Barcelona gagal mengantongi kemenangan di laga krusialnya. Bertandang ke markas Granada pada pekan ke 20 beberapa hari yang lalu, besutan Xavi Hernandes itu hanya mampu bermain imbang 1:1. Padahal kemenangan di laga itu adalah suatu keharusan bagi Dembele dan kolega demi menjaga asa di papan klasemen.
Berkat hasil imbang tersebut, Barcelona gagal menggeser posisi Real Betis dan Atletico Madrid. Hasil imbang itu membuat Barcelona juga harus turun kasta ke peringkat enam digeser oleh Real Sociedad.
Tentu saja ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa El Barca gagal memetik poin sempurna di laga itu:
Hanya Lihai di Lini Tengah
Sejak menit awal Barcelona memang cukup dominan di lini tengahnya. Sergio Busquets selaku pemain veteran Barcelona mampu bekerja sama dengan apik kepada pemain muda, Gavi dan Nicolas Gonzales. Ini yang membuat lini tengah mereka nyaman dan leluasa menguasai bola.
Namun keefektifan Barcelona di lini tengah tak mampu memberikan ancaman yang berarti bagi Granada kala itu.
Tak Punya Opsi di Kotak 16
Tak punya pilihan apakah harus diumpan atau dieksekusi langsung (shoot) atau keragu-raguan masih menjadi penyakit buntu Barcelona. Dembele dan Ferran Jutgla yang mengawal Luuk De Jong di sisi penyerangan masih kaku dan keliatan trauma ketika menguasai bola.
Ketika memasuki kotak terlarang, Barcelona keliatan terburu-buru seolah-olah tak punya pilihan lagi. Alhasil umpannya sembarangan dan membuat Xavi geleng-geleng. Umpan-umpan crossing dari luar kotak penalti dan sayap sering melambung tak terukur. Shoot dari luar kotak penalti juga sering jauh melambung di atas mistar.
Performa Kurang Baik Dembele dan Ferran Jutgla
Di laga itu, Dembele terlalu mudah kehilangan bola. Begitu juga dengan Ferran Jutgla. Hal inilah yang membuat posisi yang awalnya Luuk De Jong sedikit punya celah untuk disodori umpan trobosan ke pertahanan untuk memberikan ancaman ke Granada malah mandek dan gagal.
Dembele Terlalu Lama Memegang Bola
Dembele suka meliuk-liuk bola seenaknya. Untung saja kakinya tidak sampai keseleo lalu jadi obat nyamuk. Dembele memang kerap menjadi penentu kemenangan Barcelona. Namun akhir-akhir ini ia lebih sering menjadi beban. Bahkan karena penampilannya yang menurun, Barcelona mencari cara untuk menjualnya.
Bola yang harusnya segera dioper malah ditendang asal-asalan ke arah gawang Granada. Pada laga tersebut, Dembele melakukan hal itu bukan hanya sekali dua kali. Sering. Bikin nyesek lihatnya.
Penyakit Lama Barcelona di Lini Pertahanan
Sejatinya, Barcelona mampu mendulang poin manis jika pertahanan mereka tak mengalami kelengahan. Memasuki menit 89, El Barca kebobolan melalui Antonio Puertas yang mampu mencetak gol, yang berawal dari sepak pojok.
Jika melihat gol yang dicetak oleh Antonio Puertas, penyakit lama Barcelona masih belum hilang. Yakni pertahanan sering rapuh dan konsentrasi hilang. Antoni sangat bebas tanpa kawalan sehingga begitu leluasa untuk mengeksekusi bola ke gawang Ter Stegen lewat kaki kirinya. Tak ada kawalan yang ketat untuk Puertas.
Pergantian Luuk De Jong
Xavi selaku pelatih Barca, tentu saja berhak mengantikan pemain. Apalagi pemain itu memang keliatan capek dan tak semangat. Namun di laga menghadapi Granada tersebut, Xavi sedikit aneh. Entah apa yang Xavi mau?
Luuk De Jong yang bermain top perform mampu mengemas dua gol jika gol di menit ke 7 tidak dianulir oleh wasit. Menit 56 berawal dari umpan krosing Dani Alves, ia sukses mencetak gol lewat headingnya.
Baru beberapa menit dari ia mencetak gol, Xavi menariknya keluar diganti Memphis Depay. Alangkah lebih baiknya jika Memphis dimasukkan menggantikan Dembele dan Ferran ke Abde. Mungkin hasil dan jalannya laga juga sedikit berbeda.
Demikian opini penulis tentang penyebab Barcelona gagal menang melawan Granada. Bagaimana menurutmu?