Target berbeda dicanangkan oleh dua negara bertetangga, Indonesia dan Malaysia di gelaran Piala AFF U-23 edisi tahun 2025 ini. Sepertimana yang telah dipublikasikan oleh pihak federasi, Timnas Indonesia sendiri di gelaran kali ini menargetkan gelar juara.
Adanya pelatih anyar di tubuh Timnas U-23 yang kini ditangani oleh Gerald Vanenburg dan keuntungan bermain di kandang sendiri karena dipercaya untuk menjadi tuan rumah, membuat PSSI memberikan target tertinggi di turnamen kali ini untuk diraih.
Berbeda dengan Pasukan Muda Merah Putih yang menjadikan gelar juara sebagai harga mati, target yang tak terlalu ambisius justru dilontarkan oleh sang rival, Timnas Malaysia U-23. Meskipun berharap untuk melaju sampai partai puncak gelaran, namun pelatih Harimau Muda, Nafuzi Zain menyatakan bahwa target anak asuhnya di turnamen kali ini adalah mencapai babak semifinal.
"Jadi kami menempatkan lolos ke semifinal sebagai target utama kami, yaitu lolos dari babak penyisihan grup. Semifinal akan memberi kami kesempatan untuk melaju ke final," ujar pelatih tim Harimau Muda tersebut, sepertimana dilansir oleh laman Suara.com (27/6/2025).
Hanya menargetkan semifinal sebagai indikator utama pencapaian kesuksesan di turnamen kali ini, tentunya memantik sebuah pertanyaan mendasar dari para penikmat persepakbolaan Asia Tenggara. Karena sejauh ini, empat tim tradisional di kawasan ini, yakni Indonesia, Thailand, Vietnam dan Malaysia, selalu beradu target dengan menjadikan juara sebagai titik fokus pencapaian dalam setiap turnamen level regional Asia Tenggara.
Lantas, apakah hal ini karena Malaysia merasa takut dengan keberadaan Indonesia? Mengingat kedua kesebelasan berdasarkan drawing pembagian grup beberapa waktu lalu berada dalam satu grup?
Tentu saja tidak demikian adanya. Perihal Malaysia lebih memilih untuk menargetkan semifinal sebagai capaian utama kesuksesan mereka di ajang ini adalah lebih karena mereka lebih realistis saja dalam menyongsong gelaran. Pasalnya, di level U-23 sendiri, Malaysia memang menjadi satu-satunya negara dalam kuartet kekuatan tradisional yang belum pernah merasakan manisnya gelar juara di ajang ini.
Tiga negara lainnya, yakni Indonesia, Thailand dan Vietnam, sudah pernah mengenyam titel juara di turnamen ini, setidaknya satu kali. Sementara Malaysia, capaian terbaik mereka hanyalah sebagai tim peringkat keempat terbaik saja di edisi 2005 dan 2023 lalu.
Dan inilah yang dijadikan pijakan oleh pelatih Malaysia untuk lebih realistis, karena dari segi sejarah, Malaysia selalu tak beruntung saat turut serta di ajang ini, termsuk di turnamen edisi 2022 lalu ketika Indonesia dan Myanmar undur diri dari gelaran imbas belum stabilnya wabah Covid-19.
Dan lagi, bagi Malaysia sendiri menargetkan babak semifinal juga relatif cukup berat. Pasalnya, meskipun nantinya mereka berhasil finish di peringkat kedua grup A, namun posisi itu belum menggaransi mereka untuk melenggang ke fase empat besar.
Penyebabnya tentu saja peraturan yang telah ditetapkan di turnamen ini. Dengan sistem pembagian grup menjadi tiga, maka nantinya babak empat besar perhelatan akan berkomposisikan tiga tim juara grup dan satu runner-up terbaik.
Tak cukup sampai di sana, pehitungan Malaysia untuk bisa melaju ke babak semifinal sesuai target pun juga masih adu keberuntungan karena ketidakseimbangan komposisi kontestan di tiga grup yang ada.
Malaysia yang menempati grup A, berkomposisikan empat negara, sementara grup B dan grup C, hanya diisi oleh tiga negara saja. Dan berdasarkan keputusan dari AFF, perhitungan runner-up grup A ini hanya akan melibatkan hasil pertandingan antara tiga tim teratas grup, serta menghilangkan segala hasil yang didapatkan saat melawan tim keempat.
Dan skema ini pun menimbulkan kerawanan bagi tim peringkat kedua klasemen. Pasalnya, hasil besar seperti selisih gol dan raihan poin yang mereka dapatkan saat melawan tim peringkat keempat ini tak akan terhitung sama sekali, sehingga membuat mereka rentan untuk dikudeta oleh runner-up grup lain yang secara perhitungan sudah menunjukkan hasil pasti tanpa pengurangan apapun.
Apakah Malaysia nanti masih bisa lolos ke babak semifinal sesuai target yang mereka canangkan? Mari kita tunggu mulai pertengahan bulan Juli mendatang.