Akhir pekan ini, ajang MotoGP akan kembali menyapa penggemar lewat seri GP Austria 2025 yang berlangsung pada 15 hingga 17 Agustus di Sirkuit Red Bull Ring.
Bicara soal Red Bull Ring, lintasan ini punya sejarah tersendiri bagi Pecco Bagnaia. Melansir dari data yang ada di situs resmi MotoGP, motogp.com, di tiga musim terakhir, tepatnya pada 2022, 2023, dan 2024, pembalap asal Italia itu mampu menorehkan prestasi gemilang dengan mencatatkan hattrick kemenangan di trek ini.
Rekor tersebut menjadikannya sebagai salah satu pembalap Ducati yang bisa memenangkan balapan selama tiga tahun berturut-turut.
Jika menengok ke belakang, pencapaiannya di dua musim terakhir bahkan lebih mengesankan. Pada edisi 2023, Bagnaia tidak hanya meraih kemenangan di balapan utama, tetapi juga menguasai sesi sprint. Pole position pun berhasil ia rebut, membuatnya benar-benar mendominasi akhir pekan itu.
Setahun kemudian, ia kembali mengulang skenario yang hampir sama, menempatkan dirinya di puncak podium baik di sprint maupun di race utama. Wajar jika kemudian banyak pihak menilai Red Bull Ring adalah salah satu sirkuit andalan bagi Bagnaia.
Namun, musim 2025 ini menghadirkan tantangan berbeda. Harapan untuk mengulang kesuksesan di Austria tetap ada, tapi kondisinya jauh dari memungkinkan. Sejak awal musim, Bagnaia berjuang keras dengan kendala pada motor GP25 yang menghambat performanya.
Hasilnya, sejauh ini ia baru mengantongi satu kemenangan, yaitu di GP Amerika, dan satu pole position, yakni di GP Ceko. Meski masih beberapa kali naik podium, catatan tersebut belum cukup untuk membawanya mendekati puncak klasemen.
Posisinya saat ini berada di urutan ketiga klasemen sementara, tertinggal cukup jauh, yakni 147 poin dari Marc Marquez yang memimpin. Selisih poin sebesar itu membuat peluangnya untuk mengejar titel semakin tipis, terlebih kompetisi musim ini terasa lebih ketat dibanding sebelumnya.
Sedangkan, para rivalnya seperti Marc Marquez, Alex Marquez, dan Marco Bezzecchi makin tangguh, mereka tampil konsisten dan mampu memanfaatkan peluang dengan baik. Mereka bukan hanya cepat, tetapi juga punya strategi jitu yang siap memanfaatkan setiap kesalahan lawan.
Situasi ini semakin rumit jika melihat fakta bahwa Bagnaia tahun ini sempat kehilangan kemenangan di lintasan-lintasan yang biasanya ia kuasai. Misalnya, Mugello dan Assen, dua sirkuit yang selama ini sering menjadi tempatnya bersinar, justru tak mampu ia menangi musim ini.
Hal tersebut memunculkan pertanyaan besar, jika di trek favorit saja ia belum bisa berjaya, mampukah ia mempertahankan dominasi di Red Bull Ring?
Meskipun demikian, mengesampingkan Pecco sepenuhnya jelas bukan sesuatu yang benar. Karakternya sebagai pembalap yang tenang dan cerdas sering membuatnya mampu memanfaatkan situasi, bahkan saat peluang terlihat kecil.
Jika tim Ducati mampu menemukan setelan motor yang tepat dan memaksimalkan potensi Pecco di Red Bull Ring, peluang untuk meraih kemenangan tetap terbuka.
Akan tetapi, realitasnya sulit diabaikan, persaingan kali ini tidak hanya datang dari satu atau dua pembalap, melainkan dari barisan rider top yang tengah berada dalam performa terbaik mereka.
Dengan kondisi seperti ini, mempertahankan rekor hattrick dan menambah satu kemenangan lagi di Austria akan menjadi misi yang amat berat.
Bagnaia mungkin masih punya peluang, tetapi untuk meraih kemenangan keempat secara beruntun di Red Bull Ring, ia harus mengerahkan segalanya, mulai dari skill, strategi, hingga sedikit keberuntungan. Mungkin dia memiliki lebih banyak kesempatan untuk meraih posisi podium.
Nah, kalau menurut kalian, bisakah Pecco Bagnaia memenangkan balapan di Red Bull Ring tahun ini?