Kita Termasuk Penganut Budaya "Alone Together"?

Hayuning Ratri Hapsari | Affa Dwi Rachmawati
Kita Termasuk Penganut Budaya "Alone Together"?
Ilustrasi budaya alone together (Freepik.com)

Seiring dengan perkembangan zaman dan diiringi pula dengan perkembangan teknologi, semakin banyak orang yang mengikuti perkembangannya. Contohnya seperti sekarang dengan hadirnya new media, yang menjadi sebutan untuk menggambarkan kemunculan era baru dalam berkomunikasi atau berinteraksi melalui jaringan informasi dan komunkasi, seperti handphone, komputer, internet, dan sebagainya.

Yang sangat dekat dengan kita saat ini adalah media sosial, di mana penggunanya berasal dari hampir semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Namun dengan kehadirannya tanpa sadar kita lebih asyik dengan media sosial kita dibandingkan orang di sekeliling kita. Jika kita melihat dan berada di tengah kerumunan orang banyak, hampir semuanya menundukkan kepala dan menatap gadget masing-masing. Hal itu yang menjadikan timbulnya budaya "Alone Together". Munculnya Alone Together ini membuat seseorang acuh dengan aktivitas di sekitarnya.

Istilah Alone Together ini pernah dikenalkan oleh seorang guru besar bidang studi sosial di Massachusetts Institute of Technology (MIT), Sherry Turkle, yang menyoroti tipe sosial karena asyik dengan dunianya sendiri saat sedang menjelajahi dunia maya.

Hal yang bisa dibilang aneh tapi lumrah terjadi di antara kita adalah saat kita memulai aktivitas dengan mengecek notifikasi di handphone kita pada saat bangun tidur, bahkan hanya sekedar meminta tolong kepada saudara kita yang padahal posisinya satu rumah melalui media sosial.

Terlebih lagi, sangat disayangkan saat ini adalah banyak sekali anak-anak bahkan balita sudah disuguhkan gadget, walaupun hanya sekedar untuk menonton tayangan anak-anak disebuah platform, tapi itu memiliki dampak sangat bahaya bagi sang anak.

Hal itu yang menyebabkan fenomena Alone Together bisa menjadi penyebab dari ancaman psikis manusia sebagai pengguna teknologi karena merasa terkucilkan serta sulit untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.

Dengan adanya teknologi memang mampu mendekatkan yang jauh, namun tak bisa dipungkiri pula bisa menjauhkan yang dekat. Yang harus digaris bawahi dan diingat adalah kita harus bijaksana dalam menggunakan teknologi agar fenomena Alone Together juga dapat berkurang di tengah masyarakat.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak