Semen Padang FC kembali mengarungi kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia, BRI Super League 2025/2026. Namun, langkah awal mereka tersandung. Dalam laga pembuka, tim Kabau Sirah harus mengakui keunggulan juara bertahan Persib Bandung dengan skor 0-2 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).
Kekalahan ini menjadi pengingat awal bahwa perjuangan belum usai. Semen Padang yang musim lalu hampir terdegradasi, kembali diuji ketangguhannya di awal musim.
Hasil minor di pekan pertama membuat pelatih Eduardo Almeida bergerak cepat. Evaluasi menjadi kata kunci dalam persiapan menuju pertandingan pekan kedua melawan Dewa United FC, Jumat (15/8/2025) mendatang. Juru taktik asal Portugal itu menegaskan bahwa ia akan memperbaiki strategi, terutama dalam hal efektivitas serangan.
Meskipun Semen Padang unggul dalam penguasaan bola saat melawan juara bertahan dengan mencapai angka 59%. Namun hanya satu tembakan yang tepat sasaran. Ini menunjukkan bahwa koneksi dan koordinasi di lini depan masih menjadi pekerjaan rumah besar.
Lebih jauh, Almeida terang-terangan tidak ingin timnya kembali melalui musim penuh tekanan seperti tahun lalu. Pada musim BRI Liga 1 2024/2025, Semen Padang harus berjuang hingga pekan terakhir untuk lolos dari jurang degradasi. Mereka mengakhiri musim di posisi ke-13 dengan 36 poin, hanya unggul dua angka dari zona merah.
Kemenangan dramatis atas Arema FC di pekan ke-34 menjadi penentu nasib mereka. Dua gol di masa injury time oleh Filipe Chaby dan Muhammad Ridwan menyelamatkan mereka dari kehancuran. Itu jadi momen penentu yang tidak ingin diulang Almeida.
“Musim lalu kami diselamatkan sampai pertandingan terakhir (terhindar dari degradasi), jadi yang pertama adalah kami ingin situasi musim lalu jangan sampai terulang lagi untuk musim ini,” jelas Almeida seperti menyadur ileague.id, Minggu (10/8/2025).
Target Realistis Eduardo Almeida
Memasuki musim baru, Almeida tak mau muluk-muluk dalam menargetkan prestasi. Ia lebih memilih fokus pada hasil pertandingan demi pertandingan. Filosofi ini sudah ia pegang selama 22 tahun berkarier sebagai pelatih profesional.
“Mungkin manajemen atau orang lain punya target untuk tim ini, tapi buat saya selama 22 tahun berkarier, target saya akan sama yaitu memberikan yang terbaik dan bisa mendapatkan tiga poin dari pertandingan ke pertandingan,” ungkapnya.
Fokus Almeida adalah stabilitas performa. Ia sadar bahwa konsistensi menjadi kunci agar timnya tidak kembali terjebak di papan bawah klasemen. Untuk itu, keseimbangan antara menyerang dan bertahan akan menjadi fokus utama dalam latihan.
Pada pertandingan melawan Persib Bandung, meskipun dominasi bola meningkat di babak kedua, keasyikan menyerang justru membuat mereka kecolongan. Almeida menilai momen ini harus jadi pelajaran penting untuk menjaga keseimbangan tim.
Meskipun menelan kekalahan di laga pembuka, Semen Padang tidak ingin larut dalam kekecewaan. Fokus kini tertuju pada pertandingan kandang melawan Dewa United. Bermain di depan pendukung sendiri menjadi momentum yang tepat untuk bangkit.
Tim akan memanfaatkan dukungan dari para suporter untuk membalikkan keadaan. Almeida percaya bahwa hasil positif di laga kandang bisa menjadi awal dari tren yang lebih baik di musim ini.
Musim lalu, mereka sempat kehilangan arah di pertengahan musim. Lalu kemudian bisa bangkit karena kekompakan tim dan perubahan strategi di putaran kedua.
Kehadiran pemain seperti Bruno Gomes dan Irkham Zahrul Mila pada akhir musim lalu memberikan dampak instan. Kali ini, Almeida berharap kombinasi pemain lama dan baru dapat membentuk pondasi yang lebih kokoh sejak awal kompetisi.
Selain itu, koordinasi dalam menyerang harus ditingkatkan. Dalam laga kontra Persib Bandung, upaya membongkar pertahanan lawan terbilang buntu meskipun penguasaan bola mendominasi. Tim kesulitan menembus sepertiga akhir pertahanan lawan.