Perjuangan Malaysia dalam melakukan banding hukuman yang mereka dapatkan beberapa waktu lalu akhirnya ditolak oleh FIFA. Melalui media rilis resmi mereka, induk sepak bola dunia tersebut menyatakan bahwa banding Malaysia dan 7 pemain naturalisasi yang terlibat skandal pemalsuan dokumen tidak diterima.
Itu artinya, hukuman dan sanksi awal yang telah dijatuhkan oleh FIFA pada awal mencuatnya kasus ini berlaku tetap, setidaknya hingga pihak Malaysia melanjutkan kasus ini ke Komisi Arbitrase Olah Raga alias CAS.
Dalam rilisan pengumuman yang telah diumumkan oleh FIFA, pihak Malaysia kini setidaknya telah mendapatkan 3 macam sanksi.
Pertama, FAM secara organisasi harus membayar denda sebesar 350ribu Franc Swiss atau jika dihitung dengan kurs rupiah saat ini, setara dengan Rp7,2 miliar.
Kedua, selain kapada FAM, FIFA juga mewajibkan 7 pemain yang terlibat, yakni Gabriel Arrocha, Facundo Garces, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca, Joao Figueiredo, Jon Irazabal dan Hector Hevel untuk membayar denda masing-masing sebesar 2ribu Franc Swiss atau sekitar Rp413juta.
Dan yang ketiga, FIFA juga telah menjatuhkan hukuman kepada ketujuh pemain tersebut berupa sanksi larangan berkecimpung di sepak bola dan aktifitas yang berhubungan dengan sepak bola selama 12 bulan penuh.
Namun sayangnya, seiring dengan ditolaknya banding dari Malaysia oleh FIFA, hukuman tambahan juga kini mengintai mereka.
Berdasarkan informasi yang diunggah oleh akun instagram @seasiagoal, baru-baru ini, selain 3 sanksi yang telah dijatuhkan oleh FIFA sejak awal itu, masih ada potensi turunnya hukuman kepada FAM dan para pemainnya.
"Additional punishments to follow from FIFA and the AFC (Hukuman tambahan akan mengikuti / ditambahkan dari FIFA dan AFC" tulis akun instagram yang concern mengangkat isu-isu persepakbolaan kawasan Asia Tenggara tersebut.
Kini, menarik untuk menantikan hukuman tambahan apakah yang akan didapatkan oleh Malaysis dari AFC maupun FIFA. Pasalnya, jika kita menukil penjelasan dari Seasiagoal, pelanggaran terhadap Article 22 of the FIFA Disciplinary Code merupakan pelanggaran yang tergolong sangat serius, sehingga ketika member FIFA terbukti melakukan pelanggaran, maka hukuman yang bertumpuk-tumpuk sudah pasti akan dijatuhkan kepadanya.
Apakah ini adalah awal dari era kegelapan dalam persepakbolaan Malaysia? Sepertinya demikian!