Elegi Timnas Indonesia, Erick Thohir dan Jejak Mengenaskan Pelatih Skuat Garuda Pilihannya

Sekar Anindyah Lamase | M. Fuad S. T.
Elegi Timnas Indonesia, Erick Thohir dan Jejak Mengenaskan Pelatih Skuat Garuda Pilihannya
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir (pssi.org)

Perjalanan sepak bola Indonesia di pentas internasional pada tahun 2025 ini terbanding sangat terbalik dengan satu tahun lalu. Ketika di tahun 2024 lalu Skuat Garuda berjaya di berbagai level dan tingkatan, maka tidak demikian halnya dengan satu tahun belakangan ini.

Pasca didepaknya Shin Tae-yong oleh Erick Thohir selaku Ketua Umum PSSI, prestasi Timnas Indonesia langsung nyungsep dan terjun bebas ke titik terendahnya dalam beberapa tahun terakhir.

Ibarat kata, Erick Thohir yang ingin menuliskan sebuah puisi yang indah di persepakbolaan Indonesia dengan namanya sendiri di awal tahun 2025 lalu, tulisan itu justru berakhir menjadi sebuah elegi yang penuh dengan kesedihan. 

Bagaimana tidak, tulisan-tulisan indah yang dibayangkannya akan terwujud melalui para pelatih pilihannya sendiri di berbagai tingkatan Timnas Indonesia, justru berbelok arah dan satu per satu menciptakan elegi yang tak akan pernah dilupakan olehnya sendiri dan bahkan seluruh pencinta sepak bola nasional.

Dimulai dari Patrick Kluivert yang dipasangnya di Timnas Indonesia senior dengan misi membawa Pasukan Garuda ke Piala Dunia tahun depan. Bermodalkan pasukan yang jauh lebih mewah ketimbang milik Shin Tae-yong, penampilan Pasukan Garuda Senior justru amburadul dan bermuara pada kegagalan mereka ke Piala Dunia pada bulan Oktober lalu.

Selain Kluivert, tentu masih ada lagi pelatih asal Belanda, Gerald Vanenburg yang dipasrahi untuk memoles Timnas Indonesia U-23. Dengan mengusung gaya permainan ball posessioan, Gerald Vanenburg juga gagal total.

Bukan hanya kandas di final Piala AFF U-23 di kandang sendiri, namun juga gagal membawa Indonesia melaju ke putaran final Piala Asia U-23 tahun depan meski status Pasukan Garuda Muda adalah semifinalis di ajang sebelumnya.

Dan terakhir, tentu saja yang masih hangat dalam bahasan para penggemar Timnas Indonesia, kegagalan Timnas Indonesia U-22 di SEA Games Thailand. Alih-alih membawa pulang medali, Timnas Indonesia U-22 yang dinakhodai oleh pelatih pilihan dari Erick Thohir sendiri, Indra Sjafri, justru pulang cepat setelah tak mampu lolos dari fase persaingan grup.

Fase penurunan prestasi yang tentunya akan terus dikenang sebagai sebuah tulisan hitam oleh seluruh penikmat sepak bola di negeri ini. Karena harapan Erick Thohir untuk menulis sebuah puisi indah yang menyaingi keindahan tulisan Iwan Bule dengan STY-nya, justru berakhir menjadi sebuah elegi yang penuh luka dan kesedihan.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak