Fakta Roof Koreans yang Dibahas Kembali dalam Fenomena George Floyd

Tri Apriyani | Kais
Fakta Roof Koreans yang Dibahas Kembali dalam Fenomena George Floyd
Roof Koreans (AsiaTimes/Christina Lin)

Roof Koreans sempat menjadi perbincangan hangat warganet saat aksi demontrasi atas meninggalnya George Floyd, yang mana kita ketahui bukan hanya terjadi di Amerika saja melainkan di beberapa negara lain seperti Indonesia. Sebagai pecinta budaya Korea, tentu kamu mengetahui bahwa sebelum ekonomi Korea bangkit tahun 1962 dan sebelum adanya istilah ‘Keajaiban Ekonomi Korea’ tahun 1970-an banyak orang Korea yang menjadi imigran gelap ke negara-negara barat, termasuk Amerika Serikat. 

Meski perang saudara telah berakhir, banyak dari orang Korea yang memilih menetap di negara rantauan ketimbang kembali ke negara asalnya. Maka tak heran ada beberapa pusat diaspora orang Korea, terutama di LA yang mencapai 300.000 kepala. Diketahui bahwa kurangnya kesempatan kerja dan gaji yang terbatas, banyak orang Korea membeli toko di daerah-daerah yang didomisili warga Amerika kulit hitam.

1. Siapa Roof Koreans?

Roof Koreans (AsiaTimes/Christina Lin)

Roof Koreans (orang korea atap) adalah sebutan bagi orang-orang Korea-Amerika yang mencoba mempertahankan bisnis mereka dari para penjara saat kerusuhan LA, pada bulan April tahun 1992. Gelombang protes yang sangat parah dimana empat petugas kepolisian memukuli Rodney King, seorang warga Amerika kulit hitam menjadi semakin anarkis.

Terjadinya pembakaran, pembunuhan dan penjarahan di berbagai tempat membangun ketegangan bagi semua etnis yang tinggal di sana termasuk etnis korea. Banyak orang Korea yang juga menjadi korban dan terbunuh selama tragedi ini. Orang Korea pun bersatu dan tahu bahwa mereka harus melakukan sesuatu.

2. Peristiwa yang terjadi

Roof Koreans yang membawa senjata api selama kerusuhan (imgure Gallery)

Ketika kerusuhan berlangsung, stasiun radio korea di LA mulai memanggil dan mengumpulkan massa sukarelawan untuk datang dan bergabung dalam aksi mempertahankan bisnis orang Korea. Hal ini disambut dengan gerombolan orang Korea yang membawa berbagai macam senjata rakitan hingga senapan otomatis. Pada waktu itu LAPD (Los Angeles Police Department) hampir tidak bisa bertindak dan menawarkan bantuan kepada pemilik bisnis di sana, karena pertimbangan akan situasi yang bisa saja menjadi semakin buruk. Maka dari itu para pemilik bisnis ini termasuk Roof Koreans bertindak secara mandiri untuk mempertahankan dan melindungi bisnisnya.

Salah satu aksi Roof Koreans paling iconik adalah yang terjadi di pasar California di LA Korea Town. Pemilik toko di sana memperkuat pertahanan dengan dua puluh karyawan bersenjata lengkap dan mengenakan ikat kepala yang menunjukkan identittas mereka.

3. Akhir kerusuhan dengan jatuhnya banyak korban

Pasca kerusuhan LA, April 1992 (Imgure Gallery)

Kerusuhan ini berakhir ketika pasukan militer Amerika datang dan mencatat korban jiwa sebanyak 55 orang, 2.000 orang terluka, dan 12.000 orang ditangkap. Sebanyak kurang lebih 2.300 toko dijarah, dibakar, dan dihancurkan. Penduduk Korea menderita lebih banyak dari etnis lain. Mulai dari korban jiwa hingga kerugian materil.

Meski menimbulkan luka yang dalam, namun dapat kita ketahui bahwa orang-orang Korea terutama Roof Koreans menunjukkan kepada dunia kekuatan serta ketegaran mereka yang sanggup bertahan di tengah kerusuan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak