Laman transfermarkt mencatat, enam pemain yang diandalkan STY saat menggulung Vietnam tiga gol tanpa balas di kandang mereka sendiri saat itu adalah Ernando Ari Sutaryadi, Asnawi Mangkualam Bahar, Rizky Ridho, Witan Sulaeman, Marselino Ferdinan dan Hokky Caraka.
Dan bisa dilihat, untuk sekadar bisa menaklukkan Vietnam, Timnas Indonesia "hanya" memerlukan lima pemain naturalisasi, sementara Malaysia membutuhkan hingga sembilan pemain untuk bisa menaklukkan tim yang sama.
Jadi, jika dipikir-pikir, ternyata Malaysia jsutru lebih parah daripada Indonesia, tim yang selama ini kerap mereka singgung terkait masalah naturalisasi. Sungguh sebuah ironi bukan?