Ada banyak cara orang menambah pengetahuan. Selain mendengar dan melihat, membaca jadi salah satu cara menambah informasi. Membaca buku bisa memperkaya wawasan sehingga pengetahuan kita tentang sesuatu semakin bertambah. Inilah salah satu manfaat membaca, sebagaimana dikatakan oleh praktisi atau motivator membaca.
Membaca akan membuat seseorang tidak akan kekurangan bahan saat berkomunikasi dan berdiskusi. Seorang anak yang suka baca tentu akan berbeda dengan yang tidak hobi membaca. Hal ini akan tampak dari cara berbicara, merespons orang lain, dan bagaimana menjawab sebuah permasalahan.
BACA JUGA: Perilaku Pegawai Pajak Mencederai Kepercayaan Masyarakat Wajib Pajak
Karena itu, menjadikan membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan dan mengasikkan tentu adalah hal yang perlu dilakukan. Sebagai orangtua, kita harus bisa memotivasi anak-anak agar suka membaca. Jangan biarkan anak-anak diasuh oleh gadget yang saat ini begitu diminati dan menjadi barang yang digandrungi.
Meskipun informasi bisa didapatkan dari internet, kita tidak akan bisa mengawasi terus menerus apa yang anak-anak lihat. Membiasakan anak-anak membaca buku masih lebih baik daripada mereka terus menerus bercengkrama dengan gawai di tangan.
Tugas guru, selain mengajar adalah bagaimana bisa memotivasi siswa-siswanya agar gemar membaca untuk menambah pengetahuan selain dari buku pelajaran. Karena itu, setiap sekolah seharusnya memiliki perpustakaan dengan buku-buku yang bisa menarik minat siswa. Fungsi perpustakaan harus bisa dimanfaatkan agar tidak hanya menjadi gedung pelengkap tanpa ada yang mau mengunjungi dan membaca buku-buku di dalamnya.
BACA JUGA: Alasan Sepele Ammar Zoni Mengonsumsi Narkoba yang Bisa Dijadikan Pelajaran
Upaya Pemerintah untuk memberikan bantuan buku-buku bacaan bermutu, sebagaimana tertuang dalam program Merdeka Belajar episode ke-23 yang baru-baru ini diluncurkan oleh Kemendikbudristek, setidaknya bisa menjadi jalan agar anak-anak Indonesia bisa melek literasi.
Rendahnya minat baca anak-anak, sebagaimana hasil survei Badan Pusat Statitistik (BPS) yang dilakukan pada 2012, bisa diatasi dengan pemberian buku-buku berkualitas ke sekolah-sekolah yang dipilih untuk mendapatkan bantuan.
Ana Widyastuti (2017) menyatakan, menjadikan literasi (baca-tulis) sebagai budaya, harus dilakukan sedini mungkin terutama kepada anak-anak. Sejak usia dini, anak-anak sudah harus dikenalkan dengan aktivitas membaca. Hal ini sebagaimana disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim dalam peluncuran program Merdeka Belajar Episode ke-23 beberapa waktu lalu.
Nadiem menyatakan, selama ini buku-buku bacaan masih banyak yang tidak sesuai dengan minat anak-anak. Karena itu, dalam program ini, Kemendikbudristek memilih buku-buku yang sesuai dengan jenjang dan minat.
Buku-buku bacaan yang infomatif dan menghibur seperti buku-buku pengayaan dalam bentuk fiksi, adalah salah satu jenis buku yang bisa menggugah selera baca anak. Dengan buku cerita plus ilustrasi menarik yang ada di dalamnya, anak-anak bisa lebih termotivasi untuk membaca buku di perpustakaan.
BACA JUGA: Menjawab Dilema Berkendara Jarak Jauh dengan Sepeda Motor Listrik
Manfaat Perpustakaan
Sejak dini, pikiran awam yang menyatakan bahwa membaca buku adalah kegiatan yang sia-sia harus bisa dihapus. Saatnya untuk menjadikan membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan sekaligus bisa menambah infomasi.
Perpustakaan, sebagai gudang informasi karena memuat berbagai macam jenis buku, seharusnya bisa menjadi pendamping kegiatan pembelajaran.
Tidak hanya bermanfaat untuk siswa yang bisa menjadikan buku-buku sebagai referensi buku pelajaran, guru juga bisa memanfaatkan perpustakaan sebagai pelengkap untuk melengkapi bahan-bahan mengajar. Jadi, dalam mengajar guru tidak hanya menjadikan buku mata pelajaran sebagai bahan utama, tetapi juga melengkapinya dengan literatur-literatur yang ada di perpustakaan.
Peppy Rizma (2022) dalam tulisannya berjudul 5 Fungsi Perpustakaan Sekolah yang Harus Siswa Tahu, menyatakan bahwa, perpustakaan adalah denyut jantung sekolah karena di dalamnya terdapat sumber informasi dan bisa dijadikan sebagai media pembelajaran. Manfaat perpustakaan yang sangat banyak menuntutnya untuk selalu berkembang dan bisa memenuhi kebutuhan informasi siswa.
Peppy menambahkan, selain membantu meningkatkan minat baca siswa, perpustakaan juga bisa menjadi gudang ide kreatif. Lewat buku-buku yang ada di perpustakaan, siswa bisa menemukan banyak ide untuk dijadikan bahan tulisan seperti menulis karya ilmiah, mengarang cerpen atau puisi, dan karya-karya lainnya.
Dukungan guru, keluarga, dan juga masyarakat sangat diperlukan agar program pemberian buku-buku bermutu untuk pengembangan literasi bisa berjalan dengan baik dan lancar. Tanpa dukungan penuh dari berbagai pihak, program ini tentu tidak akan bisa berjalan dengan baik.
Karena itu, guru dan pustakawan, sebagai pihak yang dekat dengan program literasi anak, harus saling mendukung dengan memotivasi siswa untuk membaca buku-buku yang bisa menambah wawasan.
*) Untung Wahyudi, penulis lepas dan pegiat literasi di Sumenep