Lagi Booming Android, Saya Malah Beli Nokia 5800 XpressMusic

Munirah | Melynda
Lagi Booming Android, Saya Malah Beli Nokia 5800 XpressMusic
Nokia 5800 XpressMusic (en.wikipedia.org)

Sekitar tahun 2000-an akhir atau 2010-an, saya lupa lebih tepatnya kapan. Banyak orang yang sudah memiliki handphone sebagai kebutuhan, tidak terkecuali kakak saya. Kakak saya memiliki smartphone besutan Samsung yang touch screen.

Tidak mau kalah, saya juga merengek ingin memiliki HP canggih. Bermodalkan uang tabungan dengan tambahan dari orang tua, saya dan kakak berangkat ke counter HP di kota.

Saat itu, pengguna warnet masih membludak. Sehingga saya tidak begitu mengikuti perkembangan teknologi termasuk smartphone, tentunya karena keterbatasan sumberdaya internet.

Bermodalkan nekat saja, saya menginvestasikan uang untuk membeli HP. Saya menengok etalase dengan berbagai merek HP yang tersusun rapi. Pandangan saya tertuju pada sebuah smartphone layar sentuh milik perusahaan asal Finlandia, yaitu Nokia.

Saya tidak menyangka bahwa Nokia juga ikut-ikutan meluncurkan ponsel pintar. Yang saya tahu, Nokia hanya mempunyai handphone dengan tombol keypad yang sudah tidak diragukan lagi daya awetnya.

Saya yang tidak tahu spesifikasi smartphone yang baik itu seperti apa. Sudah yakin betul untuk membeli sebuah smartphone Nokia 5800 XpressMusic. Yang ada di benak saya, HP itu bagus, sudah itu saja.

Pelayan counter menjelaskan ini itu terkait smartphone Nokia 5800 XpressMusic. Bahkan ia juga menawarkan beberapa merek HP yang lain. Tapi saya kekeuh untuk mengambil Nokia 5800 XpressMusic.

Kakak saya jelas saja tidak setuju dengan pilihan saya, ia menyarankan lebih baik memilih Samsung. Tetapi apa boleh buat, kalau saya sudah sreg. Dengan bermodalkan uang sekitar 1,5 juta, saya sudah bisa mengantongi Nokia 5800 XpressMusic.

Saya ingat betul, sesampainya di rumah, saya baru sadar bahwa Nokia 5800 XpressMusic memiliki desain yang tidak bagus-bagus amat. Iya, HP ini sangat tebal namun sangat cocok bagi orang-orang yang mendambakan genggaman mantap. Saat mulai menggeser layar, saya membutuhkan tenaga dan penekanan ekstra. Smartphone ini saya rasa memiliki sensitivitas yang rendah.

Dengan memberikan label ‘XpressMusic’, saya akui bahwa suara yang dihasilkan oleh speaker-nya cukup nampol. Cocok lah untuk orang-orang yang suka jedag-jedug mendengarkan lagu. Karena ponsel ini memiliki dua speaker di sisi kiri. Suara yang dihasilkan ponsel ini paling kuat diantara Nokia XpressMusic seri lainnya.

Katanya, ponsel ini juga cocok digunakan untuk bermain game karena memiliki sensor gerakan (motion sensor) dan auto rotate.

Menjadi salah satu ponsel yang memiliki kemampuan layar sentuh, Nokia 5800 XpressMusic sudah include dengan stylus pen. Sehingga mempermudah pengguna untuk menggunakan layar. Karena ponsel ini juga bisa digunakan untuk corat-coret alias menggambar. Selain itu, ponsel ini dilengkapi kamera depan 3.2 megapiksel sebagai inisiator budaya selfie.

Sayangnya, karena masih menanamkan sistem operasi Symbian S60 versi 5, ponsel ini masih kalah jauh dengan kemampuan Android. Dengan mengesampingkan alasan di balik Nokia yang menolak bekerja sama dengan Android. Nokia 5800 XpressMusic masih layak menjadi incaran bagi penikmat ponsel jadul berkualitas.

Ponsel ini tidak bertahan lama di tangan saya, karena selang setahun kemudian, baterai mulai menggelembung. Alhasil saya harus membeli baterai baru. Namun mungkin karena sial, saya malah membeli baterai KW, sama saja ponsel saya ini tidak bisa hidup kembali. Belum lagi penggunaan charger yang hanya sesuai dengan model HP Nokia. Sehingga menyulitkan saya jika memiliki charger yang rusak, karena jarang ditemui di toko.

Dengan berbagai permasalahan yang dimiliki HP yang dikatakan canggih ini. Jujur saja saya kecewa karena harapan saya sangat besar kepada daya tahan Nokia 5800 XpressMusic. Kalau disuruh memilih, saya lebih suka handphone Nokia 2323 Classic. Alhasil Nokia 5800 XpressMusic saya harus beristirahat di dalam lemari dan tergantikan oleh Samsung.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak