Prancis di Bawah Gaya Kepemimpinan Politik Presiden Emmanuel Macron

Tri Apriyani | Muhammad Luay
Prancis di Bawah Gaya Kepemimpinan Politik Presiden Emmanuel Macron
Bendera Perancis (Pexels)

Kepemimpinan merupakan suatu proses di mana seorang individu mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan dan sasaran bersama. Maka, keberhasilan pemimpin sangat ditentukan oleh kemampuan dalam menginspirasi orang-orang yang dipimpinnya agar mengikuti mereka.

Gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi efektivitas atau kinerja pemimpin sehingga penggunaan gaya kepemimpinan yang tepat merupakan kunci keberhasilan dari proses kepemimpinan. Monga dan Coetzee (2012) mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai kombinasi berbagai karakter, sifat, dan perilaku yang digunakan oleh pemimpin untuk berinteraksi dengan bawahannya. Tidak ada satu tipe kepemimpinan yang paling tepat karena setiap pemimpin memiliki beberapa tipe kepemimpinannya masing-masing. 

Terdapat beragam jenis gaya kepemimpinan yang dikemukakan oleh para tokoh. Di antaranya yaitu kepemimpinan otokratis, demokratis, karismatik, laissez faire, transaksional, transformasional, situasional, visioner, dan melayani. Jenis gaya kepemimpinan yang digunakan setiap pemimpin ditentukan oleh faktor-faktor yang berbeda.

Faktor pertama adalah faktor internal yang telah melakat pada diri pemimpin, kemudian dipengaruhi faktor lainnya yang bersifat ekstrinsik atau kekuatan eksternal sesuai dengan lingkungan di mana pemimpin berada. Artikel ini berfokus menganalisis gaya kepemimpinan visioner, otokratis, dan karismatik yang paling melekat dalam kepemimpinan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Emmanuel Macron

Dunia politik Emmanuel Macron dimulai pada tahun 2012 dengan menjadi penasehat ekonomi Presiden Francois Hollande. Selanjutnya, Macron mengemban jabatan sebagai menteri ekonomi. Di tahun 2016, Macron mendirikan gerakan sentris bernama En Marche! yang merupakan partai sosial-liberal di pusat spektrum politik Prancis.

Melalui gerakan ini, Macron berupaya menciptakan jalan keluar dari perpecahan tradisional saya kiri dan kanan. Selain itu, Macron juga berusaha mewujudkan keinginan pihak progresif pro-Eropa untuk adaptasi ekenomi Prancis terhadap globalisasi, moralisasi, serta modernisasi sistem politik Prancis.

Macron terpilih sebagai presiden terbaru di Republik Kelima Prancis setelah memenangkan pemilihan putaran kedua pada tanggal 7 Mei 2017. Kemenangan Macron diraih dengan perolehan suara sebesar 66,10% mengungguli 33,90% suara dari kandidat sayap kanan Marine Le pen yang merupakan lawan politiknya. 

Kepemimpinan Visioner Macron

Nanus (1992) dan Sashkin (1992) memaknai kepemimpinan visioner sebagai kemampuan dalam menciptakan serta mengartikulasikan visi yang memberi makna dan tujuan dalam pekerjaan organisasi. Pemimpin visioner memiliki visi dan tujuan jangka panjang untuk membawa perubahan-perubahan yang lebih baik. Macron telah membuktikan kepemimpinan visioner yang dia miliki dengan usahanya memajukan dinamisme Prancis. Usaha tersebut, Macron perlihatkan dalama rencana-rencana ambisiusnya di berbagai bidang saat menjadi Presiden Republik Prancis yang baru.

Pertama, Macron merancang pembebasan pajak perumahan bagi 80% rumah tangga. Rencana ini diproyeksi akan menguntungkan 18 juta rumah tangga di Prancis. Kedua, Macron meluncurkan reformasi kode perburuhan yang memberikan kendali lebih luas bagi perusahaan bersama dengan karyawannya untuk melakukan negosiasi perihal waktu kerja, kebijakan gaji, dan kondisi kerja. Ketiga, menyerahkan wewenang mengenai pengaturan waktu ekstra kulikuler sekolah dasar kepada kotamadya serta memberikan otonomi lebih kepada lembaga dalam perekrutan pengajar. 

Keempat, supaya keamanan wilayah lebih meningkat Macron berencana mempekerjakan 10.000 orang sebagai penjaga keamanan, membentuk kembali polisi setempat, mengizinkan polisi secara langsung mengungkapkan pelanggaran tertentu, dan menambah jumlah kamera di jalur pejalan kaki. Kelima, dalam rangka meningkatkan efektivitas hukuman penjara, Macron mencanangkan pendirian 15.000 penjara tambahan dalam waktu lima tahun yang bertujuan agar 80% narapidana dapat ditempatkan di sel individu. 

Kepemimpinan Otokratis Macron 

Cherry (2019) menjelaskan bahwa kepemimpinan otokratis adalah gaya pemimpinyang membuat pilihan berlandaskan keyakinan dan penilaian mereka sendiri sehingga jarang mempertimbangkan saran dari para pengikutnya. Pemimpin dengan gaya seperti ini dapat mencapai hasil keputusan secara cepat. Gaya otokratis Macron tercermin dari tindakannya yang mengambil keputusan secara terpusat ketika menyelesaikan masalah-masalah tertentu, terutama selama Pandemi Covid-19. 

Pada tanggal 29 Januari 2021. Macron memutuskan untuk tidak lagi memberlakukan kebijakan penguncian wilayah (lockdown). Keputusan ini kontradiktif dengan saran dari para ahli epidemologi serta menteri kesehatan Prancis sehingga memicu kontroversi. Macron mengatakan jika lokcdown kembali ditetapkan di Prancis maka dikhawatirkan dapat menimbulkan bencana bagi kesejahteraan ekonomi nasional dan kesehatan mental masyarakat. Menurut pernyataan penasehatnya, keputusan tersebut diambil setelah Macron mempelajari tentang penyebaran pandemi melalui berbagai literatur ilmiah yang dibaca dan dipelajarinya sendiri. 

Keputusan terpusat Macron tidak sepenuhnya berhasil, tidak lama setelah pencabutan lockdown kasus Covid-19 di Prancis justru mengalami pelonjakan. Terlepas dari fakta tersebut, gaya kepemimpinan otokratis yang digunakan Macron selama Pandemi Covid-19 tidak bisa disalahkan. Bhargavi dan Yaseen (2016) mengungkapkan bahwa gaya otokratis diperlukan bahkan sengat penting untuk diterapkan apabila pemimpin sedang menghadapi krisis atau masalah mendesak yang membutuhkan tanggapan segera seperti di masa pandemi sekarang ini. 

Kepemimpinan Karismatik Macron 

Robert J. House, William D. Spangler, dan James Woycke (1990) menyatakan bahwa karisma merupakan elemen integral dari kepemimpinan yang baik. Apabila ditinjau dari pengalaman di dunia politik dan pemerintahan, Macron memang tidak lebih berpengalaman dari Presiden Prancis sebelumnya. Namun, Macron memiliki keunggulan istimewa berupa daya tarik, pesona, dan energi yang membuat kagum masyarakat Prancis. Keunggulan tersebut menjadikan Macron dikenal sebagai politikus muda berkarisma. 

Selama berkampanye, Macron mampu meyakinkan para pemilih bahwa dirinya adalah figur pemimpin yang mampu membawa Prancis ke arah kemajuan dengan melakukan reformasi secara serius. Selain itu, sejak awal terpilih Macron telah menampilkan impresi sebagai pemimpin yang berorientasi kebaruan, modernitas, dan representasi dari dunia baru. Macron juga berhasil memikat hati rakyat melalui jiwa positifnya. Dikutip dari pidato pertamanya pasca kemenangan di Istana Elysee, Macron membangun karisma seorang pemimpin yang akan bertindak "dengan kerendahan hari, dedikasi, dan tekad". 

Kepemimpinan karismatik Macron dinilai cukup berhasil apabila menilik hasil survei Pew Research Center yang dilakukan dari tanggal 18 Mei hingga 2 Oktober 2019. Dari 36.923 orang di 33 negara yang menjadi responden, Presiden Macron menerima lebih banyak ulasan positif (rata-rata 41% percaya dengan kepemimpinan Macron) daripada yang negatif (rata-rata 36% kurang percaya). 

Kesimpulan 

Presiden Prancis Emmanuel Macron merupakan sosok pemimpin visioner, pembuat keputusan yang cepat, dan berkarisma. Sejak masih kandidat presiden, Macron telah menunjukkan nilai dasar kepemimpinan yang berkualitas. Selama menjabat menjadi Presiden Prancis, kapabilitas Macron sebagai pemimpin kompeten ditunjukkan dengan cara berpikirnya yang luarbiasa. Hal ini terbukti lewat berbagai pembaharuan yang diusung dalam program-program kerjanya. 

Dorongan perubahan, motivasi yang kuat, sikap optimisme, disertai dengan taktik dan strategi yang cermat adalah alasan keberhasilan dari proses kepemimpinan Macron. Selain itu, yang menjadi kunci utama kesuksesan presiden Prancis ini yaitu keterampilannya dalam menyesuaikan diri. Macron mahir menggunakan berbagai gaya kepimpinan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang dihadapi. 

Referensi 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak