Wanita merupakan salah satu kunci kesuksesan suatu bangsa. Bagaimana tidak? Wanita memegang peranan penting dalam mendidik anak-anaknya yang kelak menjadi penerus bangsa.
Namun kini realitanya sebagian besar wanita sibuk mengejar mimpi mereka. Banyak di antaranya mengabaikan urusan keluarga atau bahkan memutuskan tidak berkeluarga untuk fokus pada kariernya saja.
Sebagian besarnya lagi, memilih menikah dan mengabaikan mimpi mereka, karena beranggapan “nanti gak bisa urus keluarga”. Padahal banyak sekali wanita-wanita yang berhasil membuat hak mereka sebagai seorang pemimpi dan kewajiban sebagai seorang ibu/istri/anak sama-sama jalan.
Ada beberapa public figure yang dapat dijadikan contoh bagi para wanita dalam menyeimbangkan antara mimpi dan kewajiban. Seperti seorang jurnalis dan presenter cantik Najwa Sihab.
Wanita yang akrab disapa Mbak Nana itu dikenal dengan pemikirannya yang kritis. Mbak Nana juga memiliki segudang prestasi, salah satunya penghargaan National Award for Journalistic Contribution to Democacry pada tahun 2019.
Selain mengejar mimpi Mbak Nana tak lupa dengan tugasnya menjadi seorang ibu dan istri. Terbukti beberapa kali Mbak Nana membagikan moment keharmonisannya bersama keluarga di akun media sosial-nya.
Selanjutnya mantan ibu Negara Amerika Serikat Michelle Obama. Sebagai seorang ibu Negara beliau tidak lupa akan kewajibannya mendidik anak-anak nya, terbukti putri sulungnya shasa obama diketahui pernah bekerja paruh waktu guna mengisi liburan musim panasnyanya tahun 2016 lalu.
Hal itu menunjukkan bahwa belajar dan mencari pengalaman bisa di mana saja tanpa rasa malu. Berkat itu, Michelle juga menjadi wanita paling dikagumi di dunia.
Selain kedua tokoh tadi, masih banyak tokoh-tokoh wanita hebat lainnya. Namun, dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa wanita dapat mewujudkan mimpi dan menciptakan serta menjaga keharmonisan keluarga. Hal itu dapat diwujudkan karena kesadaran para wanita akan hak dan kewajibannya.
R.A. Kartini merupakan pahlawan bagi para wanita. Beliau memperjuangkan hak-hak yang sempat direnggut dari wanita, salah satunya pendidikan.
Tugas wanita saat ini adalah meneruskan perjuangan beliau. Wanita harus memperoleh pendidikan yang layak untuk mewujudkan mimpinya. Namun, perempuan harus ingat akan kewajibannya sebagai seorang istri atau ibu ataupun seorang anak.
Seperti kutipan dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang “Pendidikan untuk wanita sangat penting dalam konteks mendukung perannya sebagai istri dan ibu yang bermimpi besar, tapi kalau salah kaprah dan menelantarkan anak-anaknya, berarti sama saja dengan membodoh lagi”.