Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional dan Permasalahan Sampah di Indonesia

Ayu Nabila | zahir zahir
Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional dan Permasalahan Sampah di Indonesia
Ilustrasi Sampah Plastik di Alam (unsplash/saving the ocean)

Pada tanggal 21 Februari 2023 kali ini kembali diperingati sebagai Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN). Hari Peduli Sampah Nasional merupakan salah satu pengingat bagi seluruh lapisan masyarakat, lembaga dan pihak-pihak terkait mengenai permasalahan sampah di Indonesia, khususnya dalam pengolahan sampah di negeri ini yang masih belum mendapatkan perhatian yang cukup serius.

Melansir dari situs Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, upaya dalam menangani permasalahan sampah di Indonesia tentunya tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan lembaga terkait saja. Namun, juga menjadi tanggung jawab bagi seluruh lapisan masyarakat, mulai dari akademisi, aktivis, penggiat usaha dan masyarakat secara individual tentunya. Permasalahan sampah di Indonesia tentunya masih menjadi sesuatu yang sering diabaikan dan tidak disadari menjadi semakin buruk dari waktu ke waktu.

Pengolahan Daur Ulang Sampah yang Masih Belum Maksimal

Ilustrasi Tumpukan Sampah Nor-organik (unsplash/evan demicholi)
Ilustrasi Tumpukan Sampah Nor-organik (unsplash/evan demicholi)

Pembuangan sampah yang tidak melalui pengelolaan yang baik tentunya dapat menimbulkan permasalahan yang cukup serius di masa depan. Mulai dari terganggunga ekosistem lingkungan karena keberadaan sampah-sampah non-organik hingga masalah kesehatan yang diakibatkan polutan dari benda dan zat berbahaya yang dibawa oleh sampah-sampah tersebut. Bahaya tersebut seringkali diabaikan oleh sebagian orang yang menyebabkan pengolahan sampah secara baik dan benar juga turut diabaikan.

Pengelolaan sampah di Indonesia umumnya seringkali dilakukan dengan cara pembakaran tumpukan sampah yang tidak dapat terurai dengan tanah, atau dengan kata lain sampah non-organik. Meskipun dianggap sebagai salah satu cara mengatasi limbah sampah yang kian hari kian menumpuk, akan tetapi polutan yang dihasilkan dari pembakaran sampah-sampah tersebut tentunya juga tidak baik untuk kesehatan dan rawan meningkatkan pencemaran udara.

BACA JUGA: Ketahui Karakteristik Wanita dari Tas yang Paling Sering Dipakai

Menurut data dari Greeneration Foundation, sekitar 5 juta ton sampah plastik dihasilkan dari industri dan limbah masyarakat di seluruh dunia. Ironisnya, hanya sekitar 25% saja sampah tersebut yang dapat dikelola dan didaur ulang dengan baik. Tentunya hal ini menjadi salah satu permasalahan yang cukup serius apabila kita tidak mampu mengurangi pembuangan sampah plastik di masa-masa berikutnya.

Menemukan Solusi Jitu dalam Pengelolaan Sampah

Ilustrasi Pemilahan Sampah (unsplash/jasmine seslerr)
Ilustrasi Pemilahan Sampah (unsplash/jasmine seslerr)

Permasalahan sampah tentunya merupakan tanggung jawab dari semua pihak yang ada. Penggalakan prinsip 4R (Reduce, Reuse, Recycle, Replace) tentunya harus dikampanyekan dengan lebih masif lagi di Indonesia. Para pihak terkait tentunya harus lebih gencar lagi mengenalkan konsep tersebut kepada masyarakat dan pihak-pihak lain dalam pengolaan sampah.

Pemerintah bersama pihak terkait tentunya juga harus memberikan imbauan dan aturan kepada para pemilik usaha dalam pengelolaan limbah serta barang industri lain yang lebih ramah lingkungan. Apabila perlu harus lebih ditekankan kembali aturan-aturan yang meliputi pengelolaan sampah bagi industri dan pengawasannya harus diperketat.

BACA JUGA: Tasya Kamila Ajarkan Arrasya Konsep Keuangan Sejak Balita, Emangnya Penting Bocah Ngerti Soal Duit?

Mengganti beberapa barang plastik seperti penggunaan kantong plastik yang harus dikurangi juga menjadi salah satu ‘pekerjaan rumah’ yang hingga saat ini belum efektif. Meskipun dalam beberapa tempat penggunaan kantong plastik sebagai salah satu sumber utama limbah sampah non-organik telah dikurangi dan diganti dengan tas berbahan kertas ramah lingkungan dan bahan tahan lama lainnya, akan tetapi hal tersebut belum menghasilkan sesuatu yang cukup konkrit.

Permasalahan tersebut dikarenakan kebiasana masyarakat yang belum terlalu sadar akan pentingnya lingkungan dalam menunjang ekosistem dan tentunya kesehatan. Hal ini dikhawatirkan dapat menimbulkan salah satu penumpukan limbah baru. Tidak dapat dipungkiri memang pola pikir masyarakat yang perlu sedikit dirubah dan tentunya kerjasama dari berbagai pihak harus lebih digencarkan guna menangani permasalahan sampah di Indonesia. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak