Kaleidoskop Timnas 2025: Dari Dipecatnya STY hingga Gagal Lolos Piala Dunia

Hayuning Ratri Hapsari | zahir zahir
Kaleidoskop Timnas 2025: Dari Dipecatnya STY hingga Gagal Lolos Piala Dunia
Skuad Timnas Indonesia (ANTARA/Rizal Hanafi)

Tahun 2025 akan segera berakhir dalam hitungan beberapa saat lagi. Sepanjang tahun 2025 ini, tentunya banyak dinamika yang terjadi di dalam lingkup sepakbola nasional, khususnya lini timnas Indonesia. Di tahun 2025 ini juga dianggap menjadi tahun yang cukup buruk bagi skuad garuda karena mencatatkan hasil yang kurang memuaskan yang terjadi sepanjang tahun ini.

Lalu, apa sajakah hal-hal yang terjadi dalam lingkup timnas Indonesia di sepanjang tahun 2025 ini? Berikut adalah ulasannya!

Dipecatnya Shin Tae-yong secara Kontrorversial hingga Gagal Lolos ke Ajang Piala Dunia 2026

Pada awal tahun 2025 ini, tepatnya pada bulan Januari 2025, PSSI mengambil langkah mengejutkan sekaligus kontroversial dengan memecat Shin Tae-yong dari kursi kepelatihan timnas Indonesia. Melansir dari laman resmi PSSI (pssi.org), pemecatan ini dilakukan oleh PSSI setelah skuad garuda memperoleh hasil buruk di ajang ASEAN Championship 2024 atau yang dulunya bernama AFF Cup.

Skuad garuda yang gagal lolos dari fase grup kala itu disinyalir jadi sebab dipecatnya pelatih yang sudah bersama timnas Indonesia tersebut sejak akhir tahun 2019 lalu. Namun, pemecatan ini juga terbilang kontroversial mengingat Shin Tae-yong dianggap sukses bersama timnas Indonesia senior dan timnas Indonesia U-23.

Bahkan, hal yang lebih mengejutkannya lagi adalah PSS resmi menunjuk Patrick Kluivert sebagai pelatih baru selang beberapa hari setelah pemecatan Shin Tae-yong. Publik kemudian bertanya-tanya mengapa PSSI menunjuk Patrick Kluivert yang tak memiliki rekam jejak kepelatihan cukup baik. Bahkan, cenderung memiliki performa melatih yang buruk.

Usai ditunjuk sebagai pelatih, Patrick Kluivert tentunya memiliki misi baru, yakni membawa timnas Indonesia lolos ke ajang Piala Dunia 2026. Berbagai pemain naturalisasi baru seperti Ole Romeny, Joey Pelupessy, Emil Audero hingga Dean James hadir di skuad timnas Indonesia guna menjaga asah lolos tersebut.

Namun, seakan-akan mendapatkan karma dari pemecatan Shin Tae-yong yang kontroversial, langkah timnas Indonesia menembus babak putaran final Piala Dunia 2026 tak berjalan mulus. Bahkan, skuad garuda nyaris gagal lolos dari babak ronde ketiga setelah hanya mampu menang dua kali dari Tiongkok dan Bahrain, serta takluk dari Australia 5-1 dan Jepang dengan skor 6-0. Timnas Indonesia harus bermain lagi di ajang ronde keempat karena hanya mampu menempati peringkat ke-4 dalam klasemen grup C ronde keempat.

Ironisnya lagi, di babak ronde keempat kemarin timnas Indonesia juga seakan-akan tak bisa berbuat banyak dan harus menelan kekalahan. Melansir dari beberapa sumber di laman berita suara.com, skuad garuda yang tergabung di grup B bersama Arab Saudi dan Irak harus berada di posisi juru kunci setelah tak mampu meraih kemenangan dari kedua lawannya tersebut.

Lebih menyakitkan lagi, kekalahan melawan Arab Saudi yang pernah ditahan imbang 1-1 dan ditaklukkan dengan skor 2-0 di babak ronde ketiga menjadi antiklimaks di babak ronde keempat kemarin. Skuad garuda yang menempati posisi juru kunci grup C dipastikan tak lolos ke ajang Piala Dunia 2026.

Usai kegagalan tersebut, PSSI kemudian mengambil langkah evaluasi dan memecat Patrick Kluivert dari kursi kepelatihan timnas Indonesia meskipun dirinya belum genap 10 bulan melatih skuad garuda. Rentetan hasil buruk dan desakan publik kemungkinan besar juga turut mempengaruhi keputusan PSSI dalam memecat pelatih asal Belanda tersebut dari kursi kepelatihan timnas Indonesia.

Sepanjang tahun 2025 ini timnas Indonesia memang memiliki performa yang cukup buruk jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tentunya kita berharap jika skuad garuda di tahun 2026 nanti dan dengan pelatih baru mampu kembali terbang tinggi dan mencatatkan prestasi terbaik di kancah internasional.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak