Meneladani Sisi Positif Casey dari Serial Loki

Rendy Adrikni Sadikin | Mohammad Azharudin
Meneladani Sisi Positif Casey dari Serial Loki
Tokoh Casey di Serial Loki.(IMDB.com)

Serial Loki telah sampai pada episode terakhirnya pada Rabu (14/7/2021) lalu. Ending-nya agak membosankan menurut saya, tapi di babak akhir malah bikin penonton bertanya-tanya. Menyebalkan sekali memang, sial!

Serial Loki memang menyajikan sesuatu yang berbeda, sesuatu yang belum pernah diwujudkan dalam bentuk fakta di MCU. Ya! Konsep multiverse.

Sebuah konsep yang memaparkan bahwa timeline (garis waktu) itu tidak hanya satu, melainkan memiliki banyak cabang. Konsep ini juga menjelaskan bahwa ada banyak wujud dari diri kita di universe lain, dimana wujud lain diri kita tersebut disebut varian.

Andai saja apa yang terjad di serial Loki juga terjadi di duni nyata, mungkin bisa lah ya kita pindah ke Indonesia yang ada di universe lain. Pindah ke Indonesia lain yang pemerintahnya nggak denial dalam menanggulangi pandemi. Atau ke Indonesia lain yang menterinya fokus kerja, bukan fokus mengkritik sinetron. Atau mungkin ke Indonesia lain dimana ‘idamanmu’ tak pernah menginjak kepala manusia. Atau ke Indonesia lain dimana yang menertibkan PPKM adalah para anjing Paw Patrol, bukan mereka yang seenaknya main semprot para pedagang.

Intinya pindah dari negara yang semakin mbuh ini, yang mana apabila Dajjal menyaksikan kejahatan di dalamnyadalam hal ini korupsi bansosia akan merasa minder. Hah! Seandainya saja bisa pindah ke universe lain seperti itu.

Oke, kembali ke serial Loki. Mengingat ending yang justru menimbulkan makin banyak pertanyaan, serial ini pun akan memiliki season 2 nantinya. Sayangnya, tanggal kepastian rilis season 2 belum diketahui hingga saat ini. Keseruan cerita serial Loki tentunya tak akan lengkap tanpa peran pendukung. Ya kali tokohnya cuma Loki, mau dibawa kemana nanti ceritanya?

Salah satu peran pendukung yang cukup menarik perhatian saya adalah tokoh Casey. Casey ini diceritakan sebagai tokoh yang merupakan pegawai TVA (Time Variance Authority) dimana ia selalu bekerja di balik meja. Kerjaannya nampaknya cukup banyak, salah satunya adalah mengumpulkan (mendata) barang bukti kejahatan dari varian.

Menurut saya, Eugene Cordero memang sangat apik memerankan tokoh Casey ini. Kendati ia digambarkan sebagai seseorang yang ‘sangat polos’, tapi banyak hal ‘menarik’ yang sebenarnya bisa kita teladani dari tokoh Casey. Setidaknya ada 3 hal berikut.

1. Berpakaian Rapi

“Ya iya lah! Semua pegawai TVA juga berpakaian rapi. Namanya juga pegawai”. Mungkin  beberapa dari kalian akan berpikir begitu. Iya, saya paham! Saya pun mengerti akan hal tersebut. Tapi bila dilihat secara saksama, menurut saya ada perbedaan dalam pakaian rapi khas Casey ini. Ia seperti pakaian rapi ala-ala anak yang baru masuk SMP di hari pertama.

Ini bukan kok saya menganjurkan kalian berpakaian seperti anak SMP lho ya!. Tapi gini lho, pakaian rapi ala Casey itu cenderung menunjukkan kondisi apa adanya. Casey nggak berpakaian ‘neko-neko’, dan ia percara diri dengan hal tersebut. Ini tentu perlu kita teladani, apalagi di era mabar seperti sekarang. Cukuplah kita berpakaian rapi apa adanya, nggak perlu terlalu maksa apalagi sampai mengedepankan gengsi semata. “Wes gak usah mekso, timbang kabeh awak’e loro!”.

2. Ramah dan Jujur

Tidak seperti pegawai TVA lainnya, Casey justru merupakan orang yang ramah kepada siapa pun. Misalnya saat Hunter B-15 baru datang ke TVA sehabis menangkap Loki, Casey pun langsung menyapanya. Saat Hunter B-15 membalas keramahan tersebut dengan perintah tegas supaya Casey menyimpan Tesseract, Casey pun nggak marah akan hal tersebut.

Tak berhenti di situ, saat Casey bertemu Loki yang hendak kabur dari TVA, ia langsung menyapa Loki dan menyatakan bahwa ia mengenalnya. Mungkin, seandainya Loki bertemu dengan pegawai TVA lain, ia akan langsung di-reset, bukan disapa. 

Dalam sisi kejujuran, tokoh Casey ini benar-benar punya tingkat kejujuran yang tinggi. Saat dirinya diancam Loki hendak dicincang seperti ikan, sempat-sempatnya ia bertanya apa itu ikan. Sungguh, pribadi yang sangat jujur meski dalam keadaan terancam.

Keramahan dan kejujuran Casey tersebut layak kita tiru, mengingat di era ini manusia memang banyak yang apatis. Kalau masalah kejujuran bagaimana? Hadeehh!! Jangan tanya udah, tanya aja ke pemerintah Indonesia!. Mereka orang-orang yang paling jujur di baliho kampanye negara ini.

3. Tidak Mengintimidasi

Film-film MCU sebelumnya menampilkan infinity stone sebagai sesuatu yang sangat powerfull. Bahkan, dalam event Infinity War, seluruh super hero bersatu melawan Thanos yang saat itu berniat mengumpulkan seluruh infinity stone dengan tujuan memusnahkan separuh populasi alam semesta demi keseimbangan. Namun, ternyata dalam serial Loki (di dalam TVA), infinity stone  hanya sebuah batu biasa. 

Saat Loki memaksa Casey untuk menyerahkan Tesseract (salah satu infinity stone), Casey menyerahkannya dengan suka rela. Selepas melihat laci penyimpanan Casey, Loki langsung terkejut karena ada banyak infinity stone di situ. Casey lantas menjelaskan dengan penuh senyum bahwa di TVA infinity stone hanya dijadikan sebagai pemberat kertas.

Melalui cerita tersebut, kita bisa tahu bahwa Casey tidak sedikit pun menakut-nakuti Loki meskipun dirinya adalah seseorang yang lebih kuat dari Thanos (kaitannya dengan infinity stone).

Karakter seperti ini sanget diperlukan khususnya bagi mereka yang suka main tarik denda semena-mena kepada orang-orang yang sejenak melepas masker. Padahal alasan sejenak melepas masker itu kadang logisuntuk menghela napas sejenaktapi dendanya sering nggak ngotak.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak