Seiring dengan perkembangan dan dinamika media sosial berbasis ungguhan video layaknya YouTube dan TikTok, banyak konten kreator kini berlomba memberikan sajian dan produk kreatif yang memancing ketertarikan dan minat. Ketertarikan dan minat ini kemudian diganjar dengan pemberian apresiasi berupa like, subscrieber, viewer dan komentar. Alhasil ini semua memperlancar pihak YouTube untuk memberi jatah iklan dan pemasukan layak.
Harus diakui, banyak sekali konten kreator yang memproduksi tayangan sehat, mendidik dan memberikan dampak positif layaknya pengetahuan, trik, dan tips sukses menjalankan bidang tertentu hingga motivasi sukses yang sangat mengena. Namun tak sedikit pula, yang memproduksi konten penuh sensasi lain dari yang lain dan juga sengaja mengundang kontroversi hingga mengundang orang lain untuk menilik.
Tren yang kini marak adalah konten bermuatan tantangan ekstrim. Tantangan ekstrim adalah upaya untuk menuntaskan dan menggenapi sebuah tantangan di luar batas kewajaran. Seperti halnya tawaran untuk memakan hidangan super pedas atau makanan super pahit yang justru menyiksa lidah dan kerongkongan. Ini semua memang terlihat efektif dalam memancing minat dan ketertarikan yang akhirnya menambah pundi pundi pemasukan konten krator.
Namun di balik fenomena tantangan ekstrim ini, terkadang di antaranya dibuat dengan aksi yang menyerempet bahaya dan cedera. Hingga resiko mendatangkan rasa sakit dan derita yang justru tidak dapat dijangkau dan dikendalikan. Tak jarang banyak sekali kasus yang terjadi hilangnya nyawa hingga resiko cacat yang tidak diduga sebelumnya. Ini terjadi salah satunya ketika seseorang melakukan tantangan ekstrim seperti meloncati bukti terjal atau sengaja menantang ombak di tepi laut. Tak ada yang mengira, bahkan untuk si pembuat konten sekalipun yang kemudian mendapati fakta yang mengejutkan untuk kemudian disesali.
Ini seakan menjadi sebuah peringatan bahwa membuat konten yang sensasional dekat dengan bahaya dan beresiko ini tidak bisa dilakukan sembarangan dan haruslah bisa dipertanggung jawabkan secara serius. Walaupun digerakkan oleh dorongan intuisi dan spontanitas, namun pembuat konten wajib hukumnya untuk berfikir panjang dan menakar kemungkinan terburuk yang akan terjadi di balik hasrat kuat untuk mendapatkan like, subscriber, dan viewer semata.
Konten-konten berbahaya ini tidak bisa asal dilakukan tanpa dibekali profesionalitas, standar pengamanan dan pengetahuan memadai soal aktivitas memburu sensasi kesenangan ini. Di balik kesenangan sesaat ini, sudah menunggu terkaman bahaya dan bala petaka yang siap mengancam
Harus diingat juga bahwa manusia memiliki batas kemampuan dan kapasitas menahan sesuatu untuk menghadapi sebuah tantangan ekstrim seperti layaknya tantangan menenggak minuman panas ataupun makanan pahit. Harus diterima, bahwa tidak semua manusia memiliki kemampuan merata dan sama untuk menerima tantangan ekstrim yang seolah luar biasa.
Jika kemungkinan terburuk yang akan terjadi tentu tidak akan ada satu pihak pun yang dapat bertanggung jawab atau setidaknya mengganti rugi aksi yang diinisiasi oleh prakarsa pribadi ini. Ingat, jangan sampai konten tidak lagi membawa berkah yang diinginkan justru membawa bencana dan derita yang akan disesali hingga akhir hayat. (NATA)