Pelatih Timnas Indonesia, Gerald Vanenburg menjadi sorotan setelah pernyataannya yang menyebut bahwa Korea Selatan tidak lebih baik dari tim asuhannya. Komentar itu muncul menjelang laga krusial antara Garuda Muda melawan Korea Selatan dalam pertandingan terakhir Grup J Kualifikasi Piala Asia U-23 2026.
Meski banyak yang mengapresiasi kepercayaan diri Vanenburg, tak sedikit pula yang menilai ucapannya sebagai blunder yang bisa memicu overconfidence. Vanenburg menegaskan bahwa ia tidak peduli dengan catatan buruk saat menghadapi pelatih asal Korea Selatan.
Ia lebih memilih fokus pada performa anak asuhnya ketimbang statistik masa lalu. Sejauh ini, pelatih asal Belanda itu sudah menjalani tujuh pertandingan bersama Garuda Muda, namun belum mencatatkan kemenangan ketika menghadapi tim yang dilatih oleh pelatih Korea Selatan.
Salah satu kekalahan itu terjadi saat Indonesia takluk dari Vietnam di final Kejuaraan ASEAN U-23 2025. Vietnam yang saat itu diasuh oleh pelatih asal Korea Selatan berhasil menundukkan Indonesia dengan skor tipis 0-1. Sementara dalam laga kedua, Indonesia hanya mampu bermain imbang 0-0 melawan Laos yang juga dipimpin oleh pelatih asal Negeri Ginseng.
Meski demikian, Vanenburg bersikukuh bahwa fokusnya adalah membawa Indonesia menang, bukan terpaku pada siapa lawannya. Ia menegaskan bahwa dirinya pernah memenangkan berbagai gelar sebagai pemain, termasuk Liga Champions dan Piala Eropa, dan sekarang saatnya memimpin Indonesia menunjukkan kapasitasnya di level Asia.
“Saya hanya fokus pada tim saya sendiri. Satu-satunya hal yang saya inginkan adalah mengalahkan mereka (Korea Selatan),” ujar Vanenburg seperti dikutip dari Antara News, Minggu (7/9/2025).
Lebih jauh, ia bahkan menilai bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk memenangkan turnamen, bukan sekadar lolos dari fase grup.
Vanenburg juga menyebut bahwa Vietnam, Thailand, bahkan Korea Selatan sendiri tidak jauh lebih baik dari Indonesia. Ia menganggap kualitas timnya sejajar dan cukup kuat untuk bersaing dengan raksasa-raksasa Asia di level usia U-23.
“Vietnam tidak jauh lebih baik dari kita. Thailand tidak jauh lebih baik dari kita. Korea juga tidak lebih baik dari kita. Itu yang saya pikirkan. Jadi, bukan seperti yang saya pikirkan, mereka sangat bagus. Saya bangga dengan tim saya dan kami berusaha mengalahkan Korea,” tambahnya.
Namun, pernyataan itu tentu menimbulkan tanda tanya, mengingat Korea Selatan tampil sangat dominan di Grup J. Mereka mencetak kemenangan besar atas Laos dan Makau, masing-masing dengan skor 7-0 dan 5-0. Sementara Indonesia, meski menang 5-0 atas Makau, sempat tertahan imbang 0-0 oleh Laos.
Korea Selatan Punya Level Dunia, Timnas Indonesia Jangan Terlalu Meremehkan
Secara objektif, harus diakui bahwa Korea Selatan memiliki kualitas yang lebih tinggi dibanding Timnas Indonesia U-23, terutama dari segi pengalaman, kecepatan, teknik, dan kedalaman skuad. Hal ini juga diakui oleh pelatih Korea Selatan, Lee Min-sung yang menyatakan bahwa meski Indonesia punya potensi, timnya tetap berada di level yang lebih unggul.
Kemenangan besar atas dua lawan sebelumnya menunjukkan betapa kuatnya Korea di babak kualifikasi. Performa mereka konsisten dan efisien, menjadi ancaman nyata bagi ambisi Indonesia untuk lolos langsung ke putaran final. Dalam kondisi ini, keyakinan Vanenburg memang bisa memotivasi tim, tapi juga bisa menjadi bumerang jika berujung pada sikap meremehkan.
Indonesia sendiri saat ini mengoleksi 4 poin dan berada di posisi kedua klasemen grup. Sementara Korea Selatan memimpin dengan 6 poin. Artinya, hasil imbang atau kekalahan akan membuat Indonesia harus berharap pada jalur runner-up terbaik, yang kondisinya juga tidak menguntungkan bagi Garuda Muda.
Di klasemen runner-up terbaik, Indonesia masih berada di posisi kelima dengan 4 poin dan selisih gol +5. Sayangnya, hanya empat tim runner-up terbaik yang akan lolos ke putaran final. Dengan begitu, kekalahan dari Korea Selatan akan hampir pasti menutup peluang Indonesia untuk melaju ke Piala Asia U-23 2026.
Kemenangan menjadi harga mati jika ingin lolos sebagai juara grup. Oleh karena itu, Vanenburg dan timnya harus benar-benar fokus dan disiplin, karena selain kualitas teknis, mental bertanding juga akan sangat menentukan dalam laga ini.
Apakah pernyataan Vanenburg bahwa “Korea tidak lebih baik dari kita” akan menjadi motivasi atau malah menjadi blunder? Jawabannya akan terlihat dalam laga pamungkas Grup J nanti. Yang jelas, Timnas Indonesia tak boleh bermain dengan kepala di atas awan, karena realita di lapangan tak selalu sejalan dengan optimisme kata-kata.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS