Patrick Kluivert Eksperimen di Laga Genting, Waktunya Warganet Berlaku Adil terhadap STY

Sekar Anindyah Lamase | M. Fuad S. T.
Patrick Kluivert Eksperimen di Laga Genting, Waktunya Warganet Berlaku Adil terhadap STY
Mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (pssi.org)

Pelatih Timnas Indonesia senior, Patrick Kluivert kembali melakukan eksperimen di laga perdana babak kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia ronde keempat.

Alih-alih mempertahankan para pemain yang selama ini sudah teruji dalam berbagai pertandingan sebelumnya, pada pertarungan melawan Arab Saudi, pelatih berkebangsaan Belanda tersebut kedapatan merombak taktik, strategi permainan hingga komposisi pemain.

Alhasil, selain para pemain tak bisa bermain dengan nyaman, beberapa di antara mereka juga terkonfirmasi melakukan blunder yang berujung kekalahan 2-3 Indonesia dari tim tuan rumah.

Sejatinya, eksperimen seperti ini juga pernah dilakukan oleh pelatih Timnas Indonesia sebelumnya, Shin Tae-yong. Ketika berhadapan dengan China di markas lawan pada 15 Oktober 2024 lalu, pelatih berkebangsaan Korea Selatan tersebut juga melakukan hal serupa, dan mendapatkan hasil yang selaras pula.

Bedanya, STY melakukan itu ketika kompetisi memiliki tenggang yang cukup panjang, yakni mencapai 10 pertandingan. Atau jika dilihat dari laga melawan China tersebut, Indonesia masih memiliki 6 pertandingan lagi untuk memperbaiki posisi.

Hal ini cukup berbeda dengan yang terjadi pada eksperimen Kluivert. Yang mana, untuk bisa menentukan nasibnya, Timnas Indonesia hanya bergantung pada satu pertandingan saja melawan Irak pada tanggal 12 Oktober mendatang.

Namun demikian, meskipun eksperimen STY dilakukan dalam tenggangan kompetisi yang lebih panjang, pasca melakukan eksperimen berujung kekalahan pada laga melawan China, khalayak langsung menghakimi Shin Tae-yong serta selalu mengungkitnya.

Bahkan, ketika mantan pelatih Timnas Korea Selatan tersebut dilengserkan oleh PSSI, eksperiman STY di laga melawan China itu menjadi salah satu gorengan paling empuk dari para buzzer yang setuju dengan adanya pergantian pelatih di tubuh Timnas Indonesia.

Dan berkaca dari hal tersebut, tentunya kita harus fair dengan apa yang kini dilakukan oleh Patrick Kluivert.

Jika STY dirujak habis-habisan pasca eksperimen yang dilakukannya di laga melawan China lalu dan menjadi salah satu alasan yang dipakai untuk menjatuhkannya dari kursi pelatih Timnas Indonesia, maka kini juga kita harus berlaku adil dan melakukan hal yang serupa kepada Patrick Kluivert bukan?

Namun patut diingat, tentu saja kita harus melakukan "rujakan-rujakan" itu dengan cara yang elegan dan berkelas. Alih-alih memaki-maki atau menuliskan kalimat yang menyinggung, kita tetap bisa melakukannya dengan cara yang sopan dan berbeda. Dengan kata lain, jangan sampai apa yang dilakukan oleh para buzzer fomo yang kalimatnya terkesan "template" kepada STY dulu terulang kembali kepada Kluivert.

Andaipun kita berkeinginan untuk meluapkan kekecewaan terhadap apa yang dilakukan oleh Kluivert di laga melawan Arab Saudi semalam, maka lakukanlah dengan memberikan kritik yang membangun, bukan hanya sekadar tulisan yang menjatuhkan seperti yang tertujukan kepada coach Shin dulu.

Ingat, meskipun ada di antara kita yang memendam kekecewaan karena diberhentikannya STY ketika Timnas Indonesia tengah berada di track yang benar, namun jangan sampai kekecewaan tersebut membuat kita menjatuhkan Kluivert yang kini tengah berjuang untuk membawa Timnas Indonesia menuju ke pentas dunia.

Jadi, kali ini kita harus berlaku adil kepada STY dan Kluivert ya. Kita sampaikan kekecewaan yang kita rasakan kepada Kluivert, namun dengan cara yang berbeda!

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak